Ali Imron: Pelaku Bom Bali Alumni Akmil Mujahidin Afganistan
Minggu, 16 Oktober 2022 - 22:06 WIB
JAKARTA - Narapidana terorisme Bom Bali Ali Imron mengungkap kejadian di balik tragedi Bom Bali yang terjadi 2002 silam. Sebagai pelaku, Ali mengaku terlibat aktif dalam proses peledakan Bom Bali.
Termasuk terlibat dalam perencanaan, pemetaan strategi, hingga eksekusi di lapangan. Ali mengakui itu sebagai tindakan yang paling berdosa di antara rekan timnya.
"Saya yang menerima pasokan bahan kimia yang disuplai dari Surabaya ke Denpasar, meracik bahan kimia menjadi bahan peledak, hingga yang merakit menjadi bom mobil, bom rompi dan bom tas jinjing," kata Ali dikutip dalam laman resmi MUI Digital, Minggu (16/10/2022).
Ali Imron mengatakan para pelaku Bom Bali merupakan alumni Akademi Militer Mujahidin Afghanistan. Gerakan ini dulunya melawan gerakan Komunis yang didukung Rusia mulai 1948 sampai 1996. "Saya ini adalah angkatan ke-9 dari 12 angkatan Akmil Mujahidin Afghanistan. Beberapa rekan seangkatan saya juga terlibat dalam Bom Bali,"ujar dia.
Ali menyebut, Bom Bali tidak terlepas dari program besar Jamaah Islamiyah (JI) yang memiliki afiliasi kuat dengan Negara Islam Indoneisa (NII) yang didirikan oleh Kartosoewirjo yang didirikan pada 1949.
”Yang jarang diketahui orang banyak, Bom Bali sebenarnya bukan program JI. Ini merupakan rencana dan ide dua anggota JI yaitu Ali Imron, Mukhlas, dan senior Jamaah Islamiah Afghanistan yaitu Hambali,” ucapnya.
Bom Bali merupakan kelanjutan dari Bom Kedubes Filipina untuk Indonesia pada 2000, Bom Natal pada 2000, Bom Atrium Senen di 2001 hingga adanya rencana Bom Bali dari salah satu Alumni Akmil Mujahidin, Imam Samudra. Proses perencanaan Bom Bali, kata dia, terjadi pada pertengahan Agustus 2002 dalam pertemuan yang dipimpin oleh Mukhlas.
Mukhlas berencana akan menyerang para bule di Bali sebagai balasan terhadap Amerika Serikat yang menyerang Afganistan pascaruntuhnya gedung WTC pada 11 Sptember 2001. "Ketika kami ditangkap, yang marah bukan hanya masyarakat dunia, tetapi juga sesama anggota JI pada waktu itu," kata dia.
Termasuk terlibat dalam perencanaan, pemetaan strategi, hingga eksekusi di lapangan. Ali mengakui itu sebagai tindakan yang paling berdosa di antara rekan timnya.
"Saya yang menerima pasokan bahan kimia yang disuplai dari Surabaya ke Denpasar, meracik bahan kimia menjadi bahan peledak, hingga yang merakit menjadi bom mobil, bom rompi dan bom tas jinjing," kata Ali dikutip dalam laman resmi MUI Digital, Minggu (16/10/2022).
Baca Juga
Ali Imron mengatakan para pelaku Bom Bali merupakan alumni Akademi Militer Mujahidin Afghanistan. Gerakan ini dulunya melawan gerakan Komunis yang didukung Rusia mulai 1948 sampai 1996. "Saya ini adalah angkatan ke-9 dari 12 angkatan Akmil Mujahidin Afghanistan. Beberapa rekan seangkatan saya juga terlibat dalam Bom Bali,"ujar dia.
Ali menyebut, Bom Bali tidak terlepas dari program besar Jamaah Islamiyah (JI) yang memiliki afiliasi kuat dengan Negara Islam Indoneisa (NII) yang didirikan oleh Kartosoewirjo yang didirikan pada 1949.
Baca Juga
”Yang jarang diketahui orang banyak, Bom Bali sebenarnya bukan program JI. Ini merupakan rencana dan ide dua anggota JI yaitu Ali Imron, Mukhlas, dan senior Jamaah Islamiah Afghanistan yaitu Hambali,” ucapnya.
Bom Bali merupakan kelanjutan dari Bom Kedubes Filipina untuk Indonesia pada 2000, Bom Natal pada 2000, Bom Atrium Senen di 2001 hingga adanya rencana Bom Bali dari salah satu Alumni Akmil Mujahidin, Imam Samudra. Proses perencanaan Bom Bali, kata dia, terjadi pada pertengahan Agustus 2002 dalam pertemuan yang dipimpin oleh Mukhlas.
Mukhlas berencana akan menyerang para bule di Bali sebagai balasan terhadap Amerika Serikat yang menyerang Afganistan pascaruntuhnya gedung WTC pada 11 Sptember 2001. "Ketika kami ditangkap, yang marah bukan hanya masyarakat dunia, tetapi juga sesama anggota JI pada waktu itu," kata dia.
(cip)
tulis komentar anda