4 Jenderal Kopassus Ini Nyaris Tewas di Medan Operasi, Nomor 1 Legenda Intelijen

Sabtu, 30 Juli 2022 - 06:21 WIB
Siauw Ah San kemudian berdiri dan mencoba menusuk dada kiri Hendropriyono. Mendapat serangan itu, Hendropriyono langsung melindungi dengan tangan kiri hingga daging lengan kiri dan hasta kirinya sobek. Darah kembali mengucur. Tangan kanannya dengan sigap membantu merebut bayonet. Akibatnya, daging kelima jarinya tersembul keluar. Bahkan, ruas jari kelingking kanan Hendropriyono nyaris putus.

Sementara pistol M46 yang semula terselip di pinggang belakang di bawah punggung merosot ke dalam celana. Dengan menahan sakit karena darah yang terus mengucur dan jari yang nyaris putus Hendropriyono berhasil mencabut pistol dan menembakannya ke tubuh Siauw Ah San. “Dor…saya tembak Siauw Ah San dengan dua kali tarikan picu tapi hanya satu peluru yang melesat menembus perutnya karena yang satu lagi macet. Siauw Ah San pun terhuyung-huyung,” ucapnya.

Jari yang terluka membuat Hendropriyono tak bisa lagi menggenggam. Pistol yang dipegangnya pun jatuh. Hendropriyono pun membanting Siauw Ah San hingga terjatuh dan bayonetnya pun akhirnya lepas. Meski mengalami luka cukup parah namun nyawa Hendropriyono berhasil diselamatkan.

4. Letjen TNI (Purn) Sutiyoso

Sebelum menggelar Operasi Seroja berskala besar di Timor-Timor (Timtim) sekarang bernama Timor Leste, TNI terlebih dahulu mengirimkan unit kecil pasukan khusus ke belakang garis musuh. Tujuannya, selain untuk memetakan kekuatan Fretilin, juga mencari titik aman pendaratan bagi pasukan pendukung. Kapten Inf. Sutiyoso merupakan orang pertama yang dikirim Kepala G-1/Intelijen Hankam Mayjen TNI LB Moerdani untuk mengumpulkan informasi.

Dalam Operasi Flamboyan tersebut, mantan Gubernu DKI Jakarta ini tidak makan selama lima hari demi menyelamatkan empat anggotanya yang tertembak musuh. Tidak hanya itu, mantan Wadanjen Kopassus ini juga harus menghindar dari kejaran musuh yang terus memburunya. Sambil bertempur, Sutiyoso membopong temannya satu persatu ke tempat yang lebih aman.



Sutiyoso saat operasi di Timor-Timur. Foto/istimewa

Dalam perang dahsyat seperti itu, keempat orang yang tertembak “mestinya” ditembak mati supaya tidak menjadi beban. Bahkan para senior yang dihubunginya melalui radio telah menyarankan supaya ditinggal saja. Tapi Sutiyoso tidak tega.

Salah satu anggota yang dipapah Sutiyoso meminta suapaya dia ditinggal dan dibekali granat. Jika sewaktu-waktu tertangkap, mereka akan meledakkan diri dengan granat tersebut. “Tidak! Kamu bisa saya selamatkan. Kuatkan saja dirimu!” kata Sutiyoso.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More