Prabowo Teken Kesepakatan dengan WHO Bentuk Pusat Pelatihan Medis Darurat di Unhan RI
Kamis, 17 November 2022 - 10:05 WIB
BALI - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menandatangani kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan World Health Organization (WHO) untuk membentuk pusat pelatihan multi-negara guna kesiapan operasional darurat kesehatan dan Tim Medis Darurat (Emergency Medical Teams/EMT) di Universitas Pertahanan (Unhan) RI.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan MoU. Tujuan dari kesepakatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas Indonesia, negara-negara Asia, dan negara di sekitarnya untuk dapat bertindak cepat ketika terjadi keadaan darurat. Baca juga: Prabowo Dampingi Jokowi: Sebuah Kehormatan Bertemu Anda Lagi Presiden Emmanuel Macron
MoU ini ditandatangani oleh Prabowo, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus disaksikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD, mewakili Presiden RI di sela-sela pelaksanaan KTT G20 hari pertama di Nusa Dua Bali, Selasa (15/11/2022).
"Memiliki tim medis darurat yang terampil adalah bagian dari solusi, tetapi melatih tim ini membutuhkan investasi yang substansial, fokus yang berkelanjutan, dan dukungan spesialis, yang tidak dapat diakses oleh semua negara secara mandiri. Hal ini membuat kerja sama multi-negara menjadi vital,” jelas Prabowo.
“Kita lebih aman dan kuat saat kita menyiapkan diri kita bersama," lanjutnya.
Ia pun menjelaskan bahwa pembentukan pusat pelatihan ini menjadi upaya bagi permasalahan kesenjangan penanganan pandemi di berbagai daerah, terutama dalam kesiapan personel.
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa ancaman kesehatan, dalam hal ini penyakit merupakan ancaman terbesar. Adapun perang melawan penyakit seperti yang telah dilaksanakan dalam mengatasi pandemi Covid-19 harus dilakukan bersama-sama.
"Kami perlu belajar dari TNI dan Kemhan dalam melaksanakan manajemen penanganan pandemi yang dilakukan selayaknya seperti saat berperang," ujar Budi.
Menko Polhukam Mahfud MD yang mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada kesempatan itu mengatakan mendorong penuh suksesnya implementasi dari MoU ini.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan MoU. Tujuan dari kesepakatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas Indonesia, negara-negara Asia, dan negara di sekitarnya untuk dapat bertindak cepat ketika terjadi keadaan darurat. Baca juga: Prabowo Dampingi Jokowi: Sebuah Kehormatan Bertemu Anda Lagi Presiden Emmanuel Macron
MoU ini ditandatangani oleh Prabowo, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus disaksikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD, mewakili Presiden RI di sela-sela pelaksanaan KTT G20 hari pertama di Nusa Dua Bali, Selasa (15/11/2022).
"Memiliki tim medis darurat yang terampil adalah bagian dari solusi, tetapi melatih tim ini membutuhkan investasi yang substansial, fokus yang berkelanjutan, dan dukungan spesialis, yang tidak dapat diakses oleh semua negara secara mandiri. Hal ini membuat kerja sama multi-negara menjadi vital,” jelas Prabowo.
“Kita lebih aman dan kuat saat kita menyiapkan diri kita bersama," lanjutnya.
Ia pun menjelaskan bahwa pembentukan pusat pelatihan ini menjadi upaya bagi permasalahan kesenjangan penanganan pandemi di berbagai daerah, terutama dalam kesiapan personel.
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa ancaman kesehatan, dalam hal ini penyakit merupakan ancaman terbesar. Adapun perang melawan penyakit seperti yang telah dilaksanakan dalam mengatasi pandemi Covid-19 harus dilakukan bersama-sama.
"Kami perlu belajar dari TNI dan Kemhan dalam melaksanakan manajemen penanganan pandemi yang dilakukan selayaknya seperti saat berperang," ujar Budi.
Menko Polhukam Mahfud MD yang mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada kesempatan itu mengatakan mendorong penuh suksesnya implementasi dari MoU ini.
tulis komentar anda