Epidemiolog Ungkap Syarat Pandemi Covid-19 Menjadi Endemi
Sabtu, 12 Maret 2022 - 21:54 WIB
JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono mengatakan, ada syarat yang harus dipenuhi Indonesia jika hendak beralih dari status pandemi Covid-19 ke endemi. Pemerintah harus memastikan capaian vaksinasi masyarakat sebesar 100%.
"Situasi pandemi Covid-19 saat ini masih terjadi. Penularan masih ada, apakah tinggi atau rendah sulit diketahui kalau testingnya masih terbatas. Tapi Omicron ini penularan sangat tinggi. Kita lihat di Jawa dan Bali semua kasus terkonfirmasi sudah menurun," kata Pandu Riono dalam Diskusi Webminar Polemik MNC Trijaya dengan tajuk 'Bersiap Hidup Di Era Endemi', Sabtu (12/3/2022).
Ia melihat rendahnya angka kasus Covid-19 di varian Omicron disebabkan imunitas masyarakat sudah cukup besar. "Angka dirawat di rumah sakit dan meninggal jauh lebih rendah dibandingkan varian Covid-19 Delta. Kenapa bisa seperti itu, karena sebagian besar penduduk pernah terinfeksi, sehingga memiliki imunitas tinggi, membentuk antibodi, dan vaksinasi sudah dilakukan sebagian besar penduduk," ujarnya.
Menurut Pandu Riono, semestinya pemerintah menetapkan target vaksinasi Covid-19 sebesar 100%, bukan 70%-90%. "Target vaksinasi harusnya 100 persen. Jangan ada 30%yang tertinggal. Survei November dan Desember, 90% penduduk Indonesia sudah imun sebagian besar di Jabodetabek paling tinggi, ini karena kombinasi pernah terinfeksi dan vaksinasi," katanya.
Pandu mengungkapkan masih ada 15% masyarakat Indonesia yang belum terinfeksi dan belum mendapatkan vaksinasi. Hal ini berbahaya karena mereka rentan terinfeksi. Mereka adalah kelompok lansia dan komorbid yang masih naif, masih blank, tidak punya senjata imunitas. "Kita masih akan melihat kematian, yang disebabkan komorbid kronis seperti gagal ginjal, jantung, kanker, dsb serta lansia," ujarnya.
Pengendalian pandemi Covid-19, saat ini baru sebagian, sehingga masih berisiko jika ada varian baru Covid-19. Seperti Inggris yang membebaskan protokol kesehatan, saat ini kasus Covid-19 kembali tinggi. Hong Kong, China, kasus Covid-19 juga naik karena anak Omicron, BA2.
Baca juga: Pandemi vs Endemi
"BA1-BA3, anaknya Omicron. Ini kita menghadapi virus yang terus berevolusi dan tidak bisa diprediksi. Ada faktor X, di mana manusia memiliki keterbatasan. Oleh sebab itu imunitas menjadi penting. Kalau toh ada varian baru dan penularan baru, masyarakat dapat terminimalisir gejala berat dan meninggal," ujarnya.
"Situasi pandemi Covid-19 saat ini masih terjadi. Penularan masih ada, apakah tinggi atau rendah sulit diketahui kalau testingnya masih terbatas. Tapi Omicron ini penularan sangat tinggi. Kita lihat di Jawa dan Bali semua kasus terkonfirmasi sudah menurun," kata Pandu Riono dalam Diskusi Webminar Polemik MNC Trijaya dengan tajuk 'Bersiap Hidup Di Era Endemi', Sabtu (12/3/2022).
Ia melihat rendahnya angka kasus Covid-19 di varian Omicron disebabkan imunitas masyarakat sudah cukup besar. "Angka dirawat di rumah sakit dan meninggal jauh lebih rendah dibandingkan varian Covid-19 Delta. Kenapa bisa seperti itu, karena sebagian besar penduduk pernah terinfeksi, sehingga memiliki imunitas tinggi, membentuk antibodi, dan vaksinasi sudah dilakukan sebagian besar penduduk," ujarnya.
Menurut Pandu Riono, semestinya pemerintah menetapkan target vaksinasi Covid-19 sebesar 100%, bukan 70%-90%. "Target vaksinasi harusnya 100 persen. Jangan ada 30%yang tertinggal. Survei November dan Desember, 90% penduduk Indonesia sudah imun sebagian besar di Jabodetabek paling tinggi, ini karena kombinasi pernah terinfeksi dan vaksinasi," katanya.
Pandu mengungkapkan masih ada 15% masyarakat Indonesia yang belum terinfeksi dan belum mendapatkan vaksinasi. Hal ini berbahaya karena mereka rentan terinfeksi. Mereka adalah kelompok lansia dan komorbid yang masih naif, masih blank, tidak punya senjata imunitas. "Kita masih akan melihat kematian, yang disebabkan komorbid kronis seperti gagal ginjal, jantung, kanker, dsb serta lansia," ujarnya.
Pengendalian pandemi Covid-19, saat ini baru sebagian, sehingga masih berisiko jika ada varian baru Covid-19. Seperti Inggris yang membebaskan protokol kesehatan, saat ini kasus Covid-19 kembali tinggi. Hong Kong, China, kasus Covid-19 juga naik karena anak Omicron, BA2.
Baca juga: Pandemi vs Endemi
"BA1-BA3, anaknya Omicron. Ini kita menghadapi virus yang terus berevolusi dan tidak bisa diprediksi. Ada faktor X, di mana manusia memiliki keterbatasan. Oleh sebab itu imunitas menjadi penting. Kalau toh ada varian baru dan penularan baru, masyarakat dapat terminimalisir gejala berat dan meninggal," ujarnya.
(abd)
tulis komentar anda