KPK Telusuri Aset Hasil Dugaan Korupsi Mantan Wali Kota Ambon di Jakarta
Jum'at, 08 Juli 2022 - 13:39 WIB
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga, mantan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy (RL) mengalihkan uang hasil suap dan gratifikasi ke sejumlah aset. Asetnya tersebut tersebar di sejumlah daerah, salah satunya Jakarta. Saat ini, KPK sedang menelusuri aset-aset milik Richard tersebut.
Aset dugaan hasil korupsi Richard Louhenapessy ditelusuri penyidik lewat sejumlah saksi yakni, Sekretaris Dinas PUPR Kota Ambon Ivony AW Latuputty; wiraswasta, Suminsen; ibu rumah tangga Rakhmiaty. Kemudian, mantan Kadis PUPR Ambon, Enrico Rudolf Matitaputty dan mantan Sekkot Ambon, Anthony Gustav Latuheru.
Penyidik mendalami keterangan para saksi mulai dari proses pengajuan izin prinsip pembangunan cabang retail 2020 di Kota Ambon hingga adanya aliran uang dugaan suap. Serta, sejumlah aset milik Richard di berbagai daerah yang diduga hasil penerimaan suap dan gratifikasi.
"Seluruh saksi memenuhi panggilan tim penyidik dan didalami lebih lanjut antara lain terkait dengan proses pengajuan izin prinsip pembangunan cabang retail pada tahun 2020 di Kota Ambon dan dugaan adanya pemberian uang untuk setiap tahapan permohonannya. Kemudian, dikonfirmasi juga terkait adanya dugaan kepemilikan berbagai aset dari tersangka RL di beberapa daerah di antaranya di Jakarta," kata Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri melalui pesan singkatnya, Jumat (8/7/2022).
Sekadar informasi, KPK telah menetapkan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait persetujuan izin prinsip pembangunan cabang retail atau gerai Alfamidi di wilayahnya. Richard Louhenapessy juga ditetapkan sebagai tersangka penerimaan gratifikasi lainnya.
Selain Richard Louhenapessy, KPK juga menetapkan dua tersangka lainnya yakni, Staf Tata Usaha Pimpinan pada Pemkot Ambon Andrew Erin Hehanussa (AEH) dan seorang Karyawan Alfamidi Kota Ambon, Amri (AR).
Dalam perkara ini, Richard diduga aktif berkomunikasi dan melakukan pertemuan dengan Amri terkait dengan proses pemberian persetujuan izin prinsip pembangunan cabang ritel Alfamidi di Kota Ambon. Dalam berbagai pertemuan, Amri diduga kerap meminta kepada Richard agar proses perizinannya bisa segera disetujui dan diterbitkan.
Aset dugaan hasil korupsi Richard Louhenapessy ditelusuri penyidik lewat sejumlah saksi yakni, Sekretaris Dinas PUPR Kota Ambon Ivony AW Latuputty; wiraswasta, Suminsen; ibu rumah tangga Rakhmiaty. Kemudian, mantan Kadis PUPR Ambon, Enrico Rudolf Matitaputty dan mantan Sekkot Ambon, Anthony Gustav Latuheru.
Penyidik mendalami keterangan para saksi mulai dari proses pengajuan izin prinsip pembangunan cabang retail 2020 di Kota Ambon hingga adanya aliran uang dugaan suap. Serta, sejumlah aset milik Richard di berbagai daerah yang diduga hasil penerimaan suap dan gratifikasi.
"Seluruh saksi memenuhi panggilan tim penyidik dan didalami lebih lanjut antara lain terkait dengan proses pengajuan izin prinsip pembangunan cabang retail pada tahun 2020 di Kota Ambon dan dugaan adanya pemberian uang untuk setiap tahapan permohonannya. Kemudian, dikonfirmasi juga terkait adanya dugaan kepemilikan berbagai aset dari tersangka RL di beberapa daerah di antaranya di Jakarta," kata Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri melalui pesan singkatnya, Jumat (8/7/2022).
Sekadar informasi, KPK telah menetapkan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait persetujuan izin prinsip pembangunan cabang retail atau gerai Alfamidi di wilayahnya. Richard Louhenapessy juga ditetapkan sebagai tersangka penerimaan gratifikasi lainnya.
Selain Richard Louhenapessy, KPK juga menetapkan dua tersangka lainnya yakni, Staf Tata Usaha Pimpinan pada Pemkot Ambon Andrew Erin Hehanussa (AEH) dan seorang Karyawan Alfamidi Kota Ambon, Amri (AR).
Dalam perkara ini, Richard diduga aktif berkomunikasi dan melakukan pertemuan dengan Amri terkait dengan proses pemberian persetujuan izin prinsip pembangunan cabang ritel Alfamidi di Kota Ambon. Dalam berbagai pertemuan, Amri diduga kerap meminta kepada Richard agar proses perizinannya bisa segera disetujui dan diterbitkan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda