Semeru Alami 29 Kali Gempa Letusan Pascaerupsi, Warga Diimbau Jauhi Puncak

Jum'at, 20 Januari 2023 - 11:25 WIB
loading...
Semeru Alami 29 Kali Gempa Letusan Pascaerupsi, Warga Diimbau Jauhi Puncak
Gunung Semeru mengalami 29 kali gempa letusan pascaerupsi, Jumat (20/1/2023) pagi. FOTO/PVMBG
A A A
JAKARTA - Gunung Semeru mengalami 29 kali gempa letusan pascaerupsi, Jumat (20/1/2023) pagi. Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak.

Hal ini diketahui dari keterangan di laman resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"29 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 12-25 mm, dan lama gempa 72-128 detik. 10 kali gempa Guguran dengan amplitudo 4-9 mm dan lama gempa 46-87 detik," tulis PVMBG, Jumat (20/1/2023).



Gunung Semeru pagi tadi mengalami erupsi dengan tinggi kolom letusan 500 meter di atas puncak. PVMBG juga mencatat Semeru mengalami 6 kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-9 mm, dan lama gempa 45-88 detik.

"1 kali Harmonik dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 118 detik. 2 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 4 mm, S-P 28 detik dan lama gempa 51-58 detik," katanya.

PVMBG melaporkan kondisi gunung api saat terlihat jelas hingga tertutup kabut. "Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah timur laut," tulis PVMBG.

Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). "Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," tulis PVMBG.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan Capai 500 Meter di Atas Puncak

Selain itu, PVMBG juga meminta masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

"Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1423 seconds (0.1#10.140)