Kurangi Risiko Penyakit TBC, STPI Memulai Kampanye Komunikasi Digital

Selasa, 22 Februari 2022 - 12:10 WIB
umlah orang Indonesia dengan gejala TBC yang diobati merosot tajam selama pandemi Covid-19. FOTO/IST
JAKARTA - Jumlah orang Indonesia dengan gejala TBC yang diobati merosot tajam selama pandemi Covid-19. Pada 2020, ditemukan sebanyak 384.025 kasus atau menurun 178.024 dibanding 2019. Padahal sekitar 8% angka kejadian TBC dunia berada di Indonesia.

Untuk mengurangi risiko berat dari penyakit Tuberkulosis, mengawali 2022 Stop TB Partnership Indonesia (STPI) memulai kampanye komunikasi digital. Kampanye digital ini selaras dengan program kampanye Temukan-Obati-Sampai-Sembuh (TOSS) TBC dari Kementerian Kesehatan. STPI menyelenggarakan kampanye #141CekTBC untuk meningkatkan pengetahuan, pandangan, dan sikap masyarakat Indonesia yang mengalami gejala TBC, terutama di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Tujuan utama dari kampanye ini adalah untuk mendorong kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah memeriksakan dirinya bila mempunyai gejala batuk terus-menerus selama 14 hari atau lebih ke fasilitas pelayanan kesehatan. Kesadaran yang rendah ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan TBC dan tentang lama pengobatan, stigma, serta pandangan bahwa seseorang bisa menerima pengobatan tanpa melakukan tes atau diagnosis terlebih dahulu.

Baca juga: Pasien Omicron Pertama di Sulsel Meninggal Dunia, Komorbid HIV dan TBC





"Selain Covid-19, kesehatan masyarakat Indonesia masih terbebani dengan penyakit menular seperti TBC yang sudah ada sejak lama. Upaya mempromosikan penyakit ini pun harus mengadopsi cara-cara baru untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa TBC masih ada di sekitar kita. TBC bukan batuk biasa, jika mengalami gejala batuk lebih dari 14 hari sudah waktunya mencari solusi dengan periksa ke dokter," kata Direktur Eksekutif STPI, Henry Diatmo dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (22/2/2022).

Kampanye ini didukung oleh deretan fitur yang bisa membantu masyarakat memahami tentang penyakit Tuberkulosis. Seperti fitur Chatbot yang bisa diakses dari website dan Whatsapp. Fitur ini bisa membantu masyarakat mendapatkan panduan identifikasi TBC sejak dini, mengetahui lokasi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan di layanan dengan fasilitas diagnosis, sampai berbicara langsung dengan dokter melalui rekanan e-health platform.

Fitur lainnya adalah fitur Pengingat 141CekTBC dimana fitur ini diharapkan bisa membantu masyarakat lebih cepat tanggap terhadap gejala Tuberkulosis dengan memasang pengingat tentang lamanya gejala batuk muncul hingga hari keempat belas.

Baca juga: Pemkab Pinrang Galakkan Penanggulangan TBC di Era Covid-19
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :