Wapres: Kemampuan Bertahan Cadangan Pangan Indonesia Hanya 21 Hari
Selasa, 22 Maret 2022 - 17:20 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden ( Wapres ) Ma'ruf Amin mengungkapkan kemampuan bertahan cadangan pangan Indonesia pada 2020 hanya sekitar 21 hari. Perhitungan ini berdasarkan data dari Departemen Pangan Amerika Serikat.
"Kilas balik data ketahanan pangan menyebutkan bahwa kemampuan bertahan cadangan pangan Indonesia pada tahun 2020 hanya sekitar 21 hari. Jadi sebenarnya kita cuma bisa mampu bertahan 21 hari. Kalau tidak ada supply," kata Wapres dalam sambutannya pada digitalisasi pertanian di Pondok Pesantren, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/3/2022).
Wapres mengatakan, angka tersebut merupakan hasil kalkulasi dari 1,7 juta ton cadangan besar untuk 271 juta penduduk. Hanya sedikit berbeda dengan Vietnam yang ketahanan pangannya 23 hari. Cadangan pangan Indonesia berada jauh di bawah Thailand mampu bertahan hingga 143 hari.
"Ini main hari semua ini. India 151 hari, dan China itu agak lama 681 hari, Amerika 1.068 hari. Ini data dari Departemen pangan Amerika Serikat," ujarnya.
Karena itu, pemerintah sangat serius menggarap urusan pangan, termasuk mengalokasikan sekitar 76,9 triliun pada 2022 untuk memperkuat ketahanan pangan. Mulai dari peningkatan keterjangkauan dan ketercukupan produktivitas, pendapatan petani atau nelayan, diversifikasi pangan, perbaikan iklim usaha, daya saing hingga penguatan sistem pangan berkelanjutan.
Di samping itu, Wapres juga mengungkapkan bahwa sektor pertanian sangat penting kontribusinya yang konsisten terhadap pertumbuhan ekonomi. Terutama selama pademi
Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah merilis data ekonomi Indonesia yang tercatat tumbuh sebesar 3,69% pada 2021 dibanding dengan 2020. "Walaupun kontribusi pertanian terhadap PDB ini cukup besar tapi sektor ini masih menanggung beban cukup berat, terutama akibat besarnya jumlah tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja pertanian itu besar," katanya.
Wapres juga mengungkapkan bahwa hampir separuh rumah tangga miskin di Indonesia menggantungkan sektor pertanian. "Makanya bener kata Pak (Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki), ngurusi ini, ini pahalanya gede, banyak orang miskinnya. Berdasarkan sumber penghasilan utama jumlahnya sekitar 46,3% rumah tangga pada 2020, ini menurut juga data dari BPS," katanya.
"Kilas balik data ketahanan pangan menyebutkan bahwa kemampuan bertahan cadangan pangan Indonesia pada tahun 2020 hanya sekitar 21 hari. Jadi sebenarnya kita cuma bisa mampu bertahan 21 hari. Kalau tidak ada supply," kata Wapres dalam sambutannya pada digitalisasi pertanian di Pondok Pesantren, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/3/2022).
Wapres mengatakan, angka tersebut merupakan hasil kalkulasi dari 1,7 juta ton cadangan besar untuk 271 juta penduduk. Hanya sedikit berbeda dengan Vietnam yang ketahanan pangannya 23 hari. Cadangan pangan Indonesia berada jauh di bawah Thailand mampu bertahan hingga 143 hari.
"Ini main hari semua ini. India 151 hari, dan China itu agak lama 681 hari, Amerika 1.068 hari. Ini data dari Departemen pangan Amerika Serikat," ujarnya.
Karena itu, pemerintah sangat serius menggarap urusan pangan, termasuk mengalokasikan sekitar 76,9 triliun pada 2022 untuk memperkuat ketahanan pangan. Mulai dari peningkatan keterjangkauan dan ketercukupan produktivitas, pendapatan petani atau nelayan, diversifikasi pangan, perbaikan iklim usaha, daya saing hingga penguatan sistem pangan berkelanjutan.
Di samping itu, Wapres juga mengungkapkan bahwa sektor pertanian sangat penting kontribusinya yang konsisten terhadap pertumbuhan ekonomi. Terutama selama pademi
Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah merilis data ekonomi Indonesia yang tercatat tumbuh sebesar 3,69% pada 2021 dibanding dengan 2020. "Walaupun kontribusi pertanian terhadap PDB ini cukup besar tapi sektor ini masih menanggung beban cukup berat, terutama akibat besarnya jumlah tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja pertanian itu besar," katanya.
Wapres juga mengungkapkan bahwa hampir separuh rumah tangga miskin di Indonesia menggantungkan sektor pertanian. "Makanya bener kata Pak (Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki), ngurusi ini, ini pahalanya gede, banyak orang miskinnya. Berdasarkan sumber penghasilan utama jumlahnya sekitar 46,3% rumah tangga pada 2020, ini menurut juga data dari BPS," katanya.
(abd)
tulis komentar anda