Koalisi Perubahan Teken Piagam KPP, Pengamat: Anies Baswedan Unggul Dua Langkah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Koalisi parpol pengusung bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan belum lama ini mencapai kesepakatan yang tertuang dalam Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Piagam ditandatangani oleh semua perwakilan partai politik pengusung yaitu Partai Nasdem, PD dan PKS.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal A Budiyono menilai Piagam KPP merupakan langkah maju dari koalisi Anies yang sempat dikabarkan belum solid, tidak kompak, bahkan diprediksi akan rontok di tengah jalan.
“Faktanya, elite dari ketiga partai di KPP berhasil menyelesaikan berbagai perbedaan pandangan antar mereka, yang akhirnya dituangkan dalam piagam,” ucapnya, Sabtu (25/3/2023).
Sebelumnya, kata Zaenal sejumlah pihak memprediksi koalisi bisa saja bubar di tengah jalan. Analisa seperti itu wajar saja, karena belum ada pengikat apa pun, selain kesepakatan lisan. Hal itu juga berpotensi terjadi di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang sampai saat ini juga masih bersifat koalisi cair.
“Terbitnya Piagam KPP, Anies bisa dianggap unggul dua langkah dari capres lainnya,” kata Executive Director of Developing Countries Studies Center (DCSC-ASIA) ini.
Alasannya, pertama, tiket pencalonannya berupa Parliamentary Threshold (PT) 20% telah aman di genggaman. Kedua, ruang silaturahmi ke sejumlah daerah juga semakin luas karena selama ini sosialisasi Anies terkesan hanya ditopang Nasdem. Ke depan, dengan piagam ini maka mesin partai PD dan PKS bisa diaktifkan.
Zaenal melihat kemajuan Koalisi Perubahan ini tidak lepas dari peran penting Tim Kecil. Sebab Tim Kecil ini mampu mendorong Nasdem, PD dan PKS lebih cepat mencapai kesepakatan final, dibandingkan dengan KIB dan KKIR.
“Rahasianya ada di Tim Kecil koalisi. Sejauh ini mereka bergerak aktif dan selalu terhubung. Dari beberapa informasi yang saya dapatkan, anggota Tim Kecil bertemu setiap minggu sejak pertengahan 2022 lalu sampai sekarang, untuk merajut jalan menuju koalisi,” kata Zaenal.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal A Budiyono menilai Piagam KPP merupakan langkah maju dari koalisi Anies yang sempat dikabarkan belum solid, tidak kompak, bahkan diprediksi akan rontok di tengah jalan.
“Faktanya, elite dari ketiga partai di KPP berhasil menyelesaikan berbagai perbedaan pandangan antar mereka, yang akhirnya dituangkan dalam piagam,” ucapnya, Sabtu (25/3/2023).
Baca Juga
Sebelumnya, kata Zaenal sejumlah pihak memprediksi koalisi bisa saja bubar di tengah jalan. Analisa seperti itu wajar saja, karena belum ada pengikat apa pun, selain kesepakatan lisan. Hal itu juga berpotensi terjadi di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang sampai saat ini juga masih bersifat koalisi cair.
“Terbitnya Piagam KPP, Anies bisa dianggap unggul dua langkah dari capres lainnya,” kata Executive Director of Developing Countries Studies Center (DCSC-ASIA) ini.
Alasannya, pertama, tiket pencalonannya berupa Parliamentary Threshold (PT) 20% telah aman di genggaman. Kedua, ruang silaturahmi ke sejumlah daerah juga semakin luas karena selama ini sosialisasi Anies terkesan hanya ditopang Nasdem. Ke depan, dengan piagam ini maka mesin partai PD dan PKS bisa diaktifkan.
Zaenal melihat kemajuan Koalisi Perubahan ini tidak lepas dari peran penting Tim Kecil. Sebab Tim Kecil ini mampu mendorong Nasdem, PD dan PKS lebih cepat mencapai kesepakatan final, dibandingkan dengan KIB dan KKIR.
“Rahasianya ada di Tim Kecil koalisi. Sejauh ini mereka bergerak aktif dan selalu terhubung. Dari beberapa informasi yang saya dapatkan, anggota Tim Kecil bertemu setiap minggu sejak pertengahan 2022 lalu sampai sekarang, untuk merajut jalan menuju koalisi,” kata Zaenal.