Protes Omnibus Law Cipta Kerja, Buruh Kapok Bertemu Anggota DPR
loading...
Massa Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI). Mereka ogah jika diajak ke dalam Gedung DPR RI untuk audiensi dengan perwakilan anggota dewan. Foto/SINDOnews/Rico Afrido Simanjuntak
A
A
A
JAKARTA - Salah satu kelompok massa yang berdemo di depan Gedung DPR RI , Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (16/7/2020) adalah Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI). Mereka yang menolak RUU Cipta Kerja ini ogah jika diajak ke dalam Gedung DPR RI untuk audiensi dengan perwakilan anggota dewan.
"Kita enggak mau ketemu lagi, bosen lagi ketemu mereka yang gitu-gitu aja, makanya kami menuntut batalkan dan gagalkan. Tarik Omnibus Law dari DPR di situ," ujar Ketua Umum GSBI Rudi HB Daman kepada wartawan.
Mereka mempersilakan wakil rakyat di dalam Gedung DPR untuk menemui demonstran. "Ya kalau mereka ingin ketemu enggak usah di dalam. Mereka keluar ngomong sama rakyat ya karena mereka wakil rakyat, bos-bosnya ada di sini," ujar Rudi yang juga Koordinator Nasional Front Perjuangan Rakyat ini. (Baca juga: DPR Akan Pelajari Kajian Muhammadiyah tentang RUU Cipta Kerja ).
Dia mengatakan, Front Perjuangan Rakyat terdiri dari kalangan buruh, organisasi pemuda, perempuan, dan organisasi tani. Dia mengungkapkan, masih banyak lagi elemen masyarakat yang bakal bergabung. "Kalau kita ini paling ada 300-an, tapi masih ada akan gabung lagi," katanya.
"Kita enggak mau ketemu lagi, bosen lagi ketemu mereka yang gitu-gitu aja, makanya kami menuntut batalkan dan gagalkan. Tarik Omnibus Law dari DPR di situ," ujar Ketua Umum GSBI Rudi HB Daman kepada wartawan.
Mereka mempersilakan wakil rakyat di dalam Gedung DPR untuk menemui demonstran. "Ya kalau mereka ingin ketemu enggak usah di dalam. Mereka keluar ngomong sama rakyat ya karena mereka wakil rakyat, bos-bosnya ada di sini," ujar Rudi yang juga Koordinator Nasional Front Perjuangan Rakyat ini. (Baca juga: DPR Akan Pelajari Kajian Muhammadiyah tentang RUU Cipta Kerja ).
Dia mengatakan, Front Perjuangan Rakyat terdiri dari kalangan buruh, organisasi pemuda, perempuan, dan organisasi tani. Dia mengungkapkan, masih banyak lagi elemen masyarakat yang bakal bergabung. "Kalau kita ini paling ada 300-an, tapi masih ada akan gabung lagi," katanya.
(zik)
Lihat Juga :
