Kisah Jenderal Suprapto yang Pernah Melawan Pasukan Jepang dan Inggris

Senin, 27 Februari 2023 - 19:51 WIB
loading...
A A A
Ketika bertugas di Medan, tanggung jawabnya sangatlah berat. Ketika itu, pemberontakan PRRI/Permesta dalam tahap akhir penyelesaian dan Suprapto bekerja keras untuk menjaga peristiwa tersebut agar tidak terulang.

Baca juga : Kisah Jenderal Sudirman, Santri yang Jadi Panglima Besar

Dengan adanya hal tersebut Suprapto mengupayakan untuk merangkul para perwira yang terlibat dalam PRRI, yang notabene merupakan veteran perang kemerdekaan. Uapayanya tersebut berhasil meredam potensi munculnya ketegangan.

Pada Juli 1962, Suprapto kemudian ditarik ke Jakarta untuk menjadi Deputi II/Administrasi Menpangad. Kenaikan tersebut sekaligus menaikan pangkatnya menjadi mayor jenderal pada Juli 1963.

Dalam jabatan tersebut, dirinya tak hanya berkutat dalam memperbaiki administrasi saja, melainkan aktif pulada dalam urusan menangkis serangan-serangan PKI dalam pentas perpolitikan Nasional.

Suprapto merupakan seorang perwira TNI yang vokal dalam seminar Angkatan Darat yang dihelat Letjen A. Yani di Bandung (3-9 April 1965) untuk mereorientasi posisi politik AD yang kemudian melahirkan doktrin Tri Ubaya Cakti.

Namun semua jabatan dan pangkatnya berakhir ketika pada 1 Oktober 1965 dini hari, Suprapto diculik oleh 19 anggota pasukan kawal kehormatan Tjakrabirawa yang dipimpin oleh Serka Sulaiman dan Serda Sukiman.

Suprapto gugur ditembak paginya. Pada tanggal 4 Oktober 1965 jenazah Suprapto diangkat dari sumur tua di Desa Lubang Buaya, Jakarta Timur. Bertepatan dengan Hari ABRI, jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
(bim)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2047 seconds (0.1#10.140)