TGB Minta Relawan Ganjar Pranowo Junjung Tinggi Demokrasi
Selasa, 25 Oktober 2022 - 12:38 WIB
JAKARTA - Rombongan Relawan Ganjar Pranowo (GP) bersilaturahmi ke Kantor DPP Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/10/2022). Rombongan diterima langsung Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi.
TGB juga didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Perindo Ahmad Rofiq, Wakil Ketua Umum Partai Perindo Bidang Pemilu, Teritorial, Strategi Pencalegan, Kampanye, dan Saksi Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Sekjen DPW DKI Ramdan Alamsyah, Wakil Direktur Eksekutif I Arief Budiman, dan Ketua Bidang Hukum dan HAM DPP Partai Perindo Tama S Langkun. Mereka berdiskusi berbagai hal, terutama situasi politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Dalam diskusi tersebut, TGB mengatakan, relawan politik di Indonesia merupakan suatu fenomena yang tak banyak di temukan di negara lain. Fenomena ini merupakan resultan dari upaya memperjuangkan demokrasi pascareformasi untuk menata politik.
Baca juga: TGB Bertemu Ganjar Pranowo di Semarang, Ini yang Dibahas
"Ketika ini sudah jadi fenomena, mengantarkan anak bangsa darah biru politik menjadi pemimpin tertinggi, artinya kerelawanan politik sudah diterima masyarakat," kata TGB.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengatakan, relawan harus kental akan kebersamaan dan kemitraan. Hal ini dapat menjadi kekuatan politik agar tak ada konflik. "Saya harap kerelawanan ini bisa menjujung tinggi demokrasi. Kita bicara soal gagasan, makin satu dan kokoh," ucap TGB.
"Saya yakin betul, banyak ruang kebaikan, kita di Perindo sambut baik diskusi dan perjumpaan ini," katanya.
Ketua GP Mania, Immanuel Ebenezer mengatakan, pihaknya tengah menawarkan gagasan rekonsiliasi. Polarisasi sebagai dampak Pemilu 2014 terasa hingga ke ranah pribadi. Informasi palsu atau hoaks yang berseliweran juga membuat situasi kian mengkhawatirkan.
Baca juga: Bertemu Gus Awis, TGB: Tokoh Ulama Muda dan Adik Kelas Saya di Al Azhar
"Ketika demokrasi kebablasan dengan budaya hoaks, itu yang membuat kita khawatir," katanya.
Dia menuturkan bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan semangat NKRI atau Pancasila seorang pemimpin tapi juga membutuhkan pemimpin yang mampu mempersatukan bangsa. "Saya dukung presiden dengan kritik, bukan dengan menjilat," katanya.
TGB juga didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Perindo Ahmad Rofiq, Wakil Ketua Umum Partai Perindo Bidang Pemilu, Teritorial, Strategi Pencalegan, Kampanye, dan Saksi Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Sekjen DPW DKI Ramdan Alamsyah, Wakil Direktur Eksekutif I Arief Budiman, dan Ketua Bidang Hukum dan HAM DPP Partai Perindo Tama S Langkun. Mereka berdiskusi berbagai hal, terutama situasi politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Dalam diskusi tersebut, TGB mengatakan, relawan politik di Indonesia merupakan suatu fenomena yang tak banyak di temukan di negara lain. Fenomena ini merupakan resultan dari upaya memperjuangkan demokrasi pascareformasi untuk menata politik.
Baca juga: TGB Bertemu Ganjar Pranowo di Semarang, Ini yang Dibahas
"Ketika ini sudah jadi fenomena, mengantarkan anak bangsa darah biru politik menjadi pemimpin tertinggi, artinya kerelawanan politik sudah diterima masyarakat," kata TGB.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengatakan, relawan harus kental akan kebersamaan dan kemitraan. Hal ini dapat menjadi kekuatan politik agar tak ada konflik. "Saya harap kerelawanan ini bisa menjujung tinggi demokrasi. Kita bicara soal gagasan, makin satu dan kokoh," ucap TGB.
"Saya yakin betul, banyak ruang kebaikan, kita di Perindo sambut baik diskusi dan perjumpaan ini," katanya.
Ketua GP Mania, Immanuel Ebenezer mengatakan, pihaknya tengah menawarkan gagasan rekonsiliasi. Polarisasi sebagai dampak Pemilu 2014 terasa hingga ke ranah pribadi. Informasi palsu atau hoaks yang berseliweran juga membuat situasi kian mengkhawatirkan.
Baca juga: Bertemu Gus Awis, TGB: Tokoh Ulama Muda dan Adik Kelas Saya di Al Azhar
"Ketika demokrasi kebablasan dengan budaya hoaks, itu yang membuat kita khawatir," katanya.
Dia menuturkan bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan semangat NKRI atau Pancasila seorang pemimpin tapi juga membutuhkan pemimpin yang mampu mempersatukan bangsa. "Saya dukung presiden dengan kritik, bukan dengan menjilat," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda