Peduli Kebutuhan Rakyat, Partai Perindo Optimistis Pemerintah Mampu Tahan Kenaikan Harga BBM
Senin, 28 Februari 2022 - 13:24 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Sosial, Yerry Tawalujan mengimbau pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sekalipun harga minyak dunia bergerak naik.
Dampak perang Rusia-Ukraina, kata Yerry, berakibat langsung pada naiknya harga minyak dunia. Harga minyak mentah jenis Brent mencatat rekor baru sejak 2014, melonjak ke level USD105 per barel pada Kamis (24/2/2022).
"Partai Perindo mengimbau pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM. Karena tanpa kenaikan saja harga-harga komoditas lain sudah melambung tinggi, apalagi kalau harga BBM naik, semua bahan pokok pasti terdampak dan ikut naik," ujar Yerry, Senin (28/2/2022).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, sejak tahun 2004 Indonesia masih bergantung pada impor BBM untuk kebutuhan dalam negeri.
Dari konsumsi BBM nasional 1,4 juta barel hingga 1,5 juta barel per hari, kemampuan produksi minyak Indonesia hanya mampu mencapai 700.000 sampai 800.000 barel per hari.
Kebutuhan ini masih mengalami defisit minimal 500.000 barel per hari yang harus diimpor. "Pemerintah perlu perbesar alokasi dana subsidi untuk BBM supaya tidak naik," pungkas Yerry.
Dampak perang Rusia-Ukraina, kata Yerry, berakibat langsung pada naiknya harga minyak dunia. Harga minyak mentah jenis Brent mencatat rekor baru sejak 2014, melonjak ke level USD105 per barel pada Kamis (24/2/2022).
"Partai Perindo mengimbau pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM. Karena tanpa kenaikan saja harga-harga komoditas lain sudah melambung tinggi, apalagi kalau harga BBM naik, semua bahan pokok pasti terdampak dan ikut naik," ujar Yerry, Senin (28/2/2022).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, sejak tahun 2004 Indonesia masih bergantung pada impor BBM untuk kebutuhan dalam negeri.
Dari konsumsi BBM nasional 1,4 juta barel hingga 1,5 juta barel per hari, kemampuan produksi minyak Indonesia hanya mampu mencapai 700.000 sampai 800.000 barel per hari.
Baca Juga
Kebutuhan ini masih mengalami defisit minimal 500.000 barel per hari yang harus diimpor. "Pemerintah perlu perbesar alokasi dana subsidi untuk BBM supaya tidak naik," pungkas Yerry.
(kri)
tulis komentar anda