24 Tahun Reformasi, Puan Kenang Kesibukan di Dapur Umum untuk Konsumsi Aktivis
Sabtu, 21 Mei 2022 - 10:34 WIB
JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani mengenang pengalamannya saat Reformasi pecah pada Mei 1998, atau tepat 24 tahun silam. Saat itu Puan baru menginjak usia 20 tahun.
Sebagai pemudi yang baru lulus kuliah, Puan turut terlibat dan menyaksikan proses pelengseran Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun. "Saat Reformasi saya mengurusi dapur umum di rumah saya di Kebagusan," kata Puan, Sabtu (21/5/2022).
Puan mengatakan, setiap hari banyak orang turun ke jalan dan berada di sekitar rumahnya pada saat itu. Bahkan, Puan sampai tidak bisa keluar rumah karena banyaknya orang yang ingin melengserkan kekuasaan Soeharto. "Di depan pagar rumah saya itu terjadi. Saya masih gadis muda yang tidak bisa keluar rumah," ucapnya.
Namun karena tetap ingin berperan dalam proses Reformasi itu, Puan pun memutuskan menjadi juru masak untuk hidangan para aktivis yang lalu lalang di depan rumahnya. Cucu dari proklamator Bung Karno ini masih ingat persis menu yang dimasak saat itu, yakni ikan, tempe, tahu dan sayur sop.
"Saat itu masak seberapa pun banyaknya tidak cukup. Sayurnya asal cemplung. Sop yang penting airnya banyak atau sayurnya yang banyak," kenang Puan.
Tak terasa, kini sudah 24 tahun berlalu sejak peristiwa Reformasi yang berhasil melengserkan Soeharto. Politisi PDI-P ini pun menilai Reformasi telah menjadi bagian penting bukan hanya bagi karier politiknya, tapi juga sebagai bagian dari sejarah bangsa ini. "Kemenangan Reformasi membawa perubahan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang merdeka sesuai harapan Bung Karno, yang akhirnya membuat bangsa ini lebih maju dari sebelumnya," kata Puan.
Puan pun berpesan agar generasi muda mesti terus menjaga semangat Reformasi. Puan tak menampik saat ini masih ada sejumlah masalah yang menjadi ancaman bagi Reformasi, mulai dari disintegrasi, korupsi, hingga sosial ekonomi. "Namun adalah tugas kita bersama untuk menjaga api Reformasi tetap menyala," kata Puan.
Lihat Juga: Pendidikan Prof Ichlasul Amal yang Meninggal Dunia Hari Ini, Pernah Berorasi saat Reformasi 1998
Sebagai pemudi yang baru lulus kuliah, Puan turut terlibat dan menyaksikan proses pelengseran Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun. "Saat Reformasi saya mengurusi dapur umum di rumah saya di Kebagusan," kata Puan, Sabtu (21/5/2022).
Puan mengatakan, setiap hari banyak orang turun ke jalan dan berada di sekitar rumahnya pada saat itu. Bahkan, Puan sampai tidak bisa keluar rumah karena banyaknya orang yang ingin melengserkan kekuasaan Soeharto. "Di depan pagar rumah saya itu terjadi. Saya masih gadis muda yang tidak bisa keluar rumah," ucapnya.
Baca Juga
Namun karena tetap ingin berperan dalam proses Reformasi itu, Puan pun memutuskan menjadi juru masak untuk hidangan para aktivis yang lalu lalang di depan rumahnya. Cucu dari proklamator Bung Karno ini masih ingat persis menu yang dimasak saat itu, yakni ikan, tempe, tahu dan sayur sop.
"Saat itu masak seberapa pun banyaknya tidak cukup. Sayurnya asal cemplung. Sop yang penting airnya banyak atau sayurnya yang banyak," kenang Puan.
Tak terasa, kini sudah 24 tahun berlalu sejak peristiwa Reformasi yang berhasil melengserkan Soeharto. Politisi PDI-P ini pun menilai Reformasi telah menjadi bagian penting bukan hanya bagi karier politiknya, tapi juga sebagai bagian dari sejarah bangsa ini. "Kemenangan Reformasi membawa perubahan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang merdeka sesuai harapan Bung Karno, yang akhirnya membuat bangsa ini lebih maju dari sebelumnya," kata Puan.
Puan pun berpesan agar generasi muda mesti terus menjaga semangat Reformasi. Puan tak menampik saat ini masih ada sejumlah masalah yang menjadi ancaman bagi Reformasi, mulai dari disintegrasi, korupsi, hingga sosial ekonomi. "Namun adalah tugas kita bersama untuk menjaga api Reformasi tetap menyala," kata Puan.
Lihat Juga: Pendidikan Prof Ichlasul Amal yang Meninggal Dunia Hari Ini, Pernah Berorasi saat Reformasi 1998
(cip)
tulis komentar anda