Kecam Bom Bunuh Diri, Gema Keadilan Ajak Pemuda Wujudkan Islam Rahmatan Lil'alamin
Rabu, 07 Desember 2022 - 19:46 WIB
JAKARTA - Bom bunuh diri meledak di Mapolsek Astana Anyar Bandung. Dalam peristiwa itu, 11 orang menjadi korban, satu di antaranya anggota polisi gugur. Tidak hanya itu, pelaku bom bunuh diri yang diketahui bernama Agus Sujatno juga tewas di tempat.
Presiden Generasi Muda Keadilan (Gema Keadilan) Indra Kusumah mengecam dan mengutuk keras aksi bom bunuh diri tersebut. Indra mendukung aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini.
“Gema Keadilan menyampaikan duka cita terhadap almarhum Aipda Sofyan Didu yang gugur dalam tugas, serta korban bom lainnya yang terluka dari pihak kepolisian dan warga. Semoga tidak ada korban jiwa lagi dan korban yang luka semoga segera sembuh seperti sedia kala,” kata Indra, Rabu (7/12/2022).
Pimpinan Organisasi Sayap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bidang Kepemudaan ini menilai, pelaku memahami agama secara parsial sehingga terjebak ke dalam ekstremisme pemikiran yang mendorong lahirnya ekstremisme tindakan yang termasuk kategori kriminal.
“Pemahaman parsial terhadap agama bisa menyebabkan dua kutub ekstremisme, yaitu ekstremisme keras dan ekstremisme lembek. Ekstremisme keras mewujud dalam perilaku kekerasan dan kriminal seperti membunuh, melakukan pengeboman dan lain-lain; sementara ekstremisme lembek mewujud dalam perilaku serba boleh dan kehilangan kepedulian dalam masalah agama,” katanya.
Untuk itu, ilmuwan psikologi ini mengajak kepada masyarakat, khususnya para pemuda agar belajar memahami agama secara komprehensif agar tidak terjebak ke dalam ekstremisme. “Agar tidak terjebak ekstremisme, maka kita perlu belajar memahami agama secara komprehensif sehingga mewujud dalam perilaku yang mencerminkan rahmatan lil ‘alamin.”
Indra menegaskan, Gema Keadilan siap mencegah ekstremisme dan terorisme dengan mengajak semua pihak, terutama para pemuda untuk bersama-sama belajar memahami agama secara komprehensif dan mewujudkan Islam rahmatan lil’alamin dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Presiden Generasi Muda Keadilan (Gema Keadilan) Indra Kusumah mengecam dan mengutuk keras aksi bom bunuh diri tersebut. Indra mendukung aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini.
“Gema Keadilan menyampaikan duka cita terhadap almarhum Aipda Sofyan Didu yang gugur dalam tugas, serta korban bom lainnya yang terluka dari pihak kepolisian dan warga. Semoga tidak ada korban jiwa lagi dan korban yang luka semoga segera sembuh seperti sedia kala,” kata Indra, Rabu (7/12/2022).
Baca Juga
Pimpinan Organisasi Sayap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bidang Kepemudaan ini menilai, pelaku memahami agama secara parsial sehingga terjebak ke dalam ekstremisme pemikiran yang mendorong lahirnya ekstremisme tindakan yang termasuk kategori kriminal.
“Pemahaman parsial terhadap agama bisa menyebabkan dua kutub ekstremisme, yaitu ekstremisme keras dan ekstremisme lembek. Ekstremisme keras mewujud dalam perilaku kekerasan dan kriminal seperti membunuh, melakukan pengeboman dan lain-lain; sementara ekstremisme lembek mewujud dalam perilaku serba boleh dan kehilangan kepedulian dalam masalah agama,” katanya.
Untuk itu, ilmuwan psikologi ini mengajak kepada masyarakat, khususnya para pemuda agar belajar memahami agama secara komprehensif agar tidak terjebak ke dalam ekstremisme. “Agar tidak terjebak ekstremisme, maka kita perlu belajar memahami agama secara komprehensif sehingga mewujud dalam perilaku yang mencerminkan rahmatan lil ‘alamin.”
Indra menegaskan, Gema Keadilan siap mencegah ekstremisme dan terorisme dengan mengajak semua pihak, terutama para pemuda untuk bersama-sama belajar memahami agama secara komprehensif dan mewujudkan Islam rahmatan lil’alamin dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda