Soal Reshuffle Kabinet, Raja Juli: Bisa Dilakukan Kapan Saja, Termasuk Usai G20
Kamis, 17 November 2022 - 07:56 WIB
JAKARTA - Isu kocok ulang atau reshuffle kabinet pasca gelaran Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 terus menguat. Teranyar, Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni turut ambil komentar terkait isu reshuffle.
Wakil Menteri ATR/BPN ini mengatakan bahwa kocok ulang kabinet dapat terjadi kapan saja, termasuk setelah gelaran KTT G20. Ia pun menyatakan dukungan kepada setiap langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan melakukan kocok ulang kabinetnya.
"Bisa dilakukan kapan saja, termasuk pascahajatan G20. Sekali lagi kami dukung Pak Presiden sepenuhnya," ujar Raja saat dihubungi, Rabu (16/11/2022).
Raja merasa langkah reshuffle kabinet dapat dilakukan kapanpun lantaran hal itu merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi. Atas dasar itu, ia merasa wajar bila Presiden dapat melakukan kocok ulang kabinet.
"Presiden punya hak prerogatif untuk mengevaluasi para pembantunya, para menteri, guna memaksimalkan kerja-kerja untuk rakyat," terang Raja.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengaku mendapat informasi bahwa reshuffle kabinet bakal dilakukan Presiden Jokowi usai pelaksanaan KTT G20. Informasi itu diterima Ujang dari seorang menteri di Kabinet Indonesia Maju.
"Saya dapat kabar dari senior saya, seorang menteri bahwa reshuffle akan terjadi pasca-G20," ujar Ujang kepada MNC Portal Indonesia, Senin (14/11/2022).
Namun, Ujang tak mengungkapkan identitas seorang menteri yang menginformasikan bakal ada reshuffle kabinet tersebut. Yang pasti, kata dia, reshuffle merupakan sebuah keniscayaan.
Saat disinggung ihwal wacana perombakan kabinet ini berkaitan dengan isu ketidakharmonisan dengan Partai Nasdem yang telah mengusung Anies Baswedan sebagai capres, Ujang menduga hal ini bisa saja terjadi.
"Kelihatannya arahnya ke sana. Karena ketika Jokowi kecewa sedangkan reshuffle itu hak prerogatif Presiden, maka Jokowi bisa melakukan apa pun karena berkuasa, maka reshuffle itu kelihatannya akan terjadi," pungkasnya.
Wakil Menteri ATR/BPN ini mengatakan bahwa kocok ulang kabinet dapat terjadi kapan saja, termasuk setelah gelaran KTT G20. Ia pun menyatakan dukungan kepada setiap langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan melakukan kocok ulang kabinetnya.
"Bisa dilakukan kapan saja, termasuk pascahajatan G20. Sekali lagi kami dukung Pak Presiden sepenuhnya," ujar Raja saat dihubungi, Rabu (16/11/2022).
Raja merasa langkah reshuffle kabinet dapat dilakukan kapanpun lantaran hal itu merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi. Atas dasar itu, ia merasa wajar bila Presiden dapat melakukan kocok ulang kabinet.
"Presiden punya hak prerogatif untuk mengevaluasi para pembantunya, para menteri, guna memaksimalkan kerja-kerja untuk rakyat," terang Raja.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengaku mendapat informasi bahwa reshuffle kabinet bakal dilakukan Presiden Jokowi usai pelaksanaan KTT G20. Informasi itu diterima Ujang dari seorang menteri di Kabinet Indonesia Maju.
"Saya dapat kabar dari senior saya, seorang menteri bahwa reshuffle akan terjadi pasca-G20," ujar Ujang kepada MNC Portal Indonesia, Senin (14/11/2022).
Namun, Ujang tak mengungkapkan identitas seorang menteri yang menginformasikan bakal ada reshuffle kabinet tersebut. Yang pasti, kata dia, reshuffle merupakan sebuah keniscayaan.
Saat disinggung ihwal wacana perombakan kabinet ini berkaitan dengan isu ketidakharmonisan dengan Partai Nasdem yang telah mengusung Anies Baswedan sebagai capres, Ujang menduga hal ini bisa saja terjadi.
"Kelihatannya arahnya ke sana. Karena ketika Jokowi kecewa sedangkan reshuffle itu hak prerogatif Presiden, maka Jokowi bisa melakukan apa pun karena berkuasa, maka reshuffle itu kelihatannya akan terjadi," pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda