Para Manusia Tegar untuk Dedikasi yang Tak Berujung demi Membangun SDM
loading...
A
A
A
Baca juga: Ciptakan Siswa Mandiri lewat Bertani Memanfaatkan Lahan
Diakui perempuan yang penuh semangat ini, tak ada perjuangan yang mudah diraih. Menurutnya, asal ada kemauan dan tekad, semua akan bisa diraih.
"Jadi kalau memang sudah niat, kita jalan terus. Saya sudah punya niat dari Sulawesi tadi, pokoknya apa pun yang terjadi, saya akan mengabdi sesuai dengan keahlian yang saya miliki," jelasnya.
"Bahwa kita harus berusaha, jangan terpaku kepada keahlian yang tidak bisa kita kembangkan. Banyak tenaga pengajar di daerah yang terjauh, tenaga pengajarnya tamatan SMA, tidak ada orang yang mau ke sana. Karena aksesnya itu, kesulitan dalam kesehatan, faskes. Saat ini yang ada di sini sudah lumayan, ada rumah sakit, apotek," jelasnya.
![Para Manusia Tegar untuk Dedikasi yang Tak Berujung demi Membangun SDM]()
Perpustakaan SDN 004 Long Iram. Foto/SINDOnews
Ketika ditanya mengenai kendala bagi guru-guru yang ingin mengabdi karena faktor faskes dan sebagainya, dia mengiyakannya. Namun dia berharap para putra-putri daerah mau mengabdikan dirinya untuk daerahnya.
"Ada faktor itu, faskes kesehatan. Tapi saya yakin, kalau orang yang berdomisili di situ dengan harapan Pemerintah Kutai Barat bisa bermitra dengan universitas mana, untuk memanfaatkan SDM lokal yang tinggal di daerah itu. Tidak mungkin dia menolak lagi, kalau itu mereka perhatikan, saya yakin mereka tidak akan menolak," kata Agustinus.
Baca juga: Lestarikan Budaya Lokal dengan Mengenalkan Lagu dan Kesenian Daerah
Hal ini ditegaskan Agustina, agar pendidikan di daerah, terutamannya di wilayah pedalaman bisa mengejar ketertinggalan di kota.
"Supaya kami yang ada di pedalaman ini diperhatikan tidak jauh beda dengan yang ada di kota, supaya pendidikan itu merata," tandasnya.
"Sehingga kita ini, saya sebagai guru sangat bingung juga yang mana harus kita terapkan, yang mana harus dilaksanakan. Sehingga di bawah ini terutama kami, ada beberapa kampung itu sinyal internetnya susah," kata Deny.
"Jadi kalau harus terima transfer data, download itu agak kesusahan. Kalau yang seputar kecamatan, di Long Iram ini memang sinyalnya masih kencang," tambahnya.
Diakui perempuan yang penuh semangat ini, tak ada perjuangan yang mudah diraih. Menurutnya, asal ada kemauan dan tekad, semua akan bisa diraih.
"Jadi kalau memang sudah niat, kita jalan terus. Saya sudah punya niat dari Sulawesi tadi, pokoknya apa pun yang terjadi, saya akan mengabdi sesuai dengan keahlian yang saya miliki," jelasnya.
Bertahan di Daerah Pedalaman
Ketika ditanya apa yang membuatnya bisa bertahan di daerah pedalaman tersebut, jawaban perempuan setengah baya ini cukup menyentak dan memberikan suntikan semangat bagi kaum muda untuk bisa mengabdi kepada daerahnya."Bahwa kita harus berusaha, jangan terpaku kepada keahlian yang tidak bisa kita kembangkan. Banyak tenaga pengajar di daerah yang terjauh, tenaga pengajarnya tamatan SMA, tidak ada orang yang mau ke sana. Karena aksesnya itu, kesulitan dalam kesehatan, faskes. Saat ini yang ada di sini sudah lumayan, ada rumah sakit, apotek," jelasnya.

Perpustakaan SDN 004 Long Iram. Foto/SINDOnews
Ketika ditanya mengenai kendala bagi guru-guru yang ingin mengabdi karena faktor faskes dan sebagainya, dia mengiyakannya. Namun dia berharap para putra-putri daerah mau mengabdikan dirinya untuk daerahnya.
"Ada faktor itu, faskes kesehatan. Tapi saya yakin, kalau orang yang berdomisili di situ dengan harapan Pemerintah Kutai Barat bisa bermitra dengan universitas mana, untuk memanfaatkan SDM lokal yang tinggal di daerah itu. Tidak mungkin dia menolak lagi, kalau itu mereka perhatikan, saya yakin mereka tidak akan menolak," kata Agustinus.
Baca juga: Lestarikan Budaya Lokal dengan Mengenalkan Lagu dan Kesenian Daerah
Hal ini ditegaskan Agustina, agar pendidikan di daerah, terutamannya di wilayah pedalaman bisa mengejar ketertinggalan di kota.
"Supaya kami yang ada di pedalaman ini diperhatikan tidak jauh beda dengan yang ada di kota, supaya pendidikan itu merata," tandasnya.
Susahnya Sinyal Internet
Sementara Deny Liongson, guru kelas di SD 003 Long Iram mengungkapkan, sulitnya sinyal internet di pedalaman. Hal itu diungkapkan menyampaikan keluhan para guru di pelosok yang kesulitan saat harus men-download kurikulum pendidikan yang kerap berubah secara cepat."Sehingga kita ini, saya sebagai guru sangat bingung juga yang mana harus kita terapkan, yang mana harus dilaksanakan. Sehingga di bawah ini terutama kami, ada beberapa kampung itu sinyal internetnya susah," kata Deny.
"Jadi kalau harus terima transfer data, download itu agak kesusahan. Kalau yang seputar kecamatan, di Long Iram ini memang sinyalnya masih kencang," tambahnya.
Lihat Juga :