Bamusi Anggap Polemik RUU HIP Membawa Berkah bagi Pancasila
Minggu, 05 Juli 2020 - 14:59 WIB
JAKARTA - Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Zuhairi Misrawi mengaku bersyukur polemik Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) mengubah pandangan sejumlah pihak yang awalnya mendukung negara teokrasi mendadak menjadi 'juru bicara' Pancasila. Menurutnya, kondisi ini patut menjadi berkah karena menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
Gus Mis, sapaan akrab Zuhairi Misrawi menganggap, munculnya polemik ini mengajak masyarakat terlibat dalam diskursus pentingnya penguatan terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa. "Kami merasa bangga dan bersyukur, bahwa pada akhirnya mereka yang selama ini selalu menggaungkan ideologi khilafah dan negara pro-teokrasi, yang secara terbuka menyatakan berseberangan dengan Pancasila, mereka justru semakin lantang menjadi 'juru bicara Pancasila' di ruang publik," kata Gus Mis, Minggu (5/7/2020).
Dijelaskan, teokrasi adalah di mana negara menganggap bahwa konstitusi, ideologi serta peraturan lainnya berdasarkan nilai-nilai keagamaan. Salah satu contohnya adalah Arab Saudi yang merupakan negara monarki absolut dan ideologinya menggunakan nilai-nilai ajaran agama Islam.( )
Belakangan ini, sejumlah kelompok seperti Persaudaraan Alumni 212 dan ormas Front Pembela Islam (FPI) memang kerap turun ke jalan bersuara tentang Pancasila dalam polemik RUU HIP. Mereka membangkitkan lagi isu komunisme dan secara khusus menyerang PDI Perjuangan (PDIP).
Gus Mis mengatakan, dirinya melihat aksi itu dari sisi lain, yakni soal perubahan ide yang mendukung teokrasi, yang jelas bertentangan dengan Pancasila, dan kini malah mempromosikan Pancasila. "Hal ini merupakan berkah Tuhan pada negeri ini, sehingga tugas kita selanjutnya adalah membumikan Pancasila agar dapat mewarnai seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara," kata lulusan Al Azhar Kairo, Mesir ini.
Baginya, semua pihak tanpa terkecuali, harus optimistis bahwa Pancasila merupakan ideologi pemersatu bangsa yang akan membawa negeri ini pada kemajuan dan kesejahteraan. "Selama kita berpijak pada Pancasila, kita akan mempunyai masa depan yang cerah dalam mewujudkan Trisakti Bung Karno, yaitu kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," ucapnya.( )
Sementara PDI Perjuangan, lanjut Gus Mis, merupakan partai yang selama ini terdepan dalam mengukuhkan dan membumikan Pancasila, sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Setiap kader Partai mempunyai latar belakang dari berbagai agama, suku, dan bahasa, dan berada dalam satu rampak barisan untuk menjadikan Pancasila sebagai titik-temu dan kekuatan bersama dalam membangun negeri ini.
"Sebab itu, nasionalisme para kader yang menginspirasi perjalanan negeri ini sangat kokoh karena bersumber dari keyakinan dan pemahaman yang utuh terhadap Pancasila," kata Gus Mis.
Gus Mis mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan majelis agama-agama lain yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan inspirasi agar Pancasila semakin kokoh dan berdiri tegak sebagai ideologi bangsa.
"Pancasila merupakan pelita yang akan menerangi negeri ini, yang akan membawa kerukunan dan kedamaian, serta mampu mewujudkan keadilan sosial," katanya.
Di sisi lain, Gus Mis mengatakan, dirinya sangat menyayangkan adanya pihak-pihak yang masih cenderung memainkan kartu politik, khususnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat (PD) dalam perdebatan mutakhir.
"Kita sejatinya mempunyai kearifan dan kebijaksanaan dalam berdemokrasi, bahwa di tengah pandemi ini kita membutuhkan gotong-royong dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga kita mampu bangkit dan fokus pada upaya memajukan negeri. Mari kita jadikan Pancasila sebagai pedoman dalam tindakan politik kita di tengah pandemi," ujarnya.
Lihat Juga: Hasto Kristiyanto: Sitti Rohmi Djalilah Penerus Perjuangan Maulana Syekh Zainuddin Abdul Madjid
Gus Mis, sapaan akrab Zuhairi Misrawi menganggap, munculnya polemik ini mengajak masyarakat terlibat dalam diskursus pentingnya penguatan terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa. "Kami merasa bangga dan bersyukur, bahwa pada akhirnya mereka yang selama ini selalu menggaungkan ideologi khilafah dan negara pro-teokrasi, yang secara terbuka menyatakan berseberangan dengan Pancasila, mereka justru semakin lantang menjadi 'juru bicara Pancasila' di ruang publik," kata Gus Mis, Minggu (5/7/2020).
Dijelaskan, teokrasi adalah di mana negara menganggap bahwa konstitusi, ideologi serta peraturan lainnya berdasarkan nilai-nilai keagamaan. Salah satu contohnya adalah Arab Saudi yang merupakan negara monarki absolut dan ideologinya menggunakan nilai-nilai ajaran agama Islam.( )
Belakangan ini, sejumlah kelompok seperti Persaudaraan Alumni 212 dan ormas Front Pembela Islam (FPI) memang kerap turun ke jalan bersuara tentang Pancasila dalam polemik RUU HIP. Mereka membangkitkan lagi isu komunisme dan secara khusus menyerang PDI Perjuangan (PDIP).
Gus Mis mengatakan, dirinya melihat aksi itu dari sisi lain, yakni soal perubahan ide yang mendukung teokrasi, yang jelas bertentangan dengan Pancasila, dan kini malah mempromosikan Pancasila. "Hal ini merupakan berkah Tuhan pada negeri ini, sehingga tugas kita selanjutnya adalah membumikan Pancasila agar dapat mewarnai seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara," kata lulusan Al Azhar Kairo, Mesir ini.
Baginya, semua pihak tanpa terkecuali, harus optimistis bahwa Pancasila merupakan ideologi pemersatu bangsa yang akan membawa negeri ini pada kemajuan dan kesejahteraan. "Selama kita berpijak pada Pancasila, kita akan mempunyai masa depan yang cerah dalam mewujudkan Trisakti Bung Karno, yaitu kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," ucapnya.( )
Sementara PDI Perjuangan, lanjut Gus Mis, merupakan partai yang selama ini terdepan dalam mengukuhkan dan membumikan Pancasila, sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Setiap kader Partai mempunyai latar belakang dari berbagai agama, suku, dan bahasa, dan berada dalam satu rampak barisan untuk menjadikan Pancasila sebagai titik-temu dan kekuatan bersama dalam membangun negeri ini.
"Sebab itu, nasionalisme para kader yang menginspirasi perjalanan negeri ini sangat kokoh karena bersumber dari keyakinan dan pemahaman yang utuh terhadap Pancasila," kata Gus Mis.
Gus Mis mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan majelis agama-agama lain yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan inspirasi agar Pancasila semakin kokoh dan berdiri tegak sebagai ideologi bangsa.
"Pancasila merupakan pelita yang akan menerangi negeri ini, yang akan membawa kerukunan dan kedamaian, serta mampu mewujudkan keadilan sosial," katanya.
Di sisi lain, Gus Mis mengatakan, dirinya sangat menyayangkan adanya pihak-pihak yang masih cenderung memainkan kartu politik, khususnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat (PD) dalam perdebatan mutakhir.
"Kita sejatinya mempunyai kearifan dan kebijaksanaan dalam berdemokrasi, bahwa di tengah pandemi ini kita membutuhkan gotong-royong dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga kita mampu bangkit dan fokus pada upaya memajukan negeri. Mari kita jadikan Pancasila sebagai pedoman dalam tindakan politik kita di tengah pandemi," ujarnya.
Lihat Juga: Hasto Kristiyanto: Sitti Rohmi Djalilah Penerus Perjuangan Maulana Syekh Zainuddin Abdul Madjid
(abd)
tulis komentar anda