Nasaruddin Umar Ajak Setiap Agama Dukung Pelaksanaan Pemilu yang Damai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Pelaksana Panitia Program Talkshow dan Warung Kerukunan Lintas Agama Indonesia Bangkit, Prof Dr KH Nasaruddin Umar meminta agar semua pihak menghindari pernyataan tendensius politik praktis dalam kehidupan antar umat beragama.
Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutan penandatanganan kesepakatan atau MOU Program Talkshow dan Warung Kerukunan 'Lintas Agama Indonesia Bangkit' yang dilaksanakan di MNC Conference Hall, Gedung Inews Tower, Kebon Sirih Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2023).
"Para petinggi agama harus memastikan agar demokrasi tidak kebablasan, di sini peran kita sebagai umat beragama. Jangan terlalu royal menggunakan kitab suci dalam pernyataan politik praktis jangka pendek, bukan berarti tidak boleh menggunakan istilah agama dalam kegiatan berpolitik, asal dalam batas wajar, jangan tendensius, atau sampai menciderai demokrasi itu sendiri," ujar Nasaruddin.
Dia berharap dengan semakin banyaknya program kerukunan antar umat beragama yang hadir di tengah masyarakat salah satunya melalui program Talkshow dan Warung Kerukunan Lintas Agama Indonesia Bangkit dapat membawa pencerahan bagi warga untuk tetap hidup rukun di tengah perbedaan.
"Kita sudah punya bahasa satu, jadi partisipasi aktif umat beragama ini memberikan dukungan untuk program Indonesia Maju dan mengeliminasi kegiatan yang sifatnya bisa membangkitkan emosi negatif antar warga bangsa dengan menggunakan bahasa-bahasa agama. Bagaimana politik aliran indentitas tidak mengemuka, pesta demokrasi kita dukung berlangsung damai," jelas dia.
Menjelang pesta demokrasi Pemilu 2024, Nasaruddin menyebutkan bahwa setiap agama harus mendukung pelaksanaan pemilu atau demokrasi yang damai. "Demokrasi lambang kemerdekaan kemanusiaan. Lawan demokrasi adalah otoriter atau tekanan. Para pemuka agama memberikan warning system kepada pihak yang melakukan politik praktis," ucapnya.
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta tersebut juta menyebutkan sesungguhnya orang beriman bersaudara dan tertuang secara eksplisit di Al-Qur'an.
"Orang beragama itu pasti beriman sehingga solidaritas ini amat penting. Jadi kita tidak seperti wasit mana agama yang benar. Kita memberikan kebebasan bagi umat manusia untuk menganut agama mereka masing-masing," kata Nasaruddin.
Pihaknya mengapresiasi Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) yang mendukung pelaksanaan program Talkshow dan Warung Kerukunan Lintas Agama Indonesia Bangkit.
"Saat ini sangat sedikit konten kerukunan antar umat beragama di media. Kita sangat bangga Pak HT memberikan ruang bagi para pemuka agama untuk tampil, itu memberikan kontribusi bagi para pemuka agama. Pelan tapi pasti, kalau pertemuan seperti ini sering, ada energi positif yang bisa kita tebarkan kemana-mana. Tentunya kita ke depan berharap Indonesia bisa menjadi teladan dalam kerukunan hidup antar umat beragama," pungkas Nasaruddin.
Dalam kesempatan tersebut juga turut hadir perwakilan masing-masing antar umat beragama di antaranya yakni Ketua Umum Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mrg Antonius Subianto Bunjamin, OSC; Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom, S.Th; Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayjend TNI (Purn) Wisnu Bewa Tenaya.
Ketua Umum Majelis Umat Buddha Theravada Indonesia Bhikku Sannano Darmawan; Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Xs Ir Budi S Tanuwibowo, MM.
Kemudian di puncak acara perwakilan umat beragama membacakan enam poin ikrar kerukunan lintas agama untuk keselamatan bangsa, yakni:
1. Menjunjung tinggi kerukunan umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
2. Memelihara perdamaian, persaudaraan, dan toleransi antar umat beragama dalam ikatan Bhineka Tunggal Ika.
3. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan merawat keharmonisan umat dalam kedamaian hidup berdampingan.
4. Memelihara keberagaman serta saling melindungi semua agama dan kepercayaan secara utuh dan sungguh-sungguh.
5. Menjadikan bumi sebagai rumah bersama yang penuh kasih sayang dan menjadi umat teladan bagi kehidupan manusia.
6. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, cerdas, dan sejahtera.
Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutan penandatanganan kesepakatan atau MOU Program Talkshow dan Warung Kerukunan 'Lintas Agama Indonesia Bangkit' yang dilaksanakan di MNC Conference Hall, Gedung Inews Tower, Kebon Sirih Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2023).
"Para petinggi agama harus memastikan agar demokrasi tidak kebablasan, di sini peran kita sebagai umat beragama. Jangan terlalu royal menggunakan kitab suci dalam pernyataan politik praktis jangka pendek, bukan berarti tidak boleh menggunakan istilah agama dalam kegiatan berpolitik, asal dalam batas wajar, jangan tendensius, atau sampai menciderai demokrasi itu sendiri," ujar Nasaruddin.
Dia berharap dengan semakin banyaknya program kerukunan antar umat beragama yang hadir di tengah masyarakat salah satunya melalui program Talkshow dan Warung Kerukunan Lintas Agama Indonesia Bangkit dapat membawa pencerahan bagi warga untuk tetap hidup rukun di tengah perbedaan.
"Kita sudah punya bahasa satu, jadi partisipasi aktif umat beragama ini memberikan dukungan untuk program Indonesia Maju dan mengeliminasi kegiatan yang sifatnya bisa membangkitkan emosi negatif antar warga bangsa dengan menggunakan bahasa-bahasa agama. Bagaimana politik aliran indentitas tidak mengemuka, pesta demokrasi kita dukung berlangsung damai," jelas dia.
Menjelang pesta demokrasi Pemilu 2024, Nasaruddin menyebutkan bahwa setiap agama harus mendukung pelaksanaan pemilu atau demokrasi yang damai. "Demokrasi lambang kemerdekaan kemanusiaan. Lawan demokrasi adalah otoriter atau tekanan. Para pemuka agama memberikan warning system kepada pihak yang melakukan politik praktis," ucapnya.
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta tersebut juta menyebutkan sesungguhnya orang beriman bersaudara dan tertuang secara eksplisit di Al-Qur'an.
"Orang beragama itu pasti beriman sehingga solidaritas ini amat penting. Jadi kita tidak seperti wasit mana agama yang benar. Kita memberikan kebebasan bagi umat manusia untuk menganut agama mereka masing-masing," kata Nasaruddin.
Pihaknya mengapresiasi Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) yang mendukung pelaksanaan program Talkshow dan Warung Kerukunan Lintas Agama Indonesia Bangkit.
"Saat ini sangat sedikit konten kerukunan antar umat beragama di media. Kita sangat bangga Pak HT memberikan ruang bagi para pemuka agama untuk tampil, itu memberikan kontribusi bagi para pemuka agama. Pelan tapi pasti, kalau pertemuan seperti ini sering, ada energi positif yang bisa kita tebarkan kemana-mana. Tentunya kita ke depan berharap Indonesia bisa menjadi teladan dalam kerukunan hidup antar umat beragama," pungkas Nasaruddin.
Dalam kesempatan tersebut juga turut hadir perwakilan masing-masing antar umat beragama di antaranya yakni Ketua Umum Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mrg Antonius Subianto Bunjamin, OSC; Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom, S.Th; Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayjend TNI (Purn) Wisnu Bewa Tenaya.
Ketua Umum Majelis Umat Buddha Theravada Indonesia Bhikku Sannano Darmawan; Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Xs Ir Budi S Tanuwibowo, MM.
Kemudian di puncak acara perwakilan umat beragama membacakan enam poin ikrar kerukunan lintas agama untuk keselamatan bangsa, yakni:
1. Menjunjung tinggi kerukunan umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
2. Memelihara perdamaian, persaudaraan, dan toleransi antar umat beragama dalam ikatan Bhineka Tunggal Ika.
3. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan merawat keharmonisan umat dalam kedamaian hidup berdampingan.
4. Memelihara keberagaman serta saling melindungi semua agama dan kepercayaan secara utuh dan sungguh-sungguh.
5. Menjadikan bumi sebagai rumah bersama yang penuh kasih sayang dan menjadi umat teladan bagi kehidupan manusia.
6. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, cerdas, dan sejahtera.
(kri)