Lirik NasDem, Manuver PKB Dinilai Realistis
Senin, 26 Desember 2022 - 22:51 WIB
JAKARTA - Manuver Wakil Ketua Umum bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid membuka komunikasi dengan NasDem dinilai realistis. Apalagi hingga saat ini Koalisi PKB dan Gerindra belum juga menyepakati pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung dalam Pemilu 2024.
"Ya, manuver PKB pilihan yang realistis. Koalisi Gerindra-PKB kan hingga saat ini belum ada kejelasan kapan capres-cawapres akan diumumukan," ujar Pengamat Politik Ali Rif’an, Senin (26/11/2022).
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia mengatakan koalisi Partai Nasdem dan PKB bisa jadi menarik karena dua partai itu sudah mencukupi ambang batas pencalonan presiden-wakil presiden. "NasDem-PKB ini menarik, keduanya sudah cukup untuk presidential treshold. Gabungan dua partai itu kan kursinya sudah mencapai 20 persen," katanya. (Baca Juga :PKB Tegaskan Masih Bersama Gerindra, Tak Terpikirkan Tinggalkan Koalisi)
Ali menilai Prabowo harusnya segera mengikat Cak Imin jadi cawapres 2024. Pasalnya, peluang Cak Imin berlabuh ke barisan Koalisi Perubahan dan mendampingi Anies Baswesan sangat besar. "Menurut saya, Prabowo harus segera mengingkat Cak Imin jadi cawapres 2024. Karena secara elektoral, Cak Imin dan PKB ini strategis. Apalagi Anies sejauh ini sangat lemah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sehingga Cak Imin dan PKB bisa melengkapi kekurangan Anies," tambahnya. (Baca Juga :Gerindra-PKB Bocorkan Bakal Ada Parpol Parlemen Bergabung)
Ali Rif'an juga mengungkapkan, ada penurunan tren elektabilitas Prabowo dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan itu, menurut Ali, karena Prabowo cenderung pasif, alias tidak melakukan kerja-kerja politik. Hal ini berbeda misalnya dengan kompetitornya seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang terus secara masif-agresif melakukan safari politik. "Jika kita amati, Prabowo hingga saat ini masif pasif, ini yang menyebabkan PKB mungkin ragu. Apalagi kan survei terakhir, elektabilitas Prabowo sudah disalip Anies," pungkasnya.
"Ya, manuver PKB pilihan yang realistis. Koalisi Gerindra-PKB kan hingga saat ini belum ada kejelasan kapan capres-cawapres akan diumumukan," ujar Pengamat Politik Ali Rif’an, Senin (26/11/2022).
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia mengatakan koalisi Partai Nasdem dan PKB bisa jadi menarik karena dua partai itu sudah mencukupi ambang batas pencalonan presiden-wakil presiden. "NasDem-PKB ini menarik, keduanya sudah cukup untuk presidential treshold. Gabungan dua partai itu kan kursinya sudah mencapai 20 persen," katanya. (Baca Juga :PKB Tegaskan Masih Bersama Gerindra, Tak Terpikirkan Tinggalkan Koalisi)
Ali menilai Prabowo harusnya segera mengikat Cak Imin jadi cawapres 2024. Pasalnya, peluang Cak Imin berlabuh ke barisan Koalisi Perubahan dan mendampingi Anies Baswesan sangat besar. "Menurut saya, Prabowo harus segera mengingkat Cak Imin jadi cawapres 2024. Karena secara elektoral, Cak Imin dan PKB ini strategis. Apalagi Anies sejauh ini sangat lemah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sehingga Cak Imin dan PKB bisa melengkapi kekurangan Anies," tambahnya. (Baca Juga :Gerindra-PKB Bocorkan Bakal Ada Parpol Parlemen Bergabung)
Ali Rif'an juga mengungkapkan, ada penurunan tren elektabilitas Prabowo dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan itu, menurut Ali, karena Prabowo cenderung pasif, alias tidak melakukan kerja-kerja politik. Hal ini berbeda misalnya dengan kompetitornya seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang terus secara masif-agresif melakukan safari politik. "Jika kita amati, Prabowo hingga saat ini masif pasif, ini yang menyebabkan PKB mungkin ragu. Apalagi kan survei terakhir, elektabilitas Prabowo sudah disalip Anies," pungkasnya.
(war)
tulis komentar anda