Aksi Teror di Indonesia Turun Signifikan, Pengamat Apresiasi Langkah BNPT

Kamis, 01 September 2022 - 12:09 WIB
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar bersama jajarannya bertemu Komisi III DPR dalam rangka RDP di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 31 Agustus 2022. Foto/Ist
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar berkomitmen memberdayakan seluruh potensi negara dalam mencegah dan menanggulangi terorisme di Tanah Air. Hal ini mendapat apresiasi dari Direktur Eksekutif Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Nova Andika.

"Langkah BNPT selaku leading sector Penanggulangan Terorisme di Tanah Air yang melibatkan seluruh elemen anak bangsa dalam proses pencegahan kita dukung," kata Nova Andika, Kamis (1/9/2022).

Baca juga: BNPT Maksimalkan Program Unggulan Penanggulangan Terorisme



Termasuk di dalamnya kata Nova, memaksimalkan anggaran pinjaman luar negeri dalam rencana program lembaga Tahun Anggaran (TA) 2023 yang memang dibutuhkan.

"Dalam beberapa tahun terakhir, angka aksi teror yang dilakukan kelompok terorisme di Indonesia menurun signifikan. Itu terjadi karena program pencegahan BNPT berhasil, melibatkan dan memberdayakan seluruh potensi kekuatan bangsa," terang Andika.

Kendati demikian, Andika sepakat dengan pandangan yang disampaikan Kepala BNPT Boy Rafli Amar, bahwa BNPT harus memperkuat di ranah pencegahan, terutama pengembangan Pusat analisis dan pengendalian krisis.

"Kemudian berkaitan dengan teknologi surveillance dan early warning system. Begitu juga BNPT harus memperkuat Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Kerja Sama (Pusdiklat) Terorisme dan Kerja Sama Internasional," jelasnya.

Sedangkan untuk penguatan sarana Pusat Krisis/Command Center, ini dibutuhkan supaya petugas dapat melakukan monitoring secara langsung dan cepat bila terjadi serangan terorisme.

"Tiga poin besar BNPT yaitu peralatan terkait teknologi surveillance dan early warning system untuk memperkuat pencegahan membutuhkan anggaran tak sedikit. Sebab itu dalam fokus rencana program empowering di tahun 2023, pinjaman luar negeri sebesar USD 160 juta, yang sifatnya multiyears selama 3 tahun, bisa menjadi solusi dalam memaksimalkan anggaran pinjaman berasal dari luar negeri untuk memperkuat pencegahan," ungkapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More