KSAL Tegaskan Pengamanan KTT G20 Masuk Kriteria Siap Tempur
Kamis, 03 November 2022 - 23:13 WIB
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyebut pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 masuk kriteria siap tempur. Hal ini karena tamu yang hadir merupakan para pemimpin negara.
Yudo menjelaskan, pihaknya memiliki beberapa kriteria tentang pasukan pengamanan, yakni siap tempur, siap operasi, dan tidak siap. Kata Yudo, jika siap operasi, berarti prajurit hanya siap untuk penegakan kedaulatan hukum. Sedangkan siap tempur, prajurit pengamanan siap melakukan pertempuran jika diperlukan.
"Tentunya saya perintahkan ini adalah pengamanan untuk siap tempur. Jadi kita ini punya kriteria siap tempur, siap operasi dan tidak siap. Kalau siap operasi ini, siapnya siap untuk penegakan kedaulatan hukum. Tapi kalau siap tempur, berarti harus siap tempur," kata Yudo, Kamis (3/11/2022).
Yudo mengatakan, kriteria ini dilakukan karena tamu yang hadir dalam KTT G20 merupakan VVIP para petinggi dari berbagai negara. "Karena memang yang kita amankan adalah VVIP, para presiden," katanya.
Kemudian, kata Yudo, Indonesia memiliki kedaulatan penuh untuk mengamankan para petinggi negara, terlebih pengamanan dilakukan di wilayah teritorial. "Dengan begitu, Indonesia memiliki kedaulatan penuh untuk mengamankan para presiden tersebut," katanya.
Sebelumnya, Yudo mengatakan bahwa TNI AL mengerahkan sebanyak 3.000 personel untuk mengamankan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022.
Selain itu, TNI AL juga akan mengerahkan 12 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). "Kita libatkan 12 KRI dengan personel kurang lebih 3.000 personel, baik marinir maupun pengawak marinir tersebut maupun Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) yang terkait. Seperti Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) 5, Lanal Banyuwangi, maupun Lanal Benoa, termasuk pesawat udara," kata Yudo di Jakarta Utara, Senin (31/10/2022).
Semua KRI yang memiliki helideck, diperintahkan untuk membawa helikopter. "Sehingga bisa terpadu, kemudian juga ada pasukan khusus dari Denjaka, kemudian Kopaska yang on board di KRI tersebut," sambungnya.
Kata Yudo, KRI yang dilibatkan betul-betul kapal yang siap tempur dalam mengamankan pemimpin-pemimpin negara. "Betul-betul KRI yang disiapkan, merupakan KRI yang siap tempur dan ini adalah mengamankan pemimpin-pemimpin negara. Sehingga kita harus betul-betul menyiapkan kapal-kapal yang siap tempur," katanya.
Yudo menjelaskan, pihaknya memiliki beberapa kriteria tentang pasukan pengamanan, yakni siap tempur, siap operasi, dan tidak siap. Kata Yudo, jika siap operasi, berarti prajurit hanya siap untuk penegakan kedaulatan hukum. Sedangkan siap tempur, prajurit pengamanan siap melakukan pertempuran jika diperlukan.
"Tentunya saya perintahkan ini adalah pengamanan untuk siap tempur. Jadi kita ini punya kriteria siap tempur, siap operasi dan tidak siap. Kalau siap operasi ini, siapnya siap untuk penegakan kedaulatan hukum. Tapi kalau siap tempur, berarti harus siap tempur," kata Yudo, Kamis (3/11/2022).
Yudo mengatakan, kriteria ini dilakukan karena tamu yang hadir dalam KTT G20 merupakan VVIP para petinggi dari berbagai negara. "Karena memang yang kita amankan adalah VVIP, para presiden," katanya.
Kemudian, kata Yudo, Indonesia memiliki kedaulatan penuh untuk mengamankan para petinggi negara, terlebih pengamanan dilakukan di wilayah teritorial. "Dengan begitu, Indonesia memiliki kedaulatan penuh untuk mengamankan para presiden tersebut," katanya.
Sebelumnya, Yudo mengatakan bahwa TNI AL mengerahkan sebanyak 3.000 personel untuk mengamankan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022.
Selain itu, TNI AL juga akan mengerahkan 12 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). "Kita libatkan 12 KRI dengan personel kurang lebih 3.000 personel, baik marinir maupun pengawak marinir tersebut maupun Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) yang terkait. Seperti Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) 5, Lanal Banyuwangi, maupun Lanal Benoa, termasuk pesawat udara," kata Yudo di Jakarta Utara, Senin (31/10/2022).
Semua KRI yang memiliki helideck, diperintahkan untuk membawa helikopter. "Sehingga bisa terpadu, kemudian juga ada pasukan khusus dari Denjaka, kemudian Kopaska yang on board di KRI tersebut," sambungnya.
Kata Yudo, KRI yang dilibatkan betul-betul kapal yang siap tempur dalam mengamankan pemimpin-pemimpin negara. "Betul-betul KRI yang disiapkan, merupakan KRI yang siap tempur dan ini adalah mengamankan pemimpin-pemimpin negara. Sehingga kita harus betul-betul menyiapkan kapal-kapal yang siap tempur," katanya.
(zik)
tulis komentar anda