Sosok Sunario Sastrowardoyo, Kakek Dian Sastro yang Menjadi Pahlawan Pejuang Kemerdekaan
Selasa, 16 Agustus 2022 - 16:21 WIB
JAKARTA - Sebagian orang mungkin belum mengenal sosok Sunario Sastrowardoyo. Kakek dari artis Dian Sastro ini merupakan salah satu pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia.
Sunario Sastrowardoyo lahir di Madiun pada 28 Agustus 1902. Dia merupakan anak sulung dari pasangan Sutejo Sastrowardoyo dan Suyati Kartokusumo. Ayahnya sendiri dikenal sebagai mantan wedana di Uteran.
Baca juga : 5 Artis Berdarah Pahlawan, Dian Sastro hingga Karina Salim
Dalam riwayat pendidikannya, Sunario Sastrowardoyo pernah meniti ilmu sejak 1908 di Frobelschool (taman kanak-kanak) serta sekolah dasar Europeesche Lagere School (ELS).
Selepas menamatkan pendidikan di ELS, dia melanjutkan pendidikannya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Setahun berselang, Sunario pindah ke Rechtschool di Batavia. Setelah itu, dia pergi ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Di sana, Sunario Sastrowardoyo diterima di Universitas Leiden dan mengikuti kuliah doktoral. Akhirnya, pada 1925 dia meraih gelar Meester in de Rechten atau ahli ilmu hukum.
Saat berada di Belanda, Sunario menjadi anggota Perhimpunan Indonesia. Dia menjadi salah satu tokoh yang berperan aktif dalam beberapa peristiwa besar nasional seperti Manifesto 1925 dan Kongres Pemuda II.
Dikutip dari laman Lipi, setelah mendapatkan gelarnya, Sunario pulang ke Indonesia dan berprofesi sebagai pengacara untuk membantu aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda.
Pada Kongres Pemuda II 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda, Sunario Sastrowardoyo menjadi penasihat panitia. Selain itu, dia juga menjadi pembicara dengan makalah bertajuk Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia.
Sunario Sastrowardoyo lahir di Madiun pada 28 Agustus 1902. Dia merupakan anak sulung dari pasangan Sutejo Sastrowardoyo dan Suyati Kartokusumo. Ayahnya sendiri dikenal sebagai mantan wedana di Uteran.
Baca juga : 5 Artis Berdarah Pahlawan, Dian Sastro hingga Karina Salim
Dalam riwayat pendidikannya, Sunario Sastrowardoyo pernah meniti ilmu sejak 1908 di Frobelschool (taman kanak-kanak) serta sekolah dasar Europeesche Lagere School (ELS).
Selepas menamatkan pendidikan di ELS, dia melanjutkan pendidikannya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Setahun berselang, Sunario pindah ke Rechtschool di Batavia. Setelah itu, dia pergi ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Di sana, Sunario Sastrowardoyo diterima di Universitas Leiden dan mengikuti kuliah doktoral. Akhirnya, pada 1925 dia meraih gelar Meester in de Rechten atau ahli ilmu hukum.
Saat berada di Belanda, Sunario menjadi anggota Perhimpunan Indonesia. Dia menjadi salah satu tokoh yang berperan aktif dalam beberapa peristiwa besar nasional seperti Manifesto 1925 dan Kongres Pemuda II.
Dikutip dari laman Lipi, setelah mendapatkan gelarnya, Sunario pulang ke Indonesia dan berprofesi sebagai pengacara untuk membantu aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda.
Pada Kongres Pemuda II 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda, Sunario Sastrowardoyo menjadi penasihat panitia. Selain itu, dia juga menjadi pembicara dengan makalah bertajuk Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda