KIB Disebut Stagnan, Munculkan Airlangga-Zulhas tapi Tak Targetkan Menang
Selasa, 08 November 2022 - 07:56 WIB
JAKARTA - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dinilai sedang mengalami stagnasi. Ini terjadi lantaran belum jelasnya pencapresan Ganjar Pranowo.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) A. Khoirul Umam melihat KIB tampak gamang karena PDIP belum bersikap tegas atas pencapresan Ganjar.
Selain itu, stagnasi KIB juga disebabkan hubungan PDIP dengan poros Partai Gerindra-PKB. Santer dikabarkan PDIP bakal bergabung dengan koalisi tersebut.
“Seiring masih tidak jelasnya nasib Ganjar karena rendahnya penerimaan politik internal PDIP dan juga kian terbukanya rencana bergabungnya PDIP dengan Gerindra-PKB, maka KIB kini mengalami stagnasi,” kata Umam kepada wartawan, dikutip Selasa (8/11/2022).
Dengan demikian, kata Umam, kondisi ini membuat KIB memunculkan wacana pengusungan capres-cawapres dari internal. Menurutnya, wacana tersebut sebagai langkah mitigasi terhadap pencapresan Ganjar yang tidak pasti.
“Bahkan, belakangan justru muncul wacana pencapresan Airlangga-Zulkifli Hasan yang kian menguat. Hal itu merupakan langkah mitigasi KIB jika pencapresan Ganjar gagal,” ujarnya.
Umam menilai, jika pasangan Airlangga-Zulhas kelak diusung KIB, targetnya bukan untuk untuk memenangi Pilpres 2024, melainkan untuk mendulang efek ekor jas bagi PAN dan Golkar. Untuk kemudian bergabung dengan koalisi yang berpotensi menang di putaran kedua.
“Tentu target pasangan Airlangga-Zulkifli bukan kemenangan, tetapi agar Golkar-PAN tetap bisa mendapatkan coattail effect dalam Pilpres 2024, sembari bisa memberikan ruang kedua partai untuk bisa bergabung ke capres-cawapres yang berpotensi besar untuk menang dalam pemilihan gelombang kedua,” kata Umam.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) A. Khoirul Umam melihat KIB tampak gamang karena PDIP belum bersikap tegas atas pencapresan Ganjar.
Selain itu, stagnasi KIB juga disebabkan hubungan PDIP dengan poros Partai Gerindra-PKB. Santer dikabarkan PDIP bakal bergabung dengan koalisi tersebut.
“Seiring masih tidak jelasnya nasib Ganjar karena rendahnya penerimaan politik internal PDIP dan juga kian terbukanya rencana bergabungnya PDIP dengan Gerindra-PKB, maka KIB kini mengalami stagnasi,” kata Umam kepada wartawan, dikutip Selasa (8/11/2022).
Dengan demikian, kata Umam, kondisi ini membuat KIB memunculkan wacana pengusungan capres-cawapres dari internal. Menurutnya, wacana tersebut sebagai langkah mitigasi terhadap pencapresan Ganjar yang tidak pasti.
“Bahkan, belakangan justru muncul wacana pencapresan Airlangga-Zulkifli Hasan yang kian menguat. Hal itu merupakan langkah mitigasi KIB jika pencapresan Ganjar gagal,” ujarnya.
Umam menilai, jika pasangan Airlangga-Zulhas kelak diusung KIB, targetnya bukan untuk untuk memenangi Pilpres 2024, melainkan untuk mendulang efek ekor jas bagi PAN dan Golkar. Untuk kemudian bergabung dengan koalisi yang berpotensi menang di putaran kedua.
“Tentu target pasangan Airlangga-Zulkifli bukan kemenangan, tetapi agar Golkar-PAN tetap bisa mendapatkan coattail effect dalam Pilpres 2024, sembari bisa memberikan ruang kedua partai untuk bisa bergabung ke capres-cawapres yang berpotensi besar untuk menang dalam pemilihan gelombang kedua,” kata Umam.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(muh)
tulis komentar anda