Pernyataan Effendi Simbolon Terkesan Sudutkan TNI
Jum'at, 09 September 2022 - 16:40 WIB
JAKARTA - Pernyataan Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon terkait isu ketidakharmonisan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ( KSAD ), Jenderal Dudung Abdurachman dinilai hanya membuat gaduh. Apa yang disampaikan politikus PDIP itu merupakan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Pernyataan Pak Effendi Simbolon dan lainnya itu justru menyinggung perasaan rakyat Indonesia dan tentara," kata Ketua Cendekia Muda Nusantara, Adi Baiquni saat dihubungi wartawan, Jumat (9/9/2022).
Menurut Adi, pernyataan Effendi Simblon mengenai ketidakhamonisan Panglima TNI dan KSAD terkesan tidak produktif dan edukatif. Sebagai anggota DPR, seharusnya Effendi lebih fokus berbicara soal kebijakan, bukan mengumbar isu pribadi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Komentar Effendi Simbolon dan yang lain itu juga sangat tendensius, tidak boleh ikut campur terlalu jauh. Biacaralah soal kebijakan. Kalau menyorot yang spesifik, urusan personal yang di dalam, tidak penting diungkapkan ke publik. Itu tidak positif, tidak produktif, dan tidak edukatif," katanya.
Adi meminta Effendi Simbolon dan pihak lain berhenti mendiskreditkan TNI. Masih banyak kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan negara yang perlu disorot.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ini menegaskan, jika terjadi perbedaan pendapat antara Panglima dan KSAD, merupakan hal yang wajar di alam demokrasi, sebagaimana di partai politik.
"Jangankan lintas partai, internal partai saja satu sama lain tidak sependapat. Kalau mengungkap isu-isu privasi justru menyesatkan publik," kata mantan Wakil Ketua Umum DPP KNPI Periode 2018-2022 ini.
Baca juga: KSAD Nyatakan Akur dengan Panglima TNI, Effendi Simbolon: Saya Bilang Disharmoni
Ia meminta Panglima Andika dan KSAD Dudung fokus bekerja dan membuat terobosan-terobosan baru, sehingga TNI menjadi institusi yang tangguh dalam menjaga pertahanan dan keamanan Indonesia. "Saya kira Panglima dan KSAD adalah orang-orang yang bijaksana, dan keduanya menjadi inspirasi buat rakyat Indonesia, khususnya anak-anak muda. Baik Pak Andika maupun Pak Dudung memberikan inspirasi nyata untuk generasi muda," kata Adi.
Sementara itu, Effendi Simbolon sebelumnya menyatakan tidak pernah mengatakan adanya keretakan antara Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman. "Saya pertama enggak pernah mengatakan keretakan. Saya bilang disharmoni. Kamu lihat di UU 34 (Tahun 2004), fungsinya apa, tugasnya, tanggung jawabnya apa Panglima. Jelas itu," kata Effendi kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Effendi menegaskan, dirinya tidak dalam posisi berpihak, baik kepada Andika maupun Dudung. Namun, ia mengingatkan kerentanan TNI jika terjadi polarisasi. Contoh paling nyata adalah polarisasi pilkada, yang membuat orang sampai mati. "Kalau itu terjadi di TNI, apalagi ada niat orang memberikan kebebasan hak politik kepada TNI, prajurit, dan sebagainya," ujarnya.
"Pernyataan Pak Effendi Simbolon dan lainnya itu justru menyinggung perasaan rakyat Indonesia dan tentara," kata Ketua Cendekia Muda Nusantara, Adi Baiquni saat dihubungi wartawan, Jumat (9/9/2022).
Menurut Adi, pernyataan Effendi Simblon mengenai ketidakhamonisan Panglima TNI dan KSAD terkesan tidak produktif dan edukatif. Sebagai anggota DPR, seharusnya Effendi lebih fokus berbicara soal kebijakan, bukan mengumbar isu pribadi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Komentar Effendi Simbolon dan yang lain itu juga sangat tendensius, tidak boleh ikut campur terlalu jauh. Biacaralah soal kebijakan. Kalau menyorot yang spesifik, urusan personal yang di dalam, tidak penting diungkapkan ke publik. Itu tidak positif, tidak produktif, dan tidak edukatif," katanya.
Adi meminta Effendi Simbolon dan pihak lain berhenti mendiskreditkan TNI. Masih banyak kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan negara yang perlu disorot.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ini menegaskan, jika terjadi perbedaan pendapat antara Panglima dan KSAD, merupakan hal yang wajar di alam demokrasi, sebagaimana di partai politik.
"Jangankan lintas partai, internal partai saja satu sama lain tidak sependapat. Kalau mengungkap isu-isu privasi justru menyesatkan publik," kata mantan Wakil Ketua Umum DPP KNPI Periode 2018-2022 ini.
Baca juga: KSAD Nyatakan Akur dengan Panglima TNI, Effendi Simbolon: Saya Bilang Disharmoni
Ia meminta Panglima Andika dan KSAD Dudung fokus bekerja dan membuat terobosan-terobosan baru, sehingga TNI menjadi institusi yang tangguh dalam menjaga pertahanan dan keamanan Indonesia. "Saya kira Panglima dan KSAD adalah orang-orang yang bijaksana, dan keduanya menjadi inspirasi buat rakyat Indonesia, khususnya anak-anak muda. Baik Pak Andika maupun Pak Dudung memberikan inspirasi nyata untuk generasi muda," kata Adi.
Sementara itu, Effendi Simbolon sebelumnya menyatakan tidak pernah mengatakan adanya keretakan antara Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman. "Saya pertama enggak pernah mengatakan keretakan. Saya bilang disharmoni. Kamu lihat di UU 34 (Tahun 2004), fungsinya apa, tugasnya, tanggung jawabnya apa Panglima. Jelas itu," kata Effendi kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Effendi menegaskan, dirinya tidak dalam posisi berpihak, baik kepada Andika maupun Dudung. Namun, ia mengingatkan kerentanan TNI jika terjadi polarisasi. Contoh paling nyata adalah polarisasi pilkada, yang membuat orang sampai mati. "Kalau itu terjadi di TNI, apalagi ada niat orang memberikan kebebasan hak politik kepada TNI, prajurit, dan sebagainya," ujarnya.
(abd)
tulis komentar anda