Jokowi dan Megawati Jadi Penentu di Pilpres 2024

Sabtu, 16 Juli 2022 - 11:15 WIB
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dinilai menjadi penentu permainan di Pilpres 2024. FOTO/DOK.SINDOnews
JAKARTA - Sejumlah partai politik (parpol) sudah mulai mendeklarasikan diri membentuk poros koalisi menghadapi Pemilihan Presiden ( Pilpres) 2024 . Misalnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Partai Golkar, PAN dan PPP, dan koalisi yang digagas Partai Gerindra bersama PKB.

Namun, semua koalisi ini masih bisa berubah karena ada dua game changer atau penentu permainan pada Pilpres 2024. Keduanya adalah Presiden Joko Widodo dan juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.

"Saya tentu mendorong lahirnya poros lebih dari dua, ada poros PDIP 129 kursi sudah 1 paket, siapa namanya kembali ke Bu Mega. KIB ya kalau kita lihat data sudah 148 kursi, memang mereka bisa punya tiket meskipun memiliki kesulitan nama yang merepresentasikan parpolnya, ya bisa berpotensi swing di injury time," kata pengamat komunikasi politik, Gun Gun Heryanto saat menanggapi survei Indopol dikutip, Sabtu (16/7/2022).



"Swing-nya ke mana, perbincangan awal bandul-bandul politik itu kalau saya membaca lebih ke bagaimana posisi game changer yang ada di Pak Jokowi. Saya melihat game changer di 2024 selain Ibu Mega itu ada Pak Jokowi," ujarnya.

Namun, Gun Gun juga menunggu apakah kedua game changer ini kemudian bisa menghidupkan alternatif pilihan capres, dengan memunculkan sosok di luar Puan Maharani sebagaimana yang didorong PDIP, misalnya Ganjar Pranowo. Jika Ganjar diusung oleh poros di luar PDIP, tentu berisiko bagi Jokowi dan Ganjar sendiri.

"Tapi mengambil risiko dalam berpolitik seringkali terjadi. Dalam banyak hal, risiko-risiko bisa menaikkan daya tawar," ujarnya.

Menurut Gun Gun, KIB masih menjadi enigma atau teka-teki, apakah KIB akan menaikkan daya tawar masing-masing atau justru mengambil figur di luar ketiga partai tersebut untuk menduduki posisi capres, baru kemudian cawapresnya mengambil salah satu dari parpol itu. "Sebut saja misalnya Airlangga, Golkar. Pak Suharso dan Pak Zul saya rasa lebih kecil peluangnya," imbuh Dosen Ilmu Politik UIN Jakarta ini.

Ia melanjutkan, Partai Nasdem juga salah satu game maker, karena sudah menyebut tiga nama yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa dalam Rakernas, beberapa waktu lalu. Ketiga nama itu menjadi panggung publisitas figur yang bersangkutan sekaligus untuk Partai Nasdem karena tidak bisa mengajukan pasangan capres sendiri.

"Nasdem sendiri tidak bisa melaju dengan 59 kursi, apakah pada akhirnya duduk bareng dengan PKS 50 kursi dan Demokrat 54 kursi, ya plus minus 169 kursi, sebenarnya sudah bisa satu paket pasangan di poros," paparnya.

Namun, kata dia, lagi-lagi poros koalisi ini akan sangat dipengaruhi pernyataan politik dari PDIP, soal siapa yang kemudian akhirnya dimajukan.

Gun Gun menambahkan, poros PKB-Gerindra dengan 133 kursi juga berpotensi menjadi satu poros. Namun politik bukan matematika, meskipun jumlah kursi itu dapat menjadi satu pola, dan pola ini hanya hitungan-hitungan di atas kertas.

"Tapi bicara faktor penentu, faktor penentuan kembali pada pola dasar tahap pemunculan, siapa figur yang diusung, konstelasi internal dan eksternal parpol, dan legitimasi publik. Pada akhirnya akan ada di situ, apakah Pak Ganjar akan mengulang Pak Jokowi di 2014, ya akan kembali ke 3 faktor itu. Figurnya apakah kemudian ada masalah atau tidak," katanya.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More