Gunung Semeru Masih Meletus 605 Kali, PVBG Minta Radius 5 Km Disterilkan
Kamis, 14 April 2022 - 10:34 WIB
JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat intensitas letusan Gunung Semeru masih tinggi. Selama sepekan yaitu periode 6-12 April 2022, gunung api di Lumajang, Jawa Timur, itu mengalami 605 kali letusan.
“605 letusan, 2 vulkanik dalam, 21 tektonik jauh, 2 guguran, 29 hembusan, 3 harmonik, dan 3 getaran banjir,” tulis PVMBG dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (14/4/2022).
Sementara saat ini, PVMBG melaporkan Gunung api terlihat jelas. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah, angin lemah ke arah selatan.
PVMBG juga mencatat erupsi masih terjadi, tinggi kolom erupsi maksimal 1.000 meter. Terjadi guguran lava pijar, namun secara visual jarak dan arah luncuran tidak teramati. “Tipe bahaya yakni lontaran material pijar, guguran lava, awan panas guguran dan aliran lahar.”
Oleh karena itu, PVMBG meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian, tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Dan tetap mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
“605 letusan, 2 vulkanik dalam, 21 tektonik jauh, 2 guguran, 29 hembusan, 3 harmonik, dan 3 getaran banjir,” tulis PVMBG dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (14/4/2022).
Sementara saat ini, PVMBG melaporkan Gunung api terlihat jelas. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah, angin lemah ke arah selatan.
PVMBG juga mencatat erupsi masih terjadi, tinggi kolom erupsi maksimal 1.000 meter. Terjadi guguran lava pijar, namun secara visual jarak dan arah luncuran tidak teramati. “Tipe bahaya yakni lontaran material pijar, guguran lava, awan panas guguran dan aliran lahar.”
Oleh karena itu, PVMBG meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian, tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Dan tetap mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(muh)
tulis komentar anda