Kutip Pesan Buya Hamka, Wamenag: Dakwah Membina, Bukan Menghina
Senin, 30 Mei 2022 - 03:27 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid mengutip petuah ulama besar Prof Dr Buya Hamka, tentang semangat dakwah. Hal ini dikatakan Wamenag saat menutup Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke II Parmusi, di Jakarta, Minggu (29/5/2022).
Ia juga mengungkapkan, bahwa dakwah itu mengajak bukan mengejek, dakwah itu menyejukkan bukan memojokkan, dakwah itu mengajar bukan menghajar, dakwah itu saling belajar bukan bertengkar, dan dakwah itu menasihati bukan mencaci maki.
Dirinya menyambut baik terbentuknya Daiyah Parmusi sebagai organisasi sayap baru dari Parmusi. Wamenag berharap terbentuknya Daiyah Parmusi menjadikan tugas dakwah bisa berjalan lebih baik dan tepat pada sasarannya.
"Dakwah merupakan jawaban umat Islam terhadap situasi kekinian dan antisipasi masa depan," kata dia.
Untuk mencapai tujuan dan hasil dakwah yang optimal, lanjut Wamenag, peran organisasi dan tenaga dakwah (dai/daiyah) yang terdidik, terlatih, dan istiqamah sangat diperlukan.
Selain itu pengembangan materi dakwah, sarana dan media yang kontekstual dengan perkembangan masyarakat. Dakwah Islamiyah haruslah dilakukan secara sistematis, metodologis, persuasif, dan tidak secara sporadis.
Dalam kesempatan tersebut, Wamenag menyaksikan pelantikan Daiyah Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) seluruh Indonesia.
Ia juga mengungkapkan, bahwa dakwah itu mengajak bukan mengejek, dakwah itu menyejukkan bukan memojokkan, dakwah itu mengajar bukan menghajar, dakwah itu saling belajar bukan bertengkar, dan dakwah itu menasihati bukan mencaci maki.
Dirinya menyambut baik terbentuknya Daiyah Parmusi sebagai organisasi sayap baru dari Parmusi. Wamenag berharap terbentuknya Daiyah Parmusi menjadikan tugas dakwah bisa berjalan lebih baik dan tepat pada sasarannya.
"Dakwah merupakan jawaban umat Islam terhadap situasi kekinian dan antisipasi masa depan," kata dia.
Untuk mencapai tujuan dan hasil dakwah yang optimal, lanjut Wamenag, peran organisasi dan tenaga dakwah (dai/daiyah) yang terdidik, terlatih, dan istiqamah sangat diperlukan.
Selain itu pengembangan materi dakwah, sarana dan media yang kontekstual dengan perkembangan masyarakat. Dakwah Islamiyah haruslah dilakukan secara sistematis, metodologis, persuasif, dan tidak secara sporadis.
Dalam kesempatan tersebut, Wamenag menyaksikan pelantikan Daiyah Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) seluruh Indonesia.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda