Dinilai Mampu Antisipasi Pencurian Data, BP2MI Diganjar Penghargaan dari BSSN

Kamis, 21 Juli 2022 - 16:09 WIB
Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI, Lasro Simbolon. Foto/Ist
JAKARTA - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dinilai mampu mengantisipasi pencurian data para Pekerja Migran Indonesia. Atas pencapaiannya ini, BP2MI pun diganjar penghargaan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Menanggapi hal tersebut Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI, Lasro Simbolon menyatakan, pengakuan tersebut disambut baik dan merupakan kebanggaan, sekaligus motivasi tersendiri BP2MI.

"BP2MI diikutsertakan dan dianugerahi penghargaan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) ini menandakan bahwa BP2MI aktif, mampu dalam pemeliharaan, mengantisipasi serangan dan pencurian data di Pekerja Migran Indonesia," kata Lasro dalam keterangannya, Kamis (21/7/2022).



"Kita maknai award ini sebagai suatu pengakuan, sekaligus pemicu bagi BP2MI untuk memperkuat sistem teknologi informasi yang dikelola BP2MI," tambahnya.

Lasro mengaitkan pengakuan dan diikut sertakannya BP2MI dalam kegiatan tersebut dengan keberadaan Command Center BP2MIm merupakan terobosan kebijakan luar biasa Kepala BP2MI Benny Rhamdani pada tahun 2021 lalu.

"Command Center ini merupakan satu terobosan inovatif sebagai bagian integral pelindungan terbaik PMI diseluruh dunia. Bayangkan Command Center ini mengelola secara live sejumlah 4,3 juta PMI di penjuru dunia dengan data konkret dan lengkap by name, by addres, by job/pekerjaan di negara penempatan," jelasnya.

Dengan data tersebut kata Lasro, dapat dilakukan tracing apabila PMI kita dihadapkan permasalahan di negara penempatan, baik yang bersifat normatif ketenagakerjaan seperti gaji tidak dibayarkan.

"PMI mengalami kekerasan bahkan PMI yang dipulangkan. Atau pun permasalahan non ketenagakerjaan seperti PMI berhadapan dengan hukum di negara setempat," ujar Larso.

Dijelaskan Lasro, BP2MI bekerja sama dengan Kemlu dan jajaran perwakilan mengantisipasi risiko yang merupakan bagian dari realitas kekinian. Dengan sistem Command Center dapat dengan mudah dan cepat menghadirkan fungsi tugas pelindungan.

"Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dan teknologi yang terkait dengan cyber Security sama pentingnya dengan peningkatan kapasitas teknologi," tutur Lasro.

Birokrat senior itu mengatakan, perlu didukung dengan transformasi kultur di tubuh BP2MI. Agar perubahan multidimensi seperti yang diperjuangkan Benny Rhamdani, selaku Kepala BP2MI benar-benar utuh terwujud.

"Penguatan kultur atas mentalitas kita untuk aware dan prepare. Dalam hal ini kita perlu mengantisipasi risiko dan menjaga data terkait PMI kita dari potensi cyber attack, hacking, takedown, pencurian data dengan motif apapun termasuk menjamin keamanan data kasus-kasus pelindungan PMI yang kita tangani," tutup Lasro.
(maf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More