Seni Mengelola Emosi

Senin, 27 Februari 2023 - 07:58 WIB
loading...
Seni Mengelola Emosi
Seni Mengelola Emosi
A A A
Sam Edy Yuswanto
Penulis lepas, mukim di Kebumen

Sebagian orang mungkin mengira emosi adalah sesuatu yang negatif dan harus dihindari. Pemahaman semacam ini tentu dapat dimaklumi. Karena bisa jadi emosi hanya dianggap sesuatu yang berkaitan erat dengan perilaku-perilaku negatif, seperti rasa marah yang dilampiaskan secara menggebu-gebu, sehingga dampaknya akan merugikan diri sendiri dan juga orang-orang yang ada di sekitarnya.

Bicara tentang emosi, dalam buku ini dijelaskan bahwa secara umum emosi yang terdapat dalam diri manusia terbagi menjadi dua, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif adalah emosi yang mampu menghadirkan perasaan positif terhadap seseorang yang mengalaminya.

Seorang tokoh ternama, Napoleon Hill, menyatakan bahwa terdapat tujuh emosi yang termasuk dalam emosi positif, yaitu hasrat, keyakinan, cinta, seks, harapan, romansa, dan antusiasme. Ketujuh emosi tersebut merupakan jenis emosi yang paling dominan, kuat, dan paling umum digunakan dalam usaha kreatif. Jenis emosi ini bisa menunjang keberhasilan karier dan dianggap tidak merugikan orang lain. Seberapa besar keberhasilan dari energi positif ini tergantung dari batas kewajaran yang digunakannya.

Sementara itu, emosi negatif merupakan emosi yang selalu identik dengan perasaan tidak menyenangkan dan dapat mengakibatkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya. Biasanya, emosi negatif ini berada di luar batas kewajaran, seperti marah-marah yang tidak terkendali, berkelahi, menangis meraung-raung, tertawa keras dan terbahak-bahak, bahkan timbulnya tindakan kriminal.

Umumnya, emosi negatif menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu orang yang mengalaminya, bahkan berdampak kepada orang lain dan masyarakat secara luas (halaman 24). Coky Aditya Z menguraikan, emosi negatif merupakan kodrat alami manusia yang ditetapkan sebagai bagian integral bagi eksistensi kehidupan manusia.

Meskipun demikian, menurut Priatno H Martokoesoemo, emosi negatif yang intens, baik yang meluap ke dalam pikiran sadar ataupun yang terus terpendam dalam pikiran bawah sadar, dapat tetap memicu LoSA (Law of Spritual Attraction) untuk hal-hal yang negatif. Jika hal ini tidak diproses dengan baik, emosi-emosi negatif tersebut akan mengganggu aktivitas-aktivitas positif Anda.

Bagaimana cara menghadapi emosi negatif yang bersemayam dalam diri kita? Pertanyaan semacam ini mungkin pernah terbetik di benak banyak orang. Hal ini sangatlah wajar, karena setiap orang pernah berhadapan pada situasi-situasi yang membuatnya terpicu oleh rasa amarah atau kesal pada seseorang sehingga membuatnya selalu ingin meluapkan amarahnya tersebut.

Salah satu cara mengelola emosi negatif adalah berusaha mengendalikan diri dan mengingat-ingat berbagai dampak buruk yang kerap ditimbulkan dari pelampiasan emosi negatif tersebut. Dampak buruk yang dimaksudkan misalnya terputusnya hubungan pertemanan atau persaudaraan dan menurunnya ketahanan tubuh sehingga rentan terserang virus penyakit.

Tidak sedikit orang yang menyesal setelah melakukan tindakan fatal, seperti mengamuk atau merusak sesuatu yang dipicu oleh kemarahan yang tak terkendali. Terkadang, pelakunya sendiri tidak mengerti mengapa ia dapat melakukan tindakan yang tak pantas tersebut. Oleh karena itu, marah merupakan salah satu bentuk emosi yang harus diwaspadai (halaman 48).

Hal yang selanjutnya penting kita waspadai bahwa emosi negatif dapat merangsang munculnya virus penyakit. Dalam buku ini diungkapkan, banyak penelitian medis yang telah membuktikan bahwa erat kaitannya antara sifat suka marah terhadap kesehatan seseorang. Mulai dari darah tinggi, jantung, hingga stroke, semuanya adalah konsekuensi logis dari orang yang gampang tersulut emosinya.

Dampak negatif marah terhadap jantung adalah sebuah fakta yang tidak bisa dibantah lagi. Sebuah penelitian di AS menunjukkan bahwa pria yang bertemperamen keras lebih sering mengalami sakit jantung dini dibanding pria yang lebih kalem.

Studi yang melibatkan lebih dari seribu responden ini juga mengungkapkan fakta bahwa orang yang selalu dalam situasi marah, mudah tersinggung, dan tertekan akan cenderung mengalami peningkatan risiko gangguan jantung sampai tiga kali lipat (halaman 56).

Sementara itu, Dr Elaine Eaker, pimpinan peneliti dan presiden Eaker Epidemiology Enterprises, mengemukakan bahwa marah dapat membantu percepatan pembuatan atrial fibrillation yang berpengaruh pada percepatan denyut jantung. Atrial fibrillation inilah yang dapat memicu timbulnya stroke karena dua rahang dalam jantung menjadi kewalahan memompa darah keluar (halaman 57).

Kesimpulannya, mengelola emosi dengan baik dan bijak harus diupayakan oleh setiap orang. Mengendalikan emosi, sebagaimana dipaparkan Coky Aditya Z, tidak berarti menekan emosi yang Anda alami ke dalam alam bawah sadar, yaitu dengan mengabaikan atau menganggap emosi tersebut tidak ada.

Anda harus mengakui keberadaan emosi-emosi yang ada dalam hati tanpa harus mengekspresikannya begitu saja. Anda perlu mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat diterima oleh hati, akal, dan lingkungan tempat Anda hidup. Sebagai penutup, buku genre psikologi ini sangat layak dibaca dan semoga dapat membantu para pembaca dalam mengelola emosi secara bijaksana.

Judul Buku : Seni Sederhana Menaklukkan Negative Vibes

Penulis : Coky Aditya Z.

Penerbit : Noktah

Cetakan : I, 2023

Tebal : 184 halaman

ISBN : 978-623-6175-38-5
(hdr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1528 seconds (0.1#10.140)