Deretan Ketua Umum PKB dari Masa ke Masa, Nomor Terakhir Sudah Memimpin 17 Tahun
Kamis, 08 Desember 2022 - 20:03 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) mengalami pergantian dari masa ke masa. Sejak berdiri 23 Juli 1998, partai yang dilahirkan oleh tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini telah dipimpin oleh tiga sosok ketua umum dengan masing-masing karakternya.
PKB lahir setelah Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998. Mengutip situs resmi PKB, setelah peristiwa yang menandai Era Reformasi itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima banyak usulan dari warganya untuk membentuk partai politik. Usulan itu kemudian ditindaklanjuti PBNU yang diketuai KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dengan membentuk Tim Lima. Tim ini diketuai, KH Ma`ruf Amin dengan anggota KH M Dawam Anwar, KH Said Aqil Siroj, HM Rozy Munir, dan Ahmad Bagdja.
Untuk membantu Tim Lima juga dibentuk Tim Asistensi. Tim ini bertugas menginventarisir dan merangkum usulan serta membantu pembentukan parpol baru sebagai wadah aspirasi politik warga NU. Tim Asistensi diketuai Arifin Djunaedi dengan anggota Muhyiddin Arubusman, Fachri Thaha Ma`ruf, Abdul Aziz, Andi Muarli Sunrawa, Nasihin Hasan, Lukman Saifuddin, Amin Said Husni, dan Muhaimin Iskandar.
Gus Dur bersama tokoh NU lain, seperti KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH A Mustofa Bisri, dan KH A Muchith Muzadi akhirnya sepakat menginisiasi kelahiran partai politik berbasis ahlussunah waljamaah. Dari hasil musyawarah tim-tim yang telah dibentuk, nama yang disepakati adalah Partai Kebangkitan Bangsa atau disingkat PKB.
PKB kemudian dideklarasikan di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998.
"Maka dengan memohon rahmat, taufiq, hidayah dan inayah Allah SWT serta didorong oleh semangat keagamaan, kebangsaan dan demokrasi, kami warga Jam'iyah Nahdlatul Ulama dengan ini menyatakan berdirinya partai politik yang bersifat kejuangan, kebangsaan, terbuka dan demokratis yang diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)," bunyi penggalan deklarasi PKB dikutip dari situs resmi PKB, Kamis (8/12/2022).
Lalu siapa saja yang pernah memimpin Partai Kebangkitan Bangsa? Berikut ini deretan Ketua Umum PKB dari masa ke masa:
1. Matori Abdul Djalil
PKB lahir setelah Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998. Mengutip situs resmi PKB, setelah peristiwa yang menandai Era Reformasi itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima banyak usulan dari warganya untuk membentuk partai politik. Usulan itu kemudian ditindaklanjuti PBNU yang diketuai KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dengan membentuk Tim Lima. Tim ini diketuai, KH Ma`ruf Amin dengan anggota KH M Dawam Anwar, KH Said Aqil Siroj, HM Rozy Munir, dan Ahmad Bagdja.
Untuk membantu Tim Lima juga dibentuk Tim Asistensi. Tim ini bertugas menginventarisir dan merangkum usulan serta membantu pembentukan parpol baru sebagai wadah aspirasi politik warga NU. Tim Asistensi diketuai Arifin Djunaedi dengan anggota Muhyiddin Arubusman, Fachri Thaha Ma`ruf, Abdul Aziz, Andi Muarli Sunrawa, Nasihin Hasan, Lukman Saifuddin, Amin Said Husni, dan Muhaimin Iskandar.
Gus Dur bersama tokoh NU lain, seperti KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH A Mustofa Bisri, dan KH A Muchith Muzadi akhirnya sepakat menginisiasi kelahiran partai politik berbasis ahlussunah waljamaah. Dari hasil musyawarah tim-tim yang telah dibentuk, nama yang disepakati adalah Partai Kebangkitan Bangsa atau disingkat PKB.
PKB kemudian dideklarasikan di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998.
"Maka dengan memohon rahmat, taufiq, hidayah dan inayah Allah SWT serta didorong oleh semangat keagamaan, kebangsaan dan demokrasi, kami warga Jam'iyah Nahdlatul Ulama dengan ini menyatakan berdirinya partai politik yang bersifat kejuangan, kebangsaan, terbuka dan demokratis yang diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)," bunyi penggalan deklarasi PKB dikutip dari situs resmi PKB, Kamis (8/12/2022).
Lalu siapa saja yang pernah memimpin Partai Kebangkitan Bangsa? Berikut ini deretan Ketua Umum PKB dari masa ke masa:
1. Matori Abdul Djalil
tulis komentar anda