Dijodohkan dengan Anies di Pilpres 2024, Sandi: Kami Sekarang Berbeda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno merespons niatan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjodohkannya dengan bakal calon presiden Anies Baswedan untuk Pilpres 2024. Sandi mengapresiasi aspirasi masyarakat tersebut.
Hanya saja, keputusan terkait penetapan capres dan cawapres dalam pilpres berada di partai politik. Maka itu, Sandi sebagai kader Partai Gerindra mengaku menyerahkan semua keputusan kepada partai politik (parpol) maupun para pimpinan parpol.
"Dunia politik itu dinamis ya, tapi sekarang ini kan tentunya dalam kontestasi demokrasi yang sudah memasuki tahapan selanjutnya, partai politik mulai menyiapkan dan aspirasi-aspirasi itu bisa tentunya kita apresiasi," kata Sandi ketika menghadiri East Indonesia Tourism and Invesment Summit 2023 di Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat (3/3/2023).
"Dan tentunya para pimpinan partai politik itu yang akan menentukan bagaimana respons masyarakat," sambungnya.
Sandi mengakui dirinya dan Anies pernah berdampingan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017. Ketika itu, keduanya berhasil menang dan berdampingan memimpin Ibu Kota.
Namun, lima tahun berselang, Sandi mengaku berbeda tugas dengan Anies. Kini, Sandi bekerja memimpin Kemenparekraf di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sedangkan Anies berada di Koalisi Perubahan yang digagas Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. "Saya pernah bermitra dengan Pak Anies pada saat Pilgub 2017, dan menuai hasil yang positif, namun kami sekarang berbeda tugas," ujar Sandi.
"Saya ini di kementerian di bawah Bapak Presiden Jokowi dan partai di bawah Pak Prabowo, kami mengusung konsep keberlanjutan dan percepatan pembangunan," jelasnya.
Konsep tersebut, dijelaskan Sandiaga Uno difokuskan kepada keberlanjutan sekaligus percepatan pembangunan yang telah dilakukan selama era kepemimpinan Jokowi sehingga kebijakan serta pembangunan yang telah berjalan sejak delapan tahun belakangan dapat tuntas terselesaikan.
"Jadi tentunya dengan narasi yang diusung itu adalah narasi bagaimana pembangunan yang sudah dilakukan delapan tahun lebih ini bisa percepat, bukan kita ubah, tapi justru kita akselerasi, bukan kita ganti arahnya," ungkapnya.
"Tapi justru kita perkuat dengan capaian-capaian yang lebih bisa dirasakan oleh masyarakat, terutama mengenai masalah ekonomi, bagaimana lapangan kerja bisa kita ciptakan dan juga harga-harga bahan pokok bisa kita jangkau, bagaimana kita bisa memberikan solusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat, itu yang menjadi concern (perhatian) saya," pungkasnya.
Hanya saja, keputusan terkait penetapan capres dan cawapres dalam pilpres berada di partai politik. Maka itu, Sandi sebagai kader Partai Gerindra mengaku menyerahkan semua keputusan kepada partai politik (parpol) maupun para pimpinan parpol.
"Dunia politik itu dinamis ya, tapi sekarang ini kan tentunya dalam kontestasi demokrasi yang sudah memasuki tahapan selanjutnya, partai politik mulai menyiapkan dan aspirasi-aspirasi itu bisa tentunya kita apresiasi," kata Sandi ketika menghadiri East Indonesia Tourism and Invesment Summit 2023 di Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat (3/3/2023).
Baca Juga
"Dan tentunya para pimpinan partai politik itu yang akan menentukan bagaimana respons masyarakat," sambungnya.
Sandi mengakui dirinya dan Anies pernah berdampingan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017. Ketika itu, keduanya berhasil menang dan berdampingan memimpin Ibu Kota.
Namun, lima tahun berselang, Sandi mengaku berbeda tugas dengan Anies. Kini, Sandi bekerja memimpin Kemenparekraf di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sedangkan Anies berada di Koalisi Perubahan yang digagas Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. "Saya pernah bermitra dengan Pak Anies pada saat Pilgub 2017, dan menuai hasil yang positif, namun kami sekarang berbeda tugas," ujar Sandi.
"Saya ini di kementerian di bawah Bapak Presiden Jokowi dan partai di bawah Pak Prabowo, kami mengusung konsep keberlanjutan dan percepatan pembangunan," jelasnya.
Konsep tersebut, dijelaskan Sandiaga Uno difokuskan kepada keberlanjutan sekaligus percepatan pembangunan yang telah dilakukan selama era kepemimpinan Jokowi sehingga kebijakan serta pembangunan yang telah berjalan sejak delapan tahun belakangan dapat tuntas terselesaikan.
"Jadi tentunya dengan narasi yang diusung itu adalah narasi bagaimana pembangunan yang sudah dilakukan delapan tahun lebih ini bisa percepat, bukan kita ubah, tapi justru kita akselerasi, bukan kita ganti arahnya," ungkapnya.
"Tapi justru kita perkuat dengan capaian-capaian yang lebih bisa dirasakan oleh masyarakat, terutama mengenai masalah ekonomi, bagaimana lapangan kerja bisa kita ciptakan dan juga harga-harga bahan pokok bisa kita jangkau, bagaimana kita bisa memberikan solusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat, itu yang menjadi concern (perhatian) saya," pungkasnya.
(rca)