Generasi Milenial Penting Dibekali Ideologi Pancasila
loading...
A
A
A
JAKARTA - Instruktur Pendidikan Kader Penggerak Nahdatul Ulama (PKPNU) Nasional Adnan Anwar menyatakan, radikalisme dan terorisme harus dicegah sedini mungkin. Hal ini penting karena bangsa Indonesia memiliki agenda besar mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Indonesia memerlukan arah transformasi yang jelas dan itu mendesak di waktu sekarang ini, terutama untuk kebangkitan nanti pada tahun 2045 yaitu usia satu abad Indonesia," katanya di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Menurut Adnan, untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka perlu penyiapan generasi muda unggul, yang menjunjung tinggi budaya dan karakter toleran, antikekerasan, dan mencintai bangsa. Setidaknya ada 5 nilai transformasi yang bisa ditanamkan, yakni transformasi wawasan kebangsaan, revitalisasi nilai-nilai Pancasila, transformasi moderasi beragama, transformasi akar kebudayaan bangsa, dan transformasi pembangunan kesejahteraan.
"Generasi milenial harus kita prioritaskan ya, karena jumlahnya sudah hampir 60% lebih dalam demografi kita. Mereka ini generasi yang mengambang, mengalami floating mesh, mereka adalah generasi yang berhadapan langsung dengan keterbukaan di semua bidang. Hal ini sangat mengubah karakter dan perilaku dasar generasi milenial," kata Cak Adnan, sapaan akrab Adnan Anwar.
Jika generasi milenial tidak dibekali ideologi Pancasila, maka bisa mengancam terhadap persatuan dan keutuhan bangsa ke depan. Apalagi bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, dan budaya. Para generasi milenial harus diberikan pemahaman bahwa keberagaman adalah sebuah keniscayaan.
"Tapi syaratnya dalam memberikan vaksinasi ideologi harus dibarengi dengan berbagai macam kegiatan bagi masyarakat. Program populis seperti penguatan ekonomi, keadilan sosial, dan penguatan SDM juga harus dilakukan secara bersama-sama," kata Direktur Panata Dipantara ini.
Transformasi harus dibangun di semua lini, dari pemerintah awah hingga atas, lembaga pendidikan, ormas, dan lingkungan keluarga.
"Setelah para pemimpi memiliki arah yang sama dan sepakat dengan transformasi, maka masyarakat akan mengikuti, karena masyarakat kita cenderung Tut Wuri Handayani, yaitu rakyat yang akan mencontoh pemimpinnya. dan tentunya kesempatan ini digunakan untuk ditiru masyarakat terhadap perilaku pemimpin kita," ujarnya.
Mantan Wasekjen PBNU ini optimistis penanaman 5 nilai transformasi yang diusung Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mampu mengembalikan karakter bangsa yang berbudi luhur dan antikekerasan menuju bangsa yang unggul.
"Saya kira bangsa ini masih bisa mengalami titik balik untuk menjadi negara besar dalam membangun peradaban yang besar dan negara yang berpengaruh di seluruh dunia. Jadi masih sangat bisa sekali karena kultur kita, budaya kita, masyarakat kita, ekonomi kita, dan geopolitik kita itu masih cukup lumayan utuh," kata Cak Adnan.
"Indonesia memerlukan arah transformasi yang jelas dan itu mendesak di waktu sekarang ini, terutama untuk kebangkitan nanti pada tahun 2045 yaitu usia satu abad Indonesia," katanya di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Menurut Adnan, untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka perlu penyiapan generasi muda unggul, yang menjunjung tinggi budaya dan karakter toleran, antikekerasan, dan mencintai bangsa. Setidaknya ada 5 nilai transformasi yang bisa ditanamkan, yakni transformasi wawasan kebangsaan, revitalisasi nilai-nilai Pancasila, transformasi moderasi beragama, transformasi akar kebudayaan bangsa, dan transformasi pembangunan kesejahteraan.
"Generasi milenial harus kita prioritaskan ya, karena jumlahnya sudah hampir 60% lebih dalam demografi kita. Mereka ini generasi yang mengambang, mengalami floating mesh, mereka adalah generasi yang berhadapan langsung dengan keterbukaan di semua bidang. Hal ini sangat mengubah karakter dan perilaku dasar generasi milenial," kata Cak Adnan, sapaan akrab Adnan Anwar.
Jika generasi milenial tidak dibekali ideologi Pancasila, maka bisa mengancam terhadap persatuan dan keutuhan bangsa ke depan. Apalagi bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, dan budaya. Para generasi milenial harus diberikan pemahaman bahwa keberagaman adalah sebuah keniscayaan.
"Tapi syaratnya dalam memberikan vaksinasi ideologi harus dibarengi dengan berbagai macam kegiatan bagi masyarakat. Program populis seperti penguatan ekonomi, keadilan sosial, dan penguatan SDM juga harus dilakukan secara bersama-sama," kata Direktur Panata Dipantara ini.
Transformasi harus dibangun di semua lini, dari pemerintah awah hingga atas, lembaga pendidikan, ormas, dan lingkungan keluarga.
"Setelah para pemimpi memiliki arah yang sama dan sepakat dengan transformasi, maka masyarakat akan mengikuti, karena masyarakat kita cenderung Tut Wuri Handayani, yaitu rakyat yang akan mencontoh pemimpinnya. dan tentunya kesempatan ini digunakan untuk ditiru masyarakat terhadap perilaku pemimpin kita," ujarnya.
Mantan Wasekjen PBNU ini optimistis penanaman 5 nilai transformasi yang diusung Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mampu mengembalikan karakter bangsa yang berbudi luhur dan antikekerasan menuju bangsa yang unggul.
"Saya kira bangsa ini masih bisa mengalami titik balik untuk menjadi negara besar dalam membangun peradaban yang besar dan negara yang berpengaruh di seluruh dunia. Jadi masih sangat bisa sekali karena kultur kita, budaya kita, masyarakat kita, ekonomi kita, dan geopolitik kita itu masih cukup lumayan utuh," kata Cak Adnan.
(abd)