THR dan Gaji 13 Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Senin, 18 April 2022 - 07:31 WIB
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan RI
Pandemi belum sepenuhnya berakhir, namun kini ekonomi diuji dengan volatilitas pasar keuangan yang meningkat seiring eksalasi perang Rusia dan Ukraina . Pemulihan ekonomi masih terus diupayakan, meski Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melihat perbaikan ekonomi global akan mengalami tekanan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.
Perang antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari 2022 telah memberikan tekanan terhadap pemulihan ekonomi global akibat pandemi. Perang tersebut juga menciptakan tantangan bagi normalisasi kebijakan moneter di negara-negara maju yang menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Selain itu, konflik antara kedua negara tersebut juga telah memicu kenaikan harga-harga komoditas global secara signifikan, terutama pada komoditas energi, pangan, dan logam yang berdampak pada meningkatnya inflasi global. Meski demikian, hingga kini stabilitas keuangan Indonesia berada di kondisi normal.
Pemerintah masih optimistis bahwa kinerja perekonomian dapat terus membaik dan diproyeksikan mampu tumbuh hingga 5,2% pada 2022. Berkaca dari sisi laju pemulihan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2021 berhasil melampaui level periode pra-pandemi. Hal tersebut patut dicatat, mengingat masih banyak perekonomian yang belum mampu kembali ke kapasitas sebelum pandemi, seperti Filipina, Meksiko, Jerman, Prancis, dan Italia.
Karena itu, pemerintah optimistis menetapkan pertumbuhan ekonomi pada rentang 5,2-5,8% pada 2022 sebagai dasar menyusunan rancangan APBN (RAPBN). Pertumbuhan ekonomi tersebut akan diupayakan dari sisi pengeluaran dan sisi produksi.
Dorong Konsumsi untuk Pertumbuhan
Staf Khusus Menteri Keuangan RI
Pandemi belum sepenuhnya berakhir, namun kini ekonomi diuji dengan volatilitas pasar keuangan yang meningkat seiring eksalasi perang Rusia dan Ukraina . Pemulihan ekonomi masih terus diupayakan, meski Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melihat perbaikan ekonomi global akan mengalami tekanan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.
Perang antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari 2022 telah memberikan tekanan terhadap pemulihan ekonomi global akibat pandemi. Perang tersebut juga menciptakan tantangan bagi normalisasi kebijakan moneter di negara-negara maju yang menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Selain itu, konflik antara kedua negara tersebut juga telah memicu kenaikan harga-harga komoditas global secara signifikan, terutama pada komoditas energi, pangan, dan logam yang berdampak pada meningkatnya inflasi global. Meski demikian, hingga kini stabilitas keuangan Indonesia berada di kondisi normal.
Pemerintah masih optimistis bahwa kinerja perekonomian dapat terus membaik dan diproyeksikan mampu tumbuh hingga 5,2% pada 2022. Berkaca dari sisi laju pemulihan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2021 berhasil melampaui level periode pra-pandemi. Hal tersebut patut dicatat, mengingat masih banyak perekonomian yang belum mampu kembali ke kapasitas sebelum pandemi, seperti Filipina, Meksiko, Jerman, Prancis, dan Italia.
Karena itu, pemerintah optimistis menetapkan pertumbuhan ekonomi pada rentang 5,2-5,8% pada 2022 sebagai dasar menyusunan rancangan APBN (RAPBN). Pertumbuhan ekonomi tersebut akan diupayakan dari sisi pengeluaran dan sisi produksi.
Dorong Konsumsi untuk Pertumbuhan
tulis komentar anda