Waketum MUI Ajak Masyarakat Tabayyun atas Pidato Pengajian Megawati

Jum'at, 24 Februari 2023 - 21:30 WIB
loading...
Waketum MUI Ajak Masyarakat Tabayyun atas Pidato Pengajian Megawati
Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud mengajak masyarakat tabayyun atau mencari kejelasan atas sebuah kebenaran. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud mengajak masyarakat tabayyun atau mencari kejelasan atas sebuah kebenaran. Ajakan ini disampaikan terkait adanya polemik pidato Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Megawati Soekarnoputri soal ibu-ibu pengajian.

Menurut Kiai Marsudi, maksud dari sebuah ucapan dalam sebuah pernyataan yang mengerti adalah orang yang bersangkutan. Penafsiran dari pernyataan itu bisa bermacam-macam, ada kemungkin benar atau malah sebaliknya. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk melakukan tabayyun agar dapat mengetahui maksudnya secara jelas.

"Terkait pernyataan Ketua Umum PDIP, Kalau saya lihat itu begini, bahwa tujuan orang ngomong pada satu statement atau lafalnya yang mengerti adalah orang yang mengungkapnya. Nah jika ada orang yang menanggapi statement itu mungkin ada pasnya, mungkin ada tidak pasnya," kata Kiai Marsudi dalam sebuah wawancara di stasiun televisi, Jumat (24/2/2023).

Baca juga: Hadiri Milad BMKT, Anies: Pengajian Menghasilkan Ibu-ibu Lebih Berpengetahuan

"Bagi orang yang menanggapi adalah sesuatu yang kira-kira, tafsiran mereka sendiri. Tafsiran itu bisa benar dan salah. Oleh sebab itu ada konteks namanya tabayyun," katanya lagi.

Sementara itu, Wakil Menteri Agama (Wamenag) KH Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, dirinya berprasangka baik dengan maksud pidato Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, pidato mengenai ibu-ibu pengajian yang disampaikan oleh Ketum PDIP tersebut sama sekali bukan terkait dengan larangan pengajian. Justru, hal tersebut berkaitan dengan imbauan kepada ibu-ibu untuk bisa lebih proporsional dalam mengatur waktu mereka, mengurus rumah serta anak-anak.

"Jadi inti pesan yang beliau sampaikan adalah terkait dengan pengaturan waktu, bukan pada larangan mengikuti pengajian," kata Wamenag.

Zainut Tauhid menjelaskan, pidato yang disampaikan Megawati dalam konteks tingginya angka stunting di Indonesia. Karena itu, peran ibu-ibu sangat penting untuk bisa lebih berkonsentrasi dan mengatur waktunya secara bijak. "Di sisi lain kita sedang dihadapkan pada situasi dan kondisi yang sangat memprihatinkan. Masalah tingginya angka stunting," ujarnya.

Hal yang sama disampaikan Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Menurutnya, pidato Megawati sama sekali tidak ada tendensi menjelekkan agama. Apalagi Megawati juga seorang muslimah. "Nggak ada maksud melecehkan, nggak ada. Kalau melecehkan di mana? Nggak ada tendensi yang lain menurut saya," katanya.

Tujuan utama dari pidato Megawati adalah tidak lain adalah untuk bisa mengatasi tingginya angka stunting di Tanah Air melalui peran ibu-ibu. "Kalau menurut saya Ibu (Megawati) itu tujuannya kan untuk mengatasi stunting itu loh. Diminta untuk ibu-ibu itu konsentrasi dan dapat memgatur waktu dengan bijak ke anaknya, kan tujuan utamanya," ujar Rudy, sapaan akrab FX Hadi Rudyatmo.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1423 seconds (0.1#10.140)