Itjen Kawal Program Studi Lanjut Luar Negeri Kemenag
Kamis, 29 Desember 2022 - 13:33 WIB
KAIRO - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama melakukan evaluasi program beasiswa dan studi lanjut luar negeri di Mesir pada 26 sampai dengan 30 Desember 2022, bertempat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Mesir. Tim evaluator disambut Duta Besar Indonesia untuk Mesir di Wisma Indonesia, Kairo, Mesir pada Rabu (27/12/2022).
Inspektur Jenderal, Faisal, menyatakan mendapatkan arahan dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, untuk melakukan identifikasi permasalahan dalam penyelenggaraan beasiswa dan studi lanjut di luar negeri.
“Gus Men memberi instruksi kepada Itjen, agar mengidentifikasi permasalahan dan penyebabnya dalam pengelolaan studi lanjut di Mesir,” tutur Faisal.
Faisal menambahkan dengan evaluasi ini akan diperoleh informasi tentang akar masalah penyelenggaraan program.
“Kami akan mengusulkan kebijakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan tata Kelola studi lanjut di Mesir,” pungkasnya.
Sementara itu Duta Besar, Lutfi Rauf, mengharapkan perlu ada perbaikan tata kelola program studi lanjut. “Perlu adanya perbaikan tata kelola dari hulu ke hilir dan dilakukan satu pintu melalui Kemenag,” tuturnya.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI, Bambang Suryadi, menambahkan bahwa setiap tahun sekitar 1.500 mahasiswa studi lanjut dan sudah total sekitar 12.000 mahasiswa Indonesia di Mesir.
“Saat ini tantangannya adalah bagaimana meningkatkan mutu input mahasiswa sehingga dapat lulus tepat waktu,” pesan Bambang.
Inspektur Jenderal juga melakuan pertemuan dengan penerima beasiswa 5000 Doktor. Faisal berpesan agar sumberdaya manusia yang berkualitas ini dapat disalurkan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) setelah mereka lulus dan menjadi pelopor moderasi beragama di Indonesia.
Sebagaimana diketahui Kemenag memiliki program 5000 Doktor yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Kemenag sebagai bagian dari peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi Islam. Ini sekaligus menjadi arah kebijakan Pemerintah dalam pendidikan nasional, salah satunya yang diselenggarakan di Mesir.
Inspektur Jenderal, Faisal, menyatakan mendapatkan arahan dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, untuk melakukan identifikasi permasalahan dalam penyelenggaraan beasiswa dan studi lanjut di luar negeri.
“Gus Men memberi instruksi kepada Itjen, agar mengidentifikasi permasalahan dan penyebabnya dalam pengelolaan studi lanjut di Mesir,” tutur Faisal.
Faisal menambahkan dengan evaluasi ini akan diperoleh informasi tentang akar masalah penyelenggaraan program.
“Kami akan mengusulkan kebijakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan tata Kelola studi lanjut di Mesir,” pungkasnya.
Sementara itu Duta Besar, Lutfi Rauf, mengharapkan perlu ada perbaikan tata kelola program studi lanjut. “Perlu adanya perbaikan tata kelola dari hulu ke hilir dan dilakukan satu pintu melalui Kemenag,” tuturnya.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI, Bambang Suryadi, menambahkan bahwa setiap tahun sekitar 1.500 mahasiswa studi lanjut dan sudah total sekitar 12.000 mahasiswa Indonesia di Mesir.
“Saat ini tantangannya adalah bagaimana meningkatkan mutu input mahasiswa sehingga dapat lulus tepat waktu,” pesan Bambang.
Inspektur Jenderal juga melakuan pertemuan dengan penerima beasiswa 5000 Doktor. Faisal berpesan agar sumberdaya manusia yang berkualitas ini dapat disalurkan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) setelah mereka lulus dan menjadi pelopor moderasi beragama di Indonesia.
Sebagaimana diketahui Kemenag memiliki program 5000 Doktor yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Kemenag sebagai bagian dari peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi Islam. Ini sekaligus menjadi arah kebijakan Pemerintah dalam pendidikan nasional, salah satunya yang diselenggarakan di Mesir.
(srf)
tulis komentar anda