PKS, Nasdem, dan Demokrat Usung Anies Baswedan Nyapres 2024, Siapa Ketiban Untung?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nasdem, dan Demokrat mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju ke Pilpres 2024. Ketiga partai politik (parpol) itu menggagas Koalisi Perubahan untuk Pilpres 2024 .
Nasdem mendeklarasikan Anies sebagai bakal calon presiden (capres) 2024 pada Senin, 3 Oktober 2022. Sedangkan PKS mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Februari 2023.
"Musyawarah Majelis Syura VIII PKS telah memutuskan bahwa Partai Keadilan Sejahtera secara resmi mengusung Saudara Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden Republik Indonesia pada pemilihan umum presiden tahun 2024," ujar Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam sambutannya.
Adapun Demokrat melalui Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah menyatakan dukungannya untuk Anies maju sebagai capres 2024. Penegasan AHY disampaikan usai melakukan pertemuan selama sekitar dua jam dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
"Kami dalam tahapan finalisasi bahwa ketiga parpol bisa duduk bersama dalam prinsip besar, semakin intensif komunikasi menjalin chemistry dengan Anies Baswedan," ujar AHY dalam jumpa pers usai pertemuan dengan Paloh di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Rabu, 22 Februari 2023.
AHY menilai Demokrat tidak perlu lagi deklarasi dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024. Menurut dia, hal itu sudah cukup dilakukan dengan memberikan pernyataan resmi.
AHY mengatakan, Demokrat hanya tinggal menunggu Koalisi Perubahan terwujud. "Kan sudah, sudah kami sampaikan bahwa sikap Partai Demokrat sangat jelas (mengusung Anies sebagai bacapres)," kata AHY ditemui usai hadiri acara Haul ke-12 KH Zainuddin MZ di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2023) malam.
Sementara itu, Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menjelaskan bahwa pernyataan sikap resmi Demokrat mendukung Anies sebagai bakal capres 2024 telah disampaikan kepada publik pada 26 Januari lalu. “Selanjutnya untuk deklarasi paripurna atau paket komplet akan dilakukan setelah Mas Anies menetapkan bacawapresnya. Jadi, deklarasinya sudah satu paket bacapres dan bacawapresnya,” kata Kamhar Lakumani kepada SINDOnews, Sabtu (25/2/2023).
Lalu, siapa yang akan untung atau memperoleh efek ekor jas (coattail effect) dari dukungan ketiga parpol itu terhadap pencalonan Anies?
“PKS juga akan dapat efek ekor jas, sama seperti Nasdem. PKS ketika mengusung Anies bisa meningkatkan elektabilitasnya,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kepada SINDOnews.
Ujang mengatakan, publik juga tahu bahwa selama ini PKS dekat dan mengawal kebijakan-kebijakan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta. Maka itu, menurut Ujang, figur yang cocok bagi PKS adalah Anies Baswedan.
“Kalau Demokrat lihat nanti, apakah memiliki dampak efek ekor jas bagi Demokrat, bisa iya, bisa juga tidak, tergantung ya,” tutur pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini.
Sebab, dia menilai Demokrat terlambat karena belum mendeklarasikan secara resmi. “Nasdem sudah, PKS sudah, Demokrat belum walaupun secara pernyataan sudah. Jadi Demokrat ini belum mengusung Anies karena belum deklarasi. Siapa yang cepat, dia yang dapat,” pungkasnya.
Pendapat berbeda disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan. “Ketiganya kemungkinan akan mendapatkan efek ekor jas yang lebih merata. Ketiga partai di mata pemilih bisa dianggap memiliki asosiasi yang cenderung seimbang terhadap Anies,” ujar Djayadi Hanan kepada SINDOnews.
Dia menuturkan, Nasdem sudah lebih dahulu deklarasi Anies dan memiliki hubungan historis dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai salah satu deklarator cikal bakal Partai Nasdem. “PKS dan Demokrat cenderung lebih bisa terasosiasi ke Anies karena selama ini adalah partai oposisi dan Anies di kalangan oposisi juga dipandang sebagai alternatif kepemimpinan. Tapi Demokrat mungkin bisa menarik efek ekor jas lebih besar bila AHY menjadi cawapres,” pungkasnya.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan bahwa Demokrat yakin akan memperoleh efek ekor jas dari pencapresan Anies. Apalagi, kata dia, isu yang dipresentasikan adalah ide gagasan perubahan dan perbaikan.
“Mas Anies pun menjadi figur yang diasosiasikan publik sebagai pemimpin perubahan. Kesemuanya ini identik dan selaras dengan platform perjuangan serta persepsi publik yang terbentuk terhadap Partai Demokrat yang konsisten selama dua periode berada di luar pemerintahan Jokowi. Karenanya kami optimis akan mendapatkan efek ekor jas,” ujarnya.
Demokrat, lanjut dia, memandang bahwa partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan pada saatnya nanti akan mendapatkan efek ekor jas yang optimal secara proporsional. PKS pun memiliki pendapat yang sama.
“Fokus kita menangkan PKS dan menangkan Anies. Selama kita sosialisasikan Anies Baswedan sebagai capres dan masyarakat menyambut baik, Insya Allah dengan sendirinya akan berdampak baik juga bagi elektabilitas PKS,” kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS Ahmad Fathul Bari.
Nasdem mendeklarasikan Anies sebagai bakal calon presiden (capres) 2024 pada Senin, 3 Oktober 2022. Sedangkan PKS mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Februari 2023.
"Musyawarah Majelis Syura VIII PKS telah memutuskan bahwa Partai Keadilan Sejahtera secara resmi mengusung Saudara Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden Republik Indonesia pada pemilihan umum presiden tahun 2024," ujar Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam sambutannya.
Adapun Demokrat melalui Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah menyatakan dukungannya untuk Anies maju sebagai capres 2024. Penegasan AHY disampaikan usai melakukan pertemuan selama sekitar dua jam dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
"Kami dalam tahapan finalisasi bahwa ketiga parpol bisa duduk bersama dalam prinsip besar, semakin intensif komunikasi menjalin chemistry dengan Anies Baswedan," ujar AHY dalam jumpa pers usai pertemuan dengan Paloh di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Rabu, 22 Februari 2023.
AHY menilai Demokrat tidak perlu lagi deklarasi dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024. Menurut dia, hal itu sudah cukup dilakukan dengan memberikan pernyataan resmi.
AHY mengatakan, Demokrat hanya tinggal menunggu Koalisi Perubahan terwujud. "Kan sudah, sudah kami sampaikan bahwa sikap Partai Demokrat sangat jelas (mengusung Anies sebagai bacapres)," kata AHY ditemui usai hadiri acara Haul ke-12 KH Zainuddin MZ di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2023) malam.
Sementara itu, Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menjelaskan bahwa pernyataan sikap resmi Demokrat mendukung Anies sebagai bakal capres 2024 telah disampaikan kepada publik pada 26 Januari lalu. “Selanjutnya untuk deklarasi paripurna atau paket komplet akan dilakukan setelah Mas Anies menetapkan bacawapresnya. Jadi, deklarasinya sudah satu paket bacapres dan bacawapresnya,” kata Kamhar Lakumani kepada SINDOnews, Sabtu (25/2/2023).
Lalu, siapa yang akan untung atau memperoleh efek ekor jas (coattail effect) dari dukungan ketiga parpol itu terhadap pencalonan Anies?
“PKS juga akan dapat efek ekor jas, sama seperti Nasdem. PKS ketika mengusung Anies bisa meningkatkan elektabilitasnya,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kepada SINDOnews.
Ujang mengatakan, publik juga tahu bahwa selama ini PKS dekat dan mengawal kebijakan-kebijakan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta. Maka itu, menurut Ujang, figur yang cocok bagi PKS adalah Anies Baswedan.
“Kalau Demokrat lihat nanti, apakah memiliki dampak efek ekor jas bagi Demokrat, bisa iya, bisa juga tidak, tergantung ya,” tutur pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini.
Sebab, dia menilai Demokrat terlambat karena belum mendeklarasikan secara resmi. “Nasdem sudah, PKS sudah, Demokrat belum walaupun secara pernyataan sudah. Jadi Demokrat ini belum mengusung Anies karena belum deklarasi. Siapa yang cepat, dia yang dapat,” pungkasnya.
Pendapat berbeda disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan. “Ketiganya kemungkinan akan mendapatkan efek ekor jas yang lebih merata. Ketiga partai di mata pemilih bisa dianggap memiliki asosiasi yang cenderung seimbang terhadap Anies,” ujar Djayadi Hanan kepada SINDOnews.
Dia menuturkan, Nasdem sudah lebih dahulu deklarasi Anies dan memiliki hubungan historis dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai salah satu deklarator cikal bakal Partai Nasdem. “PKS dan Demokrat cenderung lebih bisa terasosiasi ke Anies karena selama ini adalah partai oposisi dan Anies di kalangan oposisi juga dipandang sebagai alternatif kepemimpinan. Tapi Demokrat mungkin bisa menarik efek ekor jas lebih besar bila AHY menjadi cawapres,” pungkasnya.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan bahwa Demokrat yakin akan memperoleh efek ekor jas dari pencapresan Anies. Apalagi, kata dia, isu yang dipresentasikan adalah ide gagasan perubahan dan perbaikan.
“Mas Anies pun menjadi figur yang diasosiasikan publik sebagai pemimpin perubahan. Kesemuanya ini identik dan selaras dengan platform perjuangan serta persepsi publik yang terbentuk terhadap Partai Demokrat yang konsisten selama dua periode berada di luar pemerintahan Jokowi. Karenanya kami optimis akan mendapatkan efek ekor jas,” ujarnya.
Demokrat, lanjut dia, memandang bahwa partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan pada saatnya nanti akan mendapatkan efek ekor jas yang optimal secara proporsional. PKS pun memiliki pendapat yang sama.
“Fokus kita menangkan PKS dan menangkan Anies. Selama kita sosialisasikan Anies Baswedan sebagai capres dan masyarakat menyambut baik, Insya Allah dengan sendirinya akan berdampak baik juga bagi elektabilitas PKS,” kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS Ahmad Fathul Bari.
(rca)