Jawab Tudingan PDIP Tak Mau Berkoalisi di Pilpres 2024, Ini Penjelasan Hasto
Kamis, 28 Juli 2022 - 16:56 WIB
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP ) Hasto Kristiyanto mengungkapkan alasan partainya belum banyak berbicara mengenai calon presiden ( capres) 2024 . Menurutnya, yang menjadi konsentrasi utama saat ini adalah bagaimana mengerahkan energi membantu rakyat.
"Bagi PDI Perjuangan yang penting sekarang membantu rakyat. Kalau kita berbicara calon presiden sekarang, mencalonkannya kan bulan Agustus tahun depan. Masih satu tahun lagi. Jadi mengapa kita buang energi dengan wacana tersebut. Bagi kami segala sesuatu ada waktunya, ada momentumnya, sesuai tahapan Pemilu," kata Hasto Kristiyanto saat menjawab pertanyaan media usai jadi pembicara di kuliah umum tentang geopolitik Soekarno di Kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (28/7/2022).
Hasto menegaskan, itulah alasannya kenapa PDIP tidak larut dalam pembahasan capres. Menurutnya, sikap PDIP ini kemudian dianggap oleh sejumlah pihak sebagai bentuk tak ingin menjalin kerja sama atau koalisi. Ada juga yang menyalahartikan makna koalisi tunggal.
"Sekali lagi kita jangan buang energi, bagi PDI Perjuangan skala prioritas memperbaiki ekonomi rakyat. Apalagi kita baru menghadapi pandemi Covid yang membutuhkan perhatian besar agar kita bisa segera bangkit," katanya.
Pria yang sedang mengambil program doktor di Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, pada waktunya, akan tiba saat membahas soal capres dan kerja sama untuk mengusung capres, termasuk memberi komitmen saat pemerintahan berjalan nantinya. Dia mencontohkan dukungan PDIP tidak pernah kendor dalam mendorong keberhasilan Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin. "Karena keberlangsungan pemerintahan itu kan sangat penting," ucap Hasto.
Soal capres ini terkait bagaimana pentingnya untuk menangkap apa yang menjadi harapan masyarakat. Karena itu, bagi PDIP, sebelum capres ditetapkan, butuh pemikiran serta perenungan mendalam soal sosok seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia dan rakyatnya. Pada saatnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan memutuskan berdasar semua proses tersebut.
Baca juga: Kudatuli, Sejarah Politik yang Turut Berperan Menggembleng Puan Maharani
"Harus diingat, presiden dan wakil presiden itu harus didukung oleh satu konsepsi tentang pembangunan masa depan seperti apa. Jadi tidak sekedar bicara capresnya," urai Hasto. "Bagaimana pemimpin yang bekerja dengan ideologi, yang memberikan direction atau arah, yang bekerja dengan platform, dan keberpihakan kepada kepada kepentingan masyarakat luas," kata Hasto.
"Bagi PDI Perjuangan yang penting sekarang membantu rakyat. Kalau kita berbicara calon presiden sekarang, mencalonkannya kan bulan Agustus tahun depan. Masih satu tahun lagi. Jadi mengapa kita buang energi dengan wacana tersebut. Bagi kami segala sesuatu ada waktunya, ada momentumnya, sesuai tahapan Pemilu," kata Hasto Kristiyanto saat menjawab pertanyaan media usai jadi pembicara di kuliah umum tentang geopolitik Soekarno di Kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (28/7/2022).
Hasto menegaskan, itulah alasannya kenapa PDIP tidak larut dalam pembahasan capres. Menurutnya, sikap PDIP ini kemudian dianggap oleh sejumlah pihak sebagai bentuk tak ingin menjalin kerja sama atau koalisi. Ada juga yang menyalahartikan makna koalisi tunggal.
"Sekali lagi kita jangan buang energi, bagi PDI Perjuangan skala prioritas memperbaiki ekonomi rakyat. Apalagi kita baru menghadapi pandemi Covid yang membutuhkan perhatian besar agar kita bisa segera bangkit," katanya.
Pria yang sedang mengambil program doktor di Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, pada waktunya, akan tiba saat membahas soal capres dan kerja sama untuk mengusung capres, termasuk memberi komitmen saat pemerintahan berjalan nantinya. Dia mencontohkan dukungan PDIP tidak pernah kendor dalam mendorong keberhasilan Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin. "Karena keberlangsungan pemerintahan itu kan sangat penting," ucap Hasto.
Soal capres ini terkait bagaimana pentingnya untuk menangkap apa yang menjadi harapan masyarakat. Karena itu, bagi PDIP, sebelum capres ditetapkan, butuh pemikiran serta perenungan mendalam soal sosok seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia dan rakyatnya. Pada saatnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan memutuskan berdasar semua proses tersebut.
Baca juga: Kudatuli, Sejarah Politik yang Turut Berperan Menggembleng Puan Maharani
"Harus diingat, presiden dan wakil presiden itu harus didukung oleh satu konsepsi tentang pembangunan masa depan seperti apa. Jadi tidak sekedar bicara capresnya," urai Hasto. "Bagaimana pemimpin yang bekerja dengan ideologi, yang memberikan direction atau arah, yang bekerja dengan platform, dan keberpihakan kepada kepada kepentingan masyarakat luas," kata Hasto.
(abd)
tulis komentar anda