Covid-19 Masih Dinamis, Vaksin Booster Jadi Syarat Masuk Mal Dinilai Tepat
Senin, 04 Juli 2022 - 17:43 WIB
JAKARTA - Keputusan pemerintah yang memberlakukan vaksin booster sebagai syarat masuk mal dan perjalanan menggunakan angkutan umum direspons positif oleh Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo. Kebijakan itu diyakini dapat meningkatkan cakupan vaksin dan mencegah penularan Covid-19.
"Strategi itu sangat positif. Apalagi dengan situasi terkini penyebaran Covid-19 masih sangat dinamis. Di dunia global pun kondisi naik turun, sehinga harus jadi perhatian bersama," ujar Rahmad Handoyo, Senin (4/7/2022).
Politikus PDIP ini menduga partisipasi publik untuk divaksin sudah mulai mengendor dan menjadi penyebab Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan strategi tersebut. Cakupan vaksinasi diharapkan meningkat dengan strategi yang sedikit memaksa masyarakat ini, dan bisa mencapai standar yang sudah ditetapkan WHO.
Menurut data Satgas Covid-19, target sasaran vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720. Dari target tersebut, sebanyak 201.565.306 sudah mendapatkan vaksinasi pertama, 169.117.557 sudah menerima vaksinasi kedua, dan baru 50.916.428 yang divaksin dosis ketiga atau booster.
Menurut Rahmad, masyarakat harus menyadari bahwa Covid-19 varian Omicron dengan beberapan varian turunannya masih berbahaya untuk masyarakat yang belum mendapatkan vaksin lengkap. Keputusan Jokowi mensyaratkan vaksin booster untuk masuk mal dan melakukan perjalanan menggunakan angkutan umum agar capaian vaksinasi terus naik demi keselamatan semua.
"Langkah Presiden membuat booster jadi syarat saya kira masuk akal. Masyarakat harus dipaksa untuk kepentingan dan keselamatan bersama. Kalau tidak begitu, saya kira cakupan vaksin booster masih akan rendah," tuturnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pemerintah bakal mempercepat penyuntikan vaksin booster karena kasus harian Covid-19 meningkat. Airlangga memperkirakan puncak kasus aktif akan berlangsung dalam beberapa minggu ke depan.
"Vaksin booster tetap harus diakselerasi, mengingat kasus harian dan kasus aktif sudah mulai meningkat. Diperkirakan puncaknya dalam beberapa minggu ke depan. Masyarakat terus kami imbau kembali mendisiplinkan diri dalam menjalankan protokol kesehatan," kata Airlangga.
"Strategi itu sangat positif. Apalagi dengan situasi terkini penyebaran Covid-19 masih sangat dinamis. Di dunia global pun kondisi naik turun, sehinga harus jadi perhatian bersama," ujar Rahmad Handoyo, Senin (4/7/2022).
Politikus PDIP ini menduga partisipasi publik untuk divaksin sudah mulai mengendor dan menjadi penyebab Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan strategi tersebut. Cakupan vaksinasi diharapkan meningkat dengan strategi yang sedikit memaksa masyarakat ini, dan bisa mencapai standar yang sudah ditetapkan WHO.
Menurut data Satgas Covid-19, target sasaran vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720. Dari target tersebut, sebanyak 201.565.306 sudah mendapatkan vaksinasi pertama, 169.117.557 sudah menerima vaksinasi kedua, dan baru 50.916.428 yang divaksin dosis ketiga atau booster.
Menurut Rahmad, masyarakat harus menyadari bahwa Covid-19 varian Omicron dengan beberapan varian turunannya masih berbahaya untuk masyarakat yang belum mendapatkan vaksin lengkap. Keputusan Jokowi mensyaratkan vaksin booster untuk masuk mal dan melakukan perjalanan menggunakan angkutan umum agar capaian vaksinasi terus naik demi keselamatan semua.
"Langkah Presiden membuat booster jadi syarat saya kira masuk akal. Masyarakat harus dipaksa untuk kepentingan dan keselamatan bersama. Kalau tidak begitu, saya kira cakupan vaksin booster masih akan rendah," tuturnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pemerintah bakal mempercepat penyuntikan vaksin booster karena kasus harian Covid-19 meningkat. Airlangga memperkirakan puncak kasus aktif akan berlangsung dalam beberapa minggu ke depan.
"Vaksin booster tetap harus diakselerasi, mengingat kasus harian dan kasus aktif sudah mulai meningkat. Diperkirakan puncaknya dalam beberapa minggu ke depan. Masyarakat terus kami imbau kembali mendisiplinkan diri dalam menjalankan protokol kesehatan," kata Airlangga.
(rca)
tulis komentar anda