Safari ke Pesantren di Banten, Syafruddin Ajak Bersatu Majukan Islam dan Indonesia
Sabtu, 05 Maret 2022 - 22:04 WIB
JAKARTA - Ketua Yayasan Indonesia Mengaji sekaligus Waketum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol (Purn) Syafruddin melakukan safari kunjungan ke pondok pesantren di Banten, Sabtu (5/3/2022).
Safari tersebut untuk memenuhi undangan dari Pondok Pesantren Darel Azhar di Rangkasbitung dalam rangka Milad ke-27. Selain itu, kunjungan juga dilakukan ke Pondok Pesantren Manahijussadat Lebak dan Pondok Pesantren Al-Mizan 2 di Pandeglang dan FSPP Banten. Dalam safari pesantren kali ini, Syafruddin didampingi oleh Wakil Sekjen DMI Ustadz Anizar Masyhadi dan Ketua Program DMI Buyung Wijaya.
Kunjungan dan pertemuan-pertemuan tersebut dihadiri oleh para kiai dan ulama pengasuh pondok pesantren salafiyah dan modern di Banten yang tergabung dalam Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP). Di Banten, Syafruddin didaulat menjadi Jenderalnya para Kiai dan Pesantren. Hal ini tidak lepas dari kedekatan Syafruddin kepada para ulama dan pesantren.
Syafruddin menjelaskan pesantren adalah lembaga pendidikan otentik di Indonesia, pesantren lahir sebelum kemerdekaan Indonesia. Pesantren menurutnya adalah tempat belajar yang tepat bagi umat Islam di Indonesia, pesantren mengajarkan nilai-nilai Islam yang luhur dan akhlaqul karimah serta Islam yang moderat (wasatiyyat Islam).
Syafruddin menambahkan, di pesantren diajarkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari tentang bela negara, kebhinekaan dan hidup bersama serta saling menghormati. Syafruddin merasa senang dan bahagia dapat berjumpa dan bersilaturahim serta bertukar pikiran dengan para kiai di Banten.
Dihadapan para Kiai, Syafruddin menegaskan Islam melahirkan peradaban dunia dan pernah memimpin dunia selama lebih dari 1.300 tahun. Dalalm kesempatan itu, Syafruddin juga mengimbau kepada seluruh kiai untuk bersatu padu, bahu membahu dan saling menguatkan dalam rangka memajukan umat Islam dan Bangsa Indonesia.
"Jika umat Islam yang dipelopori oleh para kiai bersatu, maka Islam di Indonesia akan menjadi kuat, diperhitungkan dan dapat merubah keadaan kepada yang lebih baik,” tegasnya.
Syafruddin menambahkan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia, jumlah yang besar ini harus diiringi dengan kwalitas yang baik. Syafruddin mengingatkan akan adanya bonus demografi, yaitu ledakan jumlah anak muda Indonesia pada tahun 2030. "Bonus demografi ini harus dikelola dengan baik untuk menuju Indonesia emas pada tahun 2045,” imbuhnya
Safari tersebut untuk memenuhi undangan dari Pondok Pesantren Darel Azhar di Rangkasbitung dalam rangka Milad ke-27. Selain itu, kunjungan juga dilakukan ke Pondok Pesantren Manahijussadat Lebak dan Pondok Pesantren Al-Mizan 2 di Pandeglang dan FSPP Banten. Dalam safari pesantren kali ini, Syafruddin didampingi oleh Wakil Sekjen DMI Ustadz Anizar Masyhadi dan Ketua Program DMI Buyung Wijaya.
Kunjungan dan pertemuan-pertemuan tersebut dihadiri oleh para kiai dan ulama pengasuh pondok pesantren salafiyah dan modern di Banten yang tergabung dalam Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP). Di Banten, Syafruddin didaulat menjadi Jenderalnya para Kiai dan Pesantren. Hal ini tidak lepas dari kedekatan Syafruddin kepada para ulama dan pesantren.
Syafruddin menjelaskan pesantren adalah lembaga pendidikan otentik di Indonesia, pesantren lahir sebelum kemerdekaan Indonesia. Pesantren menurutnya adalah tempat belajar yang tepat bagi umat Islam di Indonesia, pesantren mengajarkan nilai-nilai Islam yang luhur dan akhlaqul karimah serta Islam yang moderat (wasatiyyat Islam).
Syafruddin menambahkan, di pesantren diajarkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari tentang bela negara, kebhinekaan dan hidup bersama serta saling menghormati. Syafruddin merasa senang dan bahagia dapat berjumpa dan bersilaturahim serta bertukar pikiran dengan para kiai di Banten.
Baca Juga
Dihadapan para Kiai, Syafruddin menegaskan Islam melahirkan peradaban dunia dan pernah memimpin dunia selama lebih dari 1.300 tahun. Dalalm kesempatan itu, Syafruddin juga mengimbau kepada seluruh kiai untuk bersatu padu, bahu membahu dan saling menguatkan dalam rangka memajukan umat Islam dan Bangsa Indonesia.
"Jika umat Islam yang dipelopori oleh para kiai bersatu, maka Islam di Indonesia akan menjadi kuat, diperhitungkan dan dapat merubah keadaan kepada yang lebih baik,” tegasnya.
Syafruddin menambahkan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia, jumlah yang besar ini harus diiringi dengan kwalitas yang baik. Syafruddin mengingatkan akan adanya bonus demografi, yaitu ledakan jumlah anak muda Indonesia pada tahun 2030. "Bonus demografi ini harus dikelola dengan baik untuk menuju Indonesia emas pada tahun 2045,” imbuhnya
(cip)
tulis komentar anda