Megawati Dukung Ratu Kalinyamat Jadi Pahlawan Nasional
Jum'at, 12 Agustus 2022 - 03:33 WIB
JAKARTA - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mengaku sangat mendukung Ratu Kalinyamat mendapatkan gelar pahlawan nasional. Menurutnya, Ratu Kalinyamat semasa hidup merupakan sosok paling gigih menghadapi kolonial Portugis.
"Bahkan Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige dame, yang berarti Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani," kata Megawati dalam diskusi Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI Angkatan Laut di KRI Dewa Ruci, Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (11/8/2022).
Megawati juga mengutip kisah Ratu Kalinyamat terbukti bersemangat membangun kapal perang dan mengirimkan untuk menyerang Portugis pada 1551 membantu Sultan Johor di Malaka. "Sultan Ternate, Sultan Hitu, dan puncaknya pada tahun 1574 ketika membantu Sultan Aceh di dalam menghadapi Portugis," ucapnya.
Megawati kemudian juga menyinggung sosok laksamana perempuan pemberani dari Bumi Serambi Mekah, Aceh, Laksamana Malahayati. Sosok satu ini juga hampir sama, yakni mampu mengalahkan Cornelis de Houtman melalui duel satu lawan satu.
Lalu, ketegasan yang tidak tertandingi Ratu Shima di Kerajaan Kalingga di Pantai Utara Jawa. "Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati, dan Ratu Shima hanyalah sedikit contoh, betapa nusantara begitu kaya dengan tokoh-tokoh maritim, dan banyak di antaranya adalah tokoh perempuan," ungkapnya.
Dengan kegigihan tersebut, Ketua Umum PDIP ini berpendapat bahwa kisah kehidupan Ratu Kalinyamat semasa hidup menghadapi kolonial Portugis layak mendapat gelar pahlawan nasional. "Saya setuju banget nama beliau dijadikan pahlawan. Ini kembali bukan karena saya subjektif sama perempuan. Enggak loh saya kan pernah tahu sebagai presiden untuk menjadikan seorang pahlawan itu tidak gampang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan kegiatan ini digelar untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda tentang sejarah perjuangan para pahlawan. "Tadi yang telah hadir di atas Dewa Ruci, dimana pada hari ini akan kita untuk bedah buku judulnya seperti ini napak tilas perjalanan yang merupakan pejuang bangsa yang telah berani melawan Portugis," kata Yudo.
“Beliau akan kita ajukan sebagai pahlawan nasional. Beliau telah berjuang waktu itu tahun 1570 melawan Portugis dengan membangun kapal-kapal yang sangat selaras dengan angkatan laut saat ini," pungkasnya.
Untuk diketahui, Ratu Kalinyamat memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ratu Kalinyamat merupakan salah satu putri dari Raja Demak Trenggana (1521-1546).
Seorang ratu dari Kerajaan Kalinyamat di Jepara satu-satunya raja wanita pada abad 16 yang berani dan berhasil membangun kekuatan angkatan laut yang besar dan kuat sekaligus membangun pakta pertahanan dengan Cirebon, Banten, Palembang, Aceh, Malaka, serta Tidore untuk menyerang Portugis.
Perjuangannya bukan hanya berperang untuk membela Jepara, tetapi lebih luas lagi untuk membebaskan koloni-koloni Portugis di nusantara, sehingga Portugis mencatatnya sebagai seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.
"Bahkan Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige dame, yang berarti Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani," kata Megawati dalam diskusi Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI Angkatan Laut di KRI Dewa Ruci, Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (11/8/2022).
Megawati juga mengutip kisah Ratu Kalinyamat terbukti bersemangat membangun kapal perang dan mengirimkan untuk menyerang Portugis pada 1551 membantu Sultan Johor di Malaka. "Sultan Ternate, Sultan Hitu, dan puncaknya pada tahun 1574 ketika membantu Sultan Aceh di dalam menghadapi Portugis," ucapnya.
Baca Juga
Megawati kemudian juga menyinggung sosok laksamana perempuan pemberani dari Bumi Serambi Mekah, Aceh, Laksamana Malahayati. Sosok satu ini juga hampir sama, yakni mampu mengalahkan Cornelis de Houtman melalui duel satu lawan satu.
Lalu, ketegasan yang tidak tertandingi Ratu Shima di Kerajaan Kalingga di Pantai Utara Jawa. "Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati, dan Ratu Shima hanyalah sedikit contoh, betapa nusantara begitu kaya dengan tokoh-tokoh maritim, dan banyak di antaranya adalah tokoh perempuan," ungkapnya.
Dengan kegigihan tersebut, Ketua Umum PDIP ini berpendapat bahwa kisah kehidupan Ratu Kalinyamat semasa hidup menghadapi kolonial Portugis layak mendapat gelar pahlawan nasional. "Saya setuju banget nama beliau dijadikan pahlawan. Ini kembali bukan karena saya subjektif sama perempuan. Enggak loh saya kan pernah tahu sebagai presiden untuk menjadikan seorang pahlawan itu tidak gampang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan kegiatan ini digelar untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda tentang sejarah perjuangan para pahlawan. "Tadi yang telah hadir di atas Dewa Ruci, dimana pada hari ini akan kita untuk bedah buku judulnya seperti ini napak tilas perjalanan yang merupakan pejuang bangsa yang telah berani melawan Portugis," kata Yudo.
“Beliau akan kita ajukan sebagai pahlawan nasional. Beliau telah berjuang waktu itu tahun 1570 melawan Portugis dengan membangun kapal-kapal yang sangat selaras dengan angkatan laut saat ini," pungkasnya.
Untuk diketahui, Ratu Kalinyamat memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ratu Kalinyamat merupakan salah satu putri dari Raja Demak Trenggana (1521-1546).
Seorang ratu dari Kerajaan Kalinyamat di Jepara satu-satunya raja wanita pada abad 16 yang berani dan berhasil membangun kekuatan angkatan laut yang besar dan kuat sekaligus membangun pakta pertahanan dengan Cirebon, Banten, Palembang, Aceh, Malaka, serta Tidore untuk menyerang Portugis.
Perjuangannya bukan hanya berperang untuk membela Jepara, tetapi lebih luas lagi untuk membebaskan koloni-koloni Portugis di nusantara, sehingga Portugis mencatatnya sebagai seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.
(rca)
tulis komentar anda