Musim Kemarau di Wilayah Indonesia Berbeda-beda, BMKG Ungkap Penyebabnya

Jum'at, 27 Januari 2023 - 21:34 WIB
loading...
Musim Kemarau di Wilayah Indonesia Berbeda-beda, BMKG Ungkap Penyebabnya
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait ada beberapa wilayah yang sudah masuk musim kemarau, namun di beberapa wilayah lain masih musim penghujan. Foto/ANTARA
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait ada beberapa wilayah yang sudah masuk musim kemarau , namun di beberapa wilayah lain masih musim penghujan. BMKG pun mengungkapkan penyebab musim kemarau berbeda-beda di wilayah Indonesia.

“Kenapa kok berbeda musimnya? Di bulan Februari kok ada musim kemarau? Jadi secara umum pola hujan di Indonesia ini memang berbeda dan secara umumnya dikelompokkan dalam tiga kelompok besar ya. Artinya hujan itu, pola bulanan, jumlah curah hujan secara rata-rata klimatologi,” ujar Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan saat Konferensi Pers secara virtual, Jumat (27/1/2023).

Dodo menjelaskan bahwa di beberapa wilayah seperti di Jawa, Sulawesi Selatan, NTB, dan NTT itu berada di wilayah monsun Australia-Asia. “Di Jawa itu dari grafiknya Januari sampai Desember, itu yang kita kenal sebagai pola hujan monsun.”

“Dan karena kita berada di wilayah monsunal, Monsun Australia Asia itu yang paling banyak monsun tersebut. Jadi ada di selatan ekuator, misalnya di Jawa, Sulawesi Selatan, sampai ke NTB, NTT,” sambungnya.

Kemudian, kata Dodo, di sekitar ekuator ada pola lain yang sejalan dengan pergerakan semu matahari. Hal inilah yang mempengaruhi pola hujan salah satunya di wilayah Riau. “Nah, di sekitar sekitar ekuator kita mempunyai pola yang lain hal yaitu dua pola hal ini sebenarnya sejalan dengan pergerakan semu matahari dari selatan ke utara kemudian kembali ke selatan.”

“Pada saat melintas ekuator itu pola hujan wilayah-wilayah tersebut yang termasuk Riau, itu mempunyai pola artinya ada musim kemarau yang lebih pendek yaitu di bulan Februari, Maret, kemudian naik kembali dan setelah itu turunnya pada sekitar Mei menyamai dengan tempat-tempat yang lain,” imbuhnya.

Sementara itu, Dodo mengatakan di sekitar Maluku ada pola hujan terbalik. “Kemudian, yang lain sekitar Maluku seperti itu ada pola yang terbalik. Jadi kalau di Jawa kita melihat polanya seperti U, nah ini seperti itu kebalikannya, dan juga musim kemaraunya terbalik di bulan Desember Januari Februari,” jelasnya.

Selain pola hujan, Dodo pun mengungkapkan bahwa topografi wilayah Indonesia yang berbeda juga membentuk pola iklim yang berbeda. “Kita dengan topografi yang berbeda juga dapat membentuk pola iklim yang berbeda juga. Misalnya salah satu contoh yang sangat terlihat jelas itu di daerah Palu di lembah Palu itu polanya membentuk lekukan seperti U, tapi kecil sekali curah hujannya,” tutupnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1738 seconds (0.1#10.140)