Tragedi Kanjuruhan, PBNU: Mengapa Sepakbola yang Menyenangkan Jadi Mengerikan?
Senin, 03 Oktober 2022 - 00:28 WIB
JAKARTA - Tragedi tewasnya ratusan suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan , Malang, Jawa Timur, menimbulkan duka mendalam bagi dunia sepakbola Indonesia. Tak ayal, olahraga sejuta umat di bumi Nusantara tersebut membuat seluruh masyarakat mengalami luka mendalam atas tragedi tersebut.
Hal ini juga menjadi perhatian bagi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Ahmad Fahrur Rozi atau biasa disapa Gus Fahrur. Ia menyampaikan semua pihak harus introspeksi diri atas peristiwa mengenaskan yang menewaskan 125 orang menurut data kepolisian.
"Kita harus muhasabah, mengapa sepakbola yang seharusnya menyenangkan kok menjadi mengerikan?," ujar Gus Fahrur saat dikonfirmasi, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Korban Tragedi Kanjuruhan
Gus Fahrur pun menilai budaya menonton sepakbola di stadion, sebagai hal yang harus dikaji ulang. Baginya, jika terus mengakibatkan peristiwa tragis seperti ini, menonton bola hanya membawa mudharat bagi siapapun.
"Masyarakat pecinta bola perlu berpikir lebih rasional dan dipertimbangkan pagi apa Maslahah dan Mafsadah menonton bola di stadion? Apakah masih perlu sampai mengorbankan nyawa, belum lagi meninggalkan kewajiban shalat bagi muslim. Mungkin lebih baik menonton di televisi saja," terang Gus Fahrur.
Ihwal penggunaan gas air mata yang diduga menyebabkan ratusan jiwa melayang tersebut, Gus Fahrur pun meminta dievaluasi secara menyeluruh. Ia berharap semua pihak yang bersalah harus ditindak dan dihukum.
"Perlu di evaluasi apakah penanganan represif pihak keamanan dan penggunaan gas airmata sudah sesuai standar protap keamanan di stadion?," tutur Gus Fahrur.
Diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, data terbaru yang diterima tercatat ada 125 korban tewas saat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Sebelumnya, memang diinformasikan ada 129 orang.
"Tadi hasil verifikasi terakhir, data dari dinkes terkonfirmasi terverifikasi yang meninggal dari awal diinformasikan 129, saat ini data terakhir hasil pengecekan dan verifikasi jumlahnya 125 karena ada yang tercatat ganda," ujarnya Kapolri saat jumpa pers di Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022).
Kapolri menegaskan, Tim DVI sudah bekerja, salah satunya dengan memastikan identitas korban meninggal. Begitu juga dengan jajaran Polri lainnya seperti Bareskim, Propam, DVI, inafis, dan Puslabfor.
Hal ini juga menjadi perhatian bagi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Ahmad Fahrur Rozi atau biasa disapa Gus Fahrur. Ia menyampaikan semua pihak harus introspeksi diri atas peristiwa mengenaskan yang menewaskan 125 orang menurut data kepolisian.
"Kita harus muhasabah, mengapa sepakbola yang seharusnya menyenangkan kok menjadi mengerikan?," ujar Gus Fahrur saat dikonfirmasi, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Korban Tragedi Kanjuruhan
Gus Fahrur pun menilai budaya menonton sepakbola di stadion, sebagai hal yang harus dikaji ulang. Baginya, jika terus mengakibatkan peristiwa tragis seperti ini, menonton bola hanya membawa mudharat bagi siapapun.
"Masyarakat pecinta bola perlu berpikir lebih rasional dan dipertimbangkan pagi apa Maslahah dan Mafsadah menonton bola di stadion? Apakah masih perlu sampai mengorbankan nyawa, belum lagi meninggalkan kewajiban shalat bagi muslim. Mungkin lebih baik menonton di televisi saja," terang Gus Fahrur.
Ihwal penggunaan gas air mata yang diduga menyebabkan ratusan jiwa melayang tersebut, Gus Fahrur pun meminta dievaluasi secara menyeluruh. Ia berharap semua pihak yang bersalah harus ditindak dan dihukum.
"Perlu di evaluasi apakah penanganan represif pihak keamanan dan penggunaan gas airmata sudah sesuai standar protap keamanan di stadion?," tutur Gus Fahrur.
Diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, data terbaru yang diterima tercatat ada 125 korban tewas saat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Sebelumnya, memang diinformasikan ada 129 orang.
"Tadi hasil verifikasi terakhir, data dari dinkes terkonfirmasi terverifikasi yang meninggal dari awal diinformasikan 129, saat ini data terakhir hasil pengecekan dan verifikasi jumlahnya 125 karena ada yang tercatat ganda," ujarnya Kapolri saat jumpa pers di Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022).
Kapolri menegaskan, Tim DVI sudah bekerja, salah satunya dengan memastikan identitas korban meninggal. Begitu juga dengan jajaran Polri lainnya seperti Bareskim, Propam, DVI, inafis, dan Puslabfor.
(maf)
tulis komentar anda