Pemuda Muhammadiyah Desak KSAD Terapkan Pendidikan Online
Minggu, 12 Juli 2020 - 09:53 WIB
JAKARTA - Akhir dari penularan Coronavirus disease (Covid-19) di Indonesia sepertinya masih belum bisa diprediksi. Terbaru Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa TNI AD) di Bandung, Jawa Barat menjadi klaster penularan virus Corona baru.
Tak kurang dari 1.262 orang calon perwira TNI AD dinyatakan terpapar Covid-19, penyebabnya adalah para calon perwira usai melakukan pesiar di sekitar Secapa TNI AD. (Baca juga: Bertambah 1.671 Kasus, Total 74.018 Orang di Indonesia Positif Covid-19)
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Sunanto meminta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa beserta jajarannya segera mengambil kebijakan sebagai upaya memutus mata rantai virus asal kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu.
Cak Nanto -biasa karib disapa- menyebutkan informasi yang ia terima hanya 17 orang yang menjalani perawatan medis di rumah sakit, sedangkan 1.245 orang lainnya menjalani karantina mandiri di kompleks Secapa TNI AD. (Baca juga: 1.163 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19, 770 di Antaranya Sembuh)
Cak Nanto mengaku khawatir, jika ribuan orang menjalani karantina di barak, maka upaya memutus mata rantai penularan akan gagal. Ia menilai, tempat tinggal para siswa di Secapa TNI AD tidak layak sebagai tempat karantina mandiri.
"Secepatnya harus cari model baru, kalau perlu sekolahnya daring dulu. Untuk fisik dan kesamptaaan setiap calon perwira bisa dilakukan kalau situasi sudah kondusif. Kalau seperti sekarang (karantina di barak) terlalu berisiko. Bahkan kalau perlu di rumah sakitkan semua, jadi bisa terpisah secara khusus," demikian penjelasan Cak Nanto melalui keterangan tertulis, Sabtu (11/7/2020).
Pria yang juga Mantan Koordinator Nasional Jaringan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) itu menjelaskan, TNI/Polri adalah garda terdepan dalam memutus mata rantai Corona,. Atas dasar itulah Pemuda Muhgammdiyah mendesak pihak-pihak yang memiliki kewenangan di TNI AD memberi teladan dengan mengambil keputusan cepat.
"Kita tahu yang menjadi garda terdepan selain tenaga medis kan TNI/Polri, menurut saya perlu memberi teladan bagaimana upaya memutus penularan Covid-19," kata Cak Nanto.
Cak Nanto menaruh perhatian serius terkait potensi penyebaran Corona di Secapa TNI AD, di mana sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI 3 matra, dan Sekolah Staf Pimpinan (Sespim) Polri yang siswanya merupakan perwira senior yang usianya di atas 45 tahun. Dalam kajian medis, orang pada usia tersebut sangat rentan tertular Covid-19.
"Perguruan Tinggi juga masih daring, jadi sebenarnya Lemdik untuk Perwira Senior lebih baik daring untuk mengurangi potensi munculnya klaster baru. Apalagi ada pendidikan perwira senior yang usianya di atas 45 dan termasuk kategori rentan tertular," demikian analisa Pria asal Sumenep, Madura ini.
Selain itu, Cak Nanto mengimbau lembaga pendidikan yang serupa dengan milik TNI/Polri agar mengambil langkah cepat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus yang telah menghilangkan nyawa 3.535 orang Indonesia ini.
"Mengimbau Lemdik (lembaga pendidikan) lainnya yang sejenis milik TNI atau Polri supaya mulai memikirkan pembelajaran daring. Ini perlu langkah cepat dan berani untuk menekan angka persebaran Corona," pungkas Cak Nanto.
Tak kurang dari 1.262 orang calon perwira TNI AD dinyatakan terpapar Covid-19, penyebabnya adalah para calon perwira usai melakukan pesiar di sekitar Secapa TNI AD. (Baca juga: Bertambah 1.671 Kasus, Total 74.018 Orang di Indonesia Positif Covid-19)
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Sunanto meminta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa beserta jajarannya segera mengambil kebijakan sebagai upaya memutus mata rantai virus asal kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu.
Cak Nanto -biasa karib disapa- menyebutkan informasi yang ia terima hanya 17 orang yang menjalani perawatan medis di rumah sakit, sedangkan 1.245 orang lainnya menjalani karantina mandiri di kompleks Secapa TNI AD. (Baca juga: 1.163 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19, 770 di Antaranya Sembuh)
Cak Nanto mengaku khawatir, jika ribuan orang menjalani karantina di barak, maka upaya memutus mata rantai penularan akan gagal. Ia menilai, tempat tinggal para siswa di Secapa TNI AD tidak layak sebagai tempat karantina mandiri.
"Secepatnya harus cari model baru, kalau perlu sekolahnya daring dulu. Untuk fisik dan kesamptaaan setiap calon perwira bisa dilakukan kalau situasi sudah kondusif. Kalau seperti sekarang (karantina di barak) terlalu berisiko. Bahkan kalau perlu di rumah sakitkan semua, jadi bisa terpisah secara khusus," demikian penjelasan Cak Nanto melalui keterangan tertulis, Sabtu (11/7/2020).
Pria yang juga Mantan Koordinator Nasional Jaringan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) itu menjelaskan, TNI/Polri adalah garda terdepan dalam memutus mata rantai Corona,. Atas dasar itulah Pemuda Muhgammdiyah mendesak pihak-pihak yang memiliki kewenangan di TNI AD memberi teladan dengan mengambil keputusan cepat.
"Kita tahu yang menjadi garda terdepan selain tenaga medis kan TNI/Polri, menurut saya perlu memberi teladan bagaimana upaya memutus penularan Covid-19," kata Cak Nanto.
Cak Nanto menaruh perhatian serius terkait potensi penyebaran Corona di Secapa TNI AD, di mana sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI 3 matra, dan Sekolah Staf Pimpinan (Sespim) Polri yang siswanya merupakan perwira senior yang usianya di atas 45 tahun. Dalam kajian medis, orang pada usia tersebut sangat rentan tertular Covid-19.
"Perguruan Tinggi juga masih daring, jadi sebenarnya Lemdik untuk Perwira Senior lebih baik daring untuk mengurangi potensi munculnya klaster baru. Apalagi ada pendidikan perwira senior yang usianya di atas 45 dan termasuk kategori rentan tertular," demikian analisa Pria asal Sumenep, Madura ini.
Selain itu, Cak Nanto mengimbau lembaga pendidikan yang serupa dengan milik TNI/Polri agar mengambil langkah cepat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus yang telah menghilangkan nyawa 3.535 orang Indonesia ini.
"Mengimbau Lemdik (lembaga pendidikan) lainnya yang sejenis milik TNI atau Polri supaya mulai memikirkan pembelajaran daring. Ini perlu langkah cepat dan berani untuk menekan angka persebaran Corona," pungkas Cak Nanto.
(maf)
tulis komentar anda