Soal Pembelian Pesawat Osprey, Eks Sekjen Kemhan: Butuh Proses Matang
Selasa, 07 Juli 2020 - 20:27 WIB
Banyak hal yang tercakup dalam ilmu ekonomi pertahanan. Ilmu ekonomi pertahanan termasuk pencegahan dan penghindaran perang, inisiasi dan penghentian, Interaksi strategis, perlombaan senjata maupun kontrol senjata.
Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Simanjuntak mengungkap ada gap yang cukup besar soal cara pandang dari ahli ekonomi pada sektor pertahanan. "Misalnya ada ekonom yang mempertanyakan mengapa anggaran pertananan besar, apakah kita sedang perang,’’ kata Dahnil.
Menurut dia, ada dua kesalahan tentang perspektif ekonom tersebut. Ekonom tersebut hanya melihat dari sisi ekonomi semata, yaitu melihat jumlah dan nilai besaran anggaran. Tapi mereka tak membaca terkait ancaman. "Bacaan yang salah terhadap ancaman," ungkapnya.
Dia menjelaskan anggaran pertahanan Rp129 triliun tergolong kecil dibanding anggran kementerian lainnya. Karena anggaran tersebut dibagi ke lima pos di bawah kementerian Pertehanan. Dan 48 sampai 50%-nya dipakai untuk belanja pegawai termasuk gaji. Alutsista hanya kebagian sekitar 30% dari total anggaran.
“Jadi ini ada gap literasi terhadap ancaman," kata Dahnil.
Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Simanjuntak mengungkap ada gap yang cukup besar soal cara pandang dari ahli ekonomi pada sektor pertahanan. "Misalnya ada ekonom yang mempertanyakan mengapa anggaran pertananan besar, apakah kita sedang perang,’’ kata Dahnil.
Menurut dia, ada dua kesalahan tentang perspektif ekonom tersebut. Ekonom tersebut hanya melihat dari sisi ekonomi semata, yaitu melihat jumlah dan nilai besaran anggaran. Tapi mereka tak membaca terkait ancaman. "Bacaan yang salah terhadap ancaman," ungkapnya.
Dia menjelaskan anggaran pertahanan Rp129 triliun tergolong kecil dibanding anggran kementerian lainnya. Karena anggaran tersebut dibagi ke lima pos di bawah kementerian Pertehanan. Dan 48 sampai 50%-nya dipakai untuk belanja pegawai termasuk gaji. Alutsista hanya kebagian sekitar 30% dari total anggaran.
“Jadi ini ada gap literasi terhadap ancaman," kata Dahnil.
(dam)
Lihat Juga :