Survei Indikator: 67% Masyarakat Puas Kinerja Presiden Jokowi

Minggu, 02 Oktober 2022 - 19:01 WIB
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) berbincang dengan pedagang di Pasar Cicaheum Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/8/2022). FOTO/ANTARA/Raisan Al Farisi
JAKARTA - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mencatat terdapat 67,1% responden menyatakan puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini didasarkan survei terakhir yang dilakukan pada 13-20 September 2022.

Secara rinci 67,1% terdiri dari 13,7% menyatakan sangat puas dan 53,4% menyatakan cukup puas. Lebih lanjut, sebanyak 25,3% masyarakat menyatakan kurang puas dan 5,5% menyatakan tidak puas sama sekali dan 2% lainnya tidak menjawab.

"Jadi yang menyatakan puas dan sangat puas kurang lebih 67% di survei September hingga tanggal 20 September," kata Direktur Eksekutif Survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Minggu (2/10/2022).



Tren kepercayaan publik ini terhitung meningkat semenjak sempat turun di awal September 2022 pasca pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan nilai 62,2%. Pada survei sebelum harga BBM dinaikkan, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi berada di angka 72,3%.

"Sekarang ada indikasi approval presiden mulai ada indikasi perbaikan meskipun lagi-lagi kalau dibandingkan survei sebelum kenaikan harga BBM kecenderungannya masih turun," tuturnya.

Kepuasan masyarakat dilatarbelakangi oleh sikap Presiden Jokowi yang memberikan bantuan kepada rakyat kecil. Sikap ini menjadi alasan tertinggi masyarakat puas terhadap kinerja presiden dengan angka 38,9% responden. Kemudian diikuti dengan alasan membangun infrastruktur di Indonesia dengan angka 19,4%, dan menganggap Jokowi merakyat.

Baca juga: Jokowi Ungkap Dirinya Tidak Pernah Makan Pagi, Tapi Sarapan Angka

Sementara ketidakpuasan masyarakat didominasi dengan alasan harga-harga bahan pokok yang meningkat dengan angka 35,2%. Kemudian diikuti bantuan yang tidak merata 17,4%, dan kemiskinan tidak berkurang sebesar 6,6%. "Puas terutama karena memberi bantuan dan membangun infrastruktur. Sementara tidak puas terutama karena harga kebutuhan pokok meningkat dan bantuan tidak merata," tutupnya.

Untuk diketahui, survei ini digelar pada 13-20 September 2022 dengan melibatkan 1.200 warga negara Indonesia (WNI), yang telah memiliki hak pilih di 34 provinsi sebagai responden. Mereka berasal dari 1.220 sampel yang terpilih dengan metode multistage random sampling.

Para responden diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara terlatih. Lalu, dilakukan quality control secara acak kepada 20% dari total sampel atas hasil wawancara. Adapun toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More