Pengasuh Pesantren dan Tokoh Masyarakat se-Pulau Bawean Deklarasikan Gus Muhaimin Presiden 2024
Selasa, 29 Maret 2022 - 17:59 WIB
JAKARTA - Para pengasuh pondok pesantren (ponpes) dan tokoh masyarakat se-Pulau Bawean, Gresik mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) sebagai Presiden 2024 . Deklarasi dukungan itu disampaikan di sela kegiatan Silaturahim Pengasuh Pondok Pesantren dan Tokoh Masyarakat se-Pulau Bawean di Pondok Pesantren Mambaul Falah, Bawean, Gresik, Jawa Timur, Jumat (25/3/2022).
"Bismillahirahmanirahim. Dengan memohon rahmat dan pertolongan Allah SWT, kami para pengasuh pondok pesantren dan tokoh masyarakat se Pulau Bawean mendeklarasi diri dan mendukung penuh Gus Muhaimin Iskandar sebagai presiden RI Tahun 2024. Kami memohon kepada Allah dan ridhaNya," bunyi deklarasi yang disampaikan secara bersama-sama para pengasuh pondok pesantren dan tokoh masyarakat se-Pulau Bawean dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (29/3/2022).
Rois Syuriyah PCNU Bawean KH Zubaidi Humaili mengatakan, harus ada kalangan santri yang bisa melanjutkan perjuangan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid. "Dulu ada Gus Dur yang menjadi presiden, sekarang harus ada santri yang melanjutkan. Makanya kita dukung Gus Muhaimin sebagai Presiden 2024," tuturnya.
Baca juga: Kunjungi Malang, Gus Muhaimin Dapat Dukungan Ribuan Perempuan NU di Pilpres 2024
Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid yang hadir dalam deklarasi tersebut menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari para pengasuh pondok pesantren dan tokoh masyarakat agar Gus Muhaimin bisa menjadi Presiden 2024.
"Saya mewakili Gus Muhaimin menyampaikan terima kasih, dan dukungan ini akan saya sampaikan langsung kepada beliau. Ini sangat berarti bagi kami dalam perjuangan di jalur politik dengan menjadikan Gus Muhaimin sebagai Presiden 2024,” ujar Gus Jazil.
Menurutnya, peran santri dan kiai dalam berdirinya bangsa ini tidak boleh diragukan. Indonesia berdiri atas peran dan jasa kalangan pesantren. Bahkan, sejak sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir, pesantren lebih dulu hadir dalam pembangunan bangsa.
"Pantas ketika Indonesia memroklamirkan kemerdekaan yang mengusung konsep kebangsaan mayoritas para kiai. Cuma setelah merdeka, posisi para kiai dan santri yang berjuang, justru ditinggalkan, utamanya di awal-awal periode kemerdekaan," katanya.
"Bismillahirahmanirahim. Dengan memohon rahmat dan pertolongan Allah SWT, kami para pengasuh pondok pesantren dan tokoh masyarakat se Pulau Bawean mendeklarasi diri dan mendukung penuh Gus Muhaimin Iskandar sebagai presiden RI Tahun 2024. Kami memohon kepada Allah dan ridhaNya," bunyi deklarasi yang disampaikan secara bersama-sama para pengasuh pondok pesantren dan tokoh masyarakat se-Pulau Bawean dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (29/3/2022).
Rois Syuriyah PCNU Bawean KH Zubaidi Humaili mengatakan, harus ada kalangan santri yang bisa melanjutkan perjuangan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid. "Dulu ada Gus Dur yang menjadi presiden, sekarang harus ada santri yang melanjutkan. Makanya kita dukung Gus Muhaimin sebagai Presiden 2024," tuturnya.
Baca juga: Kunjungi Malang, Gus Muhaimin Dapat Dukungan Ribuan Perempuan NU di Pilpres 2024
Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid yang hadir dalam deklarasi tersebut menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari para pengasuh pondok pesantren dan tokoh masyarakat agar Gus Muhaimin bisa menjadi Presiden 2024.
"Saya mewakili Gus Muhaimin menyampaikan terima kasih, dan dukungan ini akan saya sampaikan langsung kepada beliau. Ini sangat berarti bagi kami dalam perjuangan di jalur politik dengan menjadikan Gus Muhaimin sebagai Presiden 2024,” ujar Gus Jazil.
Menurutnya, peran santri dan kiai dalam berdirinya bangsa ini tidak boleh diragukan. Indonesia berdiri atas peran dan jasa kalangan pesantren. Bahkan, sejak sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir, pesantren lebih dulu hadir dalam pembangunan bangsa.
"Pantas ketika Indonesia memroklamirkan kemerdekaan yang mengusung konsep kebangsaan mayoritas para kiai. Cuma setelah merdeka, posisi para kiai dan santri yang berjuang, justru ditinggalkan, utamanya di awal-awal periode kemerdekaan," katanya.
tulis komentar anda