BMKG: Fenomena Borneo Vorteks Jadi Penyebab Cuaca Ekstrem di Natuna

Jum'at, 10 Maret 2023 - 07:32 WIB
loading...
BMKG: Fenomena Borneo Vorteks Jadi Penyebab Cuaca Ekstrem di Natuna
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan fenomena Borneo Vorteks menjadi penyebab cuaca ekstrem di Natuna yang memicu terjadinya longsor di daerah tersebut. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan fenomena Borneo Vorteks menjadi salah satu penyebab cuaca ekstrem. Hal itu memicu terjadinya bencana longsor di Pulau Serasan, Natuna pada 6 Maret 2023 lalu.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan fenomena Borneo Vorteks ini diakibatkan adanya Monsun Asia dimana angin yang membawa hujan ditambah dengan terjadinya sirkulasi siklonik yang mengakibatkan pusaran yang cukup tinggi dan membentuk awan-awan hujan di wilayah Natuna.

“Jadi dari Monsun dari arah utara atau dari arah Asia merupakan angin yang membawa hujan. Jadi tidak berarti terus menjadikan bencana, tidak ada bencana pun angin itu terus bergerak, itulah yang membawa musim hujan di wilayah Indonesia,” ungkap Dwikorita, Jumat (10/3/2023).


“Nah, sekarang apa yang mengakibatkan ini menjadi ekstrem? Selain ada angin tadi sebetulnya angin itu sebetulnya tidak harus menjadikan bencana, adalah terjadinya sirkulasi siklonik yang mengakibatkan pusarannya yang cukup tinggi dan mengakibatkan pembentukan awan-awan hujan sangat intensif dan sirkulasi siklonik ini berada di wilayah utara barat laut ya, di bagian utara barat laut dan bergerak ini. Ini yang disebut sebagai Borneo Vorteks, dia semacam pusaran itu yang kejadiannya tidak selalu,” jelas Dwikorita.

Fenomena Borneo Vorteks ini juga pernah menjadi pemicu terjadinya hujan ekstrem penyebab banjir di wilayah Kalimantan Barat. Dwikorita pun menegaskan pihaknya telah memberikan peringatan dini cuaca ekstrem sejak 28 Februari 2023 sebelum kejadian bencana longsor di Serasan, Natuna pada 6 Maret 2023.



“BMKG terus memonitor perkembangan cuaca dan berikan prakiraan serta peringatan dini. Sebagaimana yang terjadi bencana pada 6 Maret, sejak 28 Februari dan disampaikan peringatan dini beberapa kali setiap hari. Kemudian setelah terjadi bencana pun ada beberapa peringatan dini,” katanya.

Untuk mendukung pencarian korban akibat longsor di Natuna, pihaknya bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BRIN, juga TNI AU akan melaksanakan operasi teknologi modifikasi cuaca. “Kami upayakan agar hujan dapat dialihkan, tidak pada lokasi yang sedang dilakukan pencarian korban,” tandasnya.

(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1893 seconds (0.1#10.140)