Komnas HAM Sebut Brigadir J Dapat Ancaman Pembunuhan 1 Hari Jelang Penembakan
Senin, 22 Agustus 2022 - 15:59 WIB
JAKARTA - Komnas HAM mengungkap adanya ancaman pembunuhan satu hari menjelang penembakan Brigadir J di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Hal tersebut, diketahui oleh Komnas HAM berdasarkan keterangan dari kekasih korban yakni Vera.
"Informasi lain yang kami dapatkan dan ini jadi pegangan Komnas HAM sampai detik ini melakukan serangkaian penyelidikan adalah pengakuan dari saudara V, sebenarnya kami nggak mau sebutkan namanya, tapi karena Pak Taufan sudah menyebut namanya, izinkan kami di ruangan ini untuk menyebutkan namanya," ujar Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam kepada wartawan, Senin (22/8/2022).
Anam juga mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi yang cukup rinci terkait kematian Brigadir J dari Vera berdasarkan keterangan yang diperoleh.
"Saudara Vera yang itu merupakan pacar dari Yosua, awalnya keluarga bilang ada informasi dari saudari Vera kalau Yosua dapat ancaman untuk dibunuh. Kami tanya Vera di mana sekarang, ternyata Vera di suatu tempat yang kalau dari Muara Jambi ke tempatnya itu 6 jam, akhirnya kami coba komunikasi dengan Vera dan dapat," terangnya.
Ancaman pembunuhan tersebut terjadi pada tanggal 7 Juli 2022, dimana pada saat itu Brigadir J mendapatkan ancaman pembunuhan dan dilarang untuk bertemu dengan Putri Candrawathi.
"Jadi kami komunikasi dengan Vera untuk minta keterangan cukup detail yang salah satu intinya adalah bahwa memang betul tanggal 7 malam, kan kematian tanggal 8, tanggal 7 malam memang ada ancaman pembunuhan, kurang lebih kalimatnya begini, 'jadi Yosua dilarang naik ke atas menemui Ibu P karena membuat Ibu P sakit, kalau naik ke atas akan dibunuh'. Jadi itu komunikasi tanggal 7 malam," tegasnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa ancaman pembunuhan tersebut berasal dari squad lama yang di mana salah satu pelakunya yakni Kuat Ma'ruf.
"Dan diancam oleh siapa kami tanya, diancam oleh skuad-skuad, skuad ini siapa, apa ADC, apakah penjaga dan sebagainya. Sama-sama nggak tau, saya juga nggak tau yang dimaksud skuad itu siapa. Ujungnya nanti kita tahu bahwa skuad itu yang dimaksud adalah Kuat Ma'ruf, ternyata si Kuat, bukan skuad penjaga gitu ternyata," tegasnya.
"Informasi lain yang kami dapatkan dan ini jadi pegangan Komnas HAM sampai detik ini melakukan serangkaian penyelidikan adalah pengakuan dari saudara V, sebenarnya kami nggak mau sebutkan namanya, tapi karena Pak Taufan sudah menyebut namanya, izinkan kami di ruangan ini untuk menyebutkan namanya," ujar Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam kepada wartawan, Senin (22/8/2022).
Baca Juga
Anam juga mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi yang cukup rinci terkait kematian Brigadir J dari Vera berdasarkan keterangan yang diperoleh.
"Saudara Vera yang itu merupakan pacar dari Yosua, awalnya keluarga bilang ada informasi dari saudari Vera kalau Yosua dapat ancaman untuk dibunuh. Kami tanya Vera di mana sekarang, ternyata Vera di suatu tempat yang kalau dari Muara Jambi ke tempatnya itu 6 jam, akhirnya kami coba komunikasi dengan Vera dan dapat," terangnya.
Ancaman pembunuhan tersebut terjadi pada tanggal 7 Juli 2022, dimana pada saat itu Brigadir J mendapatkan ancaman pembunuhan dan dilarang untuk bertemu dengan Putri Candrawathi.
"Jadi kami komunikasi dengan Vera untuk minta keterangan cukup detail yang salah satu intinya adalah bahwa memang betul tanggal 7 malam, kan kematian tanggal 8, tanggal 7 malam memang ada ancaman pembunuhan, kurang lebih kalimatnya begini, 'jadi Yosua dilarang naik ke atas menemui Ibu P karena membuat Ibu P sakit, kalau naik ke atas akan dibunuh'. Jadi itu komunikasi tanggal 7 malam," tegasnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa ancaman pembunuhan tersebut berasal dari squad lama yang di mana salah satu pelakunya yakni Kuat Ma'ruf.
"Dan diancam oleh siapa kami tanya, diancam oleh skuad-skuad, skuad ini siapa, apa ADC, apakah penjaga dan sebagainya. Sama-sama nggak tau, saya juga nggak tau yang dimaksud skuad itu siapa. Ujungnya nanti kita tahu bahwa skuad itu yang dimaksud adalah Kuat Ma'ruf, ternyata si Kuat, bukan skuad penjaga gitu ternyata," tegasnya.
(kri)
tulis komentar anda