Digitalisasi Pemilu, Waketum Perindo: Suatu Saat Pasti Terjadi
Selasa, 15 Maret 2022 - 20:38 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) Ferry Kurnia Rizkiyansyah menilai, upaya digitalisasi dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) bisa saja terjadi. Namun, ia mengingatkan hal itu perlu ditelaah secara mendalam.
Ferry mengatakan, Indonesia sebenarnya sudah berproses terkait digitalisasi pemilu sejak 2004 hingga 2019. Namun, jika tiba-tiba harus mengubah sistem pemilihan menjadi e-voting perlu upaya yang keras dan mendalam.
"Kemarin itu sudah menggunakan teknologi pemilu. Ada teknologi buat kompetisi, ada teknologi buat administrasi. Cuma untuk beralih dari surat suara menjadi e-voting misalnya, itu butuh upaya yang besar," kata Ferry dalam acara Podcast Aksi Nyata, Selasa (15/3/2022).
Menurut Ferry, upaya digitalisasi pemilihan perlu banyak aspek yang harus ditelaah, dari mulai culture, teknologi hingga sosio politik di masyarakat. "Kita harus melihat soal hukumnya, kita harus melihat soal culture politiknya, sosio politiknya, kita harus melihat teknologinya yang digunakan," ucapnya.
Selain itu, banyak lagi terkait hal-hal mendasar, seperti infrastruktur. Ia menilai masih banyak warga Indonesia yang sulit akses listrik dan internet, sehingga akan berdampak pada pemilu.
"Itu yang sangat mendasar, apalagi tidak ditunjang dengan teknologi yang jelas, listriknya nggak ada misalnya, itu kan problem juga. Itu harus dikaji lagi," ucap Ferry.
Namun demikian, Ferry Optimistis digitalisasi Pemilu dapat digulirkan di Indonesia dengan proses yang bertahap. Bagi Ferry yang terpenting dalam suksesnya pemilu adalah kepercayaan dari masyarakat.
Baca juga: Menimbang E-Voting dan Pengawasan Pemilu 2024
Ferry mengatakan, Indonesia sebenarnya sudah berproses terkait digitalisasi pemilu sejak 2004 hingga 2019. Namun, jika tiba-tiba harus mengubah sistem pemilihan menjadi e-voting perlu upaya yang keras dan mendalam.
"Kemarin itu sudah menggunakan teknologi pemilu. Ada teknologi buat kompetisi, ada teknologi buat administrasi. Cuma untuk beralih dari surat suara menjadi e-voting misalnya, itu butuh upaya yang besar," kata Ferry dalam acara Podcast Aksi Nyata, Selasa (15/3/2022).
Menurut Ferry, upaya digitalisasi pemilihan perlu banyak aspek yang harus ditelaah, dari mulai culture, teknologi hingga sosio politik di masyarakat. "Kita harus melihat soal hukumnya, kita harus melihat soal culture politiknya, sosio politiknya, kita harus melihat teknologinya yang digunakan," ucapnya.
Selain itu, banyak lagi terkait hal-hal mendasar, seperti infrastruktur. Ia menilai masih banyak warga Indonesia yang sulit akses listrik dan internet, sehingga akan berdampak pada pemilu.
"Itu yang sangat mendasar, apalagi tidak ditunjang dengan teknologi yang jelas, listriknya nggak ada misalnya, itu kan problem juga. Itu harus dikaji lagi," ucap Ferry.
Namun demikian, Ferry Optimistis digitalisasi Pemilu dapat digulirkan di Indonesia dengan proses yang bertahap. Bagi Ferry yang terpenting dalam suksesnya pemilu adalah kepercayaan dari masyarakat.
Baca juga: Menimbang E-Voting dan Pengawasan Pemilu 2024
tulis komentar anda